Sidikalang-Dairi
Pers : Aktifitas transaksi jual beli di pasar
Sidikalang pada rabu (18/6) berlangsung singkat. Pasar mulai sepi sejak
pukul 3 sore. Sabtu sebelumnya sedikit
lebih panjang transaksi yang terjadi .
Sejak pagi hingga pukul 5 sore. Rabu dan
Sabtu
merupakan hari pecan di ibukota Sidikalang. Pada hari-hari lainnya
praktis transaksi jual beli menurun
drastis. Ekonomi Dairi semakin payah meski dalam LKPJ Bupati Dairi diatas
kertas menyebutkan pertumbuhan ekonomi Dairi meningkat. Di dunia nyata
sesungguhnya tidak demikian.
Dairi Pers yang coba
mengkonfrimasikan ihwal perdagangan ini kepada dinas peridagkop Dairi justru
menemukan fakta tidak satupun catatan
atas konjungtur harga komoditi pertanian
rakyat yang menjadi catatan dinas tersebut. Sama sekali tidak ada catatan
perdagangan berkaitan dengan produksi rakyat. Data yang sebenarnya bisa
dijadikan sebagai rujukan dalam evaluasi masalah perekonomian dan perdagangan Dairi
Tak satupun catatan harga
atas komoditi petani di Dairi di dinas yang mengurusi perdagangan ini. Hal
serupa juga terjadi di bagian perekonomian pemkab Dairi. Tak satupun catatan
konjungtur harga komoditi hasil panen rakyat Dairi.
Ketiadaan data di dua
unit yang mengurusi perekonomian dan perdagangan sebagai salah satu indicator
kesejahteraan rakyat itu membuat kondisi
perekonomian Dairi yang ada hanya berdasar fakta lapangan saja.
Sejak awal Januari 2014 hingga pertengahan Juni 2014 sangat terasa
sulitnya perekonomian pada masayarakat bawah di Dairi. Bulan mei petani cabai kandas karena harga cabai hanya
Rp. 3.000/Kg. Petani memilih tidak
memanen cabainya karena harga penjualan paling Rp. 1000 s/d 2000 per Kg. hal
itu diikuti petani hortikultura yang juga mengalami gilasan. Sementara itu
petani Dairi yang banyak membudidayakan kopi harga penjulan bertahan di level
harga normal.
A Sihombing penarik becak bermotor yang sering mangkal disimpang
empat saat diwawancarai Dairi Pers mengakui pendapatan berkurang. Pendapatan
drastic menurun pada akhir mei hingga pertengahan Juni 2014. Diuakui biasanya
penghasilan kotor per hari mencapai Rp. 100.000 namun sejak mei paling
dikisaran Rp. 50.000 s/d 60. 000.
Terkadang jumlahnya dibawah Rp. 50.000.
Panjaitan distributor telor burung puyuh mengakui daya serap pasar
menurun. Harga telor puyuh yang bisanya Rp. 300 per butir kini diobral juga
dengan harga Rp. 260 per butir juga sulit terpasarkan. Permintaan telur di
pasar Sidikalang jauh menurun.
Sementara itu dari toko penjual alat-alat elektronik mengakui
penjualan alat-alat elektronik jauh berkurang sejak awal Februari. Transaksi
penjualan mulai terejadi awal Juni namun
untuk permintaan saluran tv berlangganan berkaitan dengan Piala dunia 2014. Praktis
penjulan mesin cuci, kulkas dan televise jauh menurun.
Sales penjual alat-alat rumah tangga merk Tajima selasa (17/6)
saat mengelar demo di dinas kesehatan Dairi mengakui angka penjualan menurun
drastic. Demo yang dilakukan tidak diikuti dengan transaksi penjualan. Meski
terjadi transaksi pembeli meminta cara kredit. Pemasaran alat-alat rumah tangga
seperti alat dapur modern itu tidak
sesuai dengan target penjulan mereka.
Sementara itu toko penjual
alat Bangunan Marsada yang berada di pusat Kota Sidikalang mengakui pesanan
untuk alat-alat bangunan juga berkurang . Meski terjadi transaksi namun hanya
untuk partai kecil. Namun pasaribu pemilik toko alat bangunan itu mengakui
biasanya pada bulan bulan maret hingga agustus penjualan menurun. Namun tahun
2014 ini transaksi penjulan jauh berkurang pada periode yang sama disbanding tahun sebelumnya .
Sedang Pemilik toko pupuk dan penjualan bahan-bahan pertanian di
simpang salak Sidikalang mengakui penjualan normal meski mengakui ada tren petani beralih ke
merek pupuk dan kelengkapan pertanian yang lebih murah.
Berbagai alasan masyarakat yang muncul dan berhasil dikutip Dairi
Pers menyebutkan kalau bulan Juni hingga agustus biasanya ekonomi sedikit sulit karena masa persiapan
masuk sekolah dan melanjutkan sekolah. Orang tua memilih mengirit perbelanjaan
untuk kepetingan anak sekolah. Disisi lain diakui kalau harga jual panen rakyat
terus anjlok dan tidak menentu.
Menurunnya daya beli dan
perekonomian Dairi sepertinya sangat berhubungan dengan harga jual pertanian
rakyat yang menurun. Hingga kini belum ada upaya pemerintah untuk mendapatkan
jaringan pemasaran hasil pertanian petani Dairi sehingga konjungtur harga panen
rakyat masih dikendalikan oleh Pasar. (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar