Rabu, 25 Juni 2014

Ekonomi Dairi Semakin Sulit



Sidikalang-Dairi Pers : Aktifitas transaksi jual beli di pasar  Sidikalang pada rabu (18/6) berlangsung singkat. Pasar mulai sepi sejak pukul 3 sore.  Sabtu sebelumnya sedikit lebih panjang transaksi yang  terjadi . Sejak pagi hingga pukul 5 sore.  Rabu dan Sabtu
merupakan hari pecan di ibukota Sidikalang. Pada hari-hari lainnya praktis  transaksi jual beli menurun drastis. Ekonomi Dairi semakin payah meski dalam LKPJ Bupati Dairi diatas kertas menyebutkan pertumbuhan ekonomi Dairi meningkat. Di dunia nyata sesungguhnya tidak demikian.
    Dairi Pers yang coba mengkonfrimasikan ihwal perdagangan ini kepada dinas peridagkop Dairi justru menemukan fakta  tidak satupun catatan atas  konjungtur harga komoditi pertanian rakyat yang menjadi catatan dinas tersebut. Sama sekali tidak ada catatan perdagangan berkaitan dengan produksi rakyat. Data yang sebenarnya bisa dijadikan sebagai rujukan dalam evaluasi masalah perekonomian  dan perdagangan Dairi
    Tak satupun catatan harga atas komoditi petani di Dairi di dinas yang mengurusi perdagangan ini. Hal serupa juga terjadi di bagian perekonomian pemkab Dairi. Tak satupun catatan konjungtur harga komoditi hasil panen rakyat Dairi.
    Ketiadaan data di dua unit yang mengurusi perekonomian dan perdagangan sebagai salah satu indicator kesejahteraan  rakyat itu membuat kondisi perekonomian Dairi yang ada hanya berdasar fakta lapangan saja.
Sejak awal Januari 2014 hingga pertengahan Juni 2014 sangat terasa sulitnya perekonomian pada masayarakat bawah di Dairi. Bulan mei  petani cabai kandas karena harga cabai hanya Rp. 3.000/Kg.  Petani memilih tidak memanen cabainya karena harga penjualan paling Rp. 1000 s/d 2000 per Kg. hal itu diikuti petani hortikultura yang juga mengalami gilasan. Sementara itu petani Dairi yang banyak membudidayakan kopi harga penjulan bertahan di level harga normal.
A Sihombing penarik becak bermotor yang sering mangkal disimpang empat saat diwawancarai Dairi Pers mengakui pendapatan berkurang. Pendapatan drastic menurun pada akhir mei hingga pertengahan Juni 2014. Diuakui biasanya penghasilan kotor per hari mencapai Rp. 100.000 namun sejak mei paling dikisaran Rp. 50.000 s/d 60. 000.  Terkadang jumlahnya dibawah Rp. 50.000.
Panjaitan distributor telor burung puyuh mengakui daya serap pasar menurun. Harga telor puyuh yang bisanya Rp. 300 per butir kini diobral juga dengan harga Rp. 260 per butir juga sulit terpasarkan. Permintaan telur di pasar  Sidikalang jauh menurun.
Sementara itu dari toko penjual alat-alat elektronik mengakui penjualan alat-alat elektronik jauh berkurang sejak awal Februari. Transaksi penjualan mulai terejadi  awal Juni namun untuk permintaan saluran tv berlangganan berkaitan dengan Piala dunia 2014. Praktis penjulan mesin cuci, kulkas dan televise jauh menurun.
Sales penjual alat-alat rumah tangga merk Tajima selasa (17/6) saat mengelar demo di dinas kesehatan Dairi mengakui angka penjualan menurun drastic. Demo yang dilakukan tidak diikuti dengan transaksi penjualan. Meski terjadi transaksi pembeli meminta cara kredit. Pemasaran alat-alat rumah tangga seperti alat dapur modern  itu tidak sesuai dengan target penjulan mereka.
Sementara itu toko  penjual alat Bangunan Marsada yang berada di pusat Kota Sidikalang mengakui pesanan untuk alat-alat bangunan juga berkurang . Meski terjadi transaksi namun hanya untuk partai kecil. Namun pasaribu pemilik toko alat bangunan itu mengakui biasanya pada bulan bulan maret hingga agustus penjualan menurun. Namun tahun 2014 ini transaksi penjulan jauh berkurang pada periode  yang sama disbanding tahun sebelumnya .
Sedang Pemilik toko pupuk dan penjualan bahan-bahan pertanian di simpang salak Sidikalang mengakui penjualan normal  meski mengakui ada tren petani beralih ke merek pupuk dan kelengkapan pertanian yang lebih murah.
Berbagai alasan masyarakat yang muncul dan berhasil dikutip Dairi Pers menyebutkan kalau bulan Juni hingga agustus biasanya  ekonomi sedikit sulit karena masa persiapan masuk sekolah dan melanjutkan sekolah. Orang tua memilih mengirit perbelanjaan untuk kepetingan anak sekolah. Disisi lain diakui kalau harga jual panen rakyat terus anjlok dan tidak menentu.
Menurunnya daya  beli dan perekonomian Dairi sepertinya sangat berhubungan dengan harga jual pertanian rakyat yang menurun. Hingga kini belum ada upaya pemerintah untuk mendapatkan jaringan pemasaran hasil pertanian petani Dairi sehingga konjungtur harga panen rakyat masih dikendalikan oleh Pasar. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar