Pakpak
B- Dairi Pers : Saling klaim atas
organisasi marga kabeaken di Dusun Lae Meam Desa Surung Mersada Kecamatan
Kerajaan , Pakpak Bharat di duga kuat
penyebab awal bentrok intern marga tersebut senin (11/8) . sekitar 10 orang
menderita luka akibat peristiwa ini . Namun
aparat Kodim
0206 Dairi dan Polres Pakpak Bharat berhasil meredam
perkelahian itu tidak meluas.
Data
yang diperoleh Dairi pers peristiwa naas
itu bermula dalam Acara peresmian Sulang
Silima Marga Kabeaken Keturunan Ratte Batu Surung Lae Meam di Dusun Lae Meam
Desa Surung Mersada Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat . Setahu
bagaimana terjadi perkelahian yang melibatkan komunitas intern satu marga tersebut.
Pertengkaran
berujung perkelahian itu disebutkan menggunakan senjata tajam dan balok kayu .
Bahuno Kabeaken (47) terluka di kening akibat pukulan kayu, sedang tangannya
tersayat pisau. Sunaryo Kabeaken
menjelaskan pihaknya bersama Abdul
Kabeakan dan Darno mendatangi pesta sulang silima Kabeaken yang digelar .
Mereka mempertanyakan isi acara namun mereka malah mendapatkan perlawanan. ketiganya langsung dikeroyok hingga
terkapar. Diperkirakan sedikitnya 10 orang menjadi korban dalam peristiwa
intern marga tersebut.Di antaranya Rahmudin Kebeaken, Kasmin Kabeaken, Jamilah
Solin, Sahria Kabeaken.
Salah
satu sumber menyebutkan ketegangan di
internal penduduk itu sudah berlangsung lama. Bahkan, di zaman penjajahan
Belanda pernah ribut. Ketidak harmonisan
itu dilatarbelakangi sikap untuk mempertahankan pengurus Sulang Silima
Marga Kabeaken.
Kelembagaan versi Ketua Nengke Kabeaken dan Sekretaris
Kasim Kabeaken telah dilantik tahun
2013. Sementara, pelaksanaan pesta sulang silima Kabeakan senin (11/8) juga marga Kabeaken tetapi bukan termasuk silsilah
Ratte Batu. Keberadaan marga dimaksud di Tanah Pakpak itu terkait nenek moyang
mereka mempersunting perempuan atau disebut beru Berutu. Marga Berutu berposisi
kula-kula dan pada seremoni terdahulu telah menerima penghormatan.
Sementara
itu Jepri Kabeakan unsur pelaksana syukuran mengatakan, kegiatan langsung
terhenti setelah 10 orang datang membubarkan acara. Sehingga pertengkaran tidak
dapat dielakkan.
Dandim 0206 Dairi Letkol Arh Rahmady Barungsinang dan
Wakapolres Pakpak Bharat Kompol Titus Sianturi bersama para kepala satuan
segera turun ke lapangan guna memulihkan situasi. Wakapolres menyebutkan
ada dualisme kepengurusan sulang silima dan masing-masing merasa legal.
Menurutnya, korban luka tercatat 6 orang. Kedua kubu diharap saling menahan
diri dan tidak melanjutkan aksi perkelahian .
Pihaknya memastikan kasus itu menjadi
perhatian khusus dan diproses . Namun tidak menutup kemungkinan juga menawarkan
solusi untuk menyelesaikan pertengkaran tersebut. (R.02/ 07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar