Rabu, 06 Juni 2012

Kebijakan Pemkab Dairi Berangkatkan Pendeta ke Yerussalem Picu Perpecahan

PdtJingles Pasaribu : Harusnya BMAG Proporsional
      Sidikalang-Dairi Pers:  Rencana umat katholik keluara dari BMAG Dairi sekaitan merasa diperlakukan tidak patut dalam kunjungan para pendeta ake Yerussalem menurut Pdt Jingles Pasaribu harusnya BMAG
mengakomodir semua hal dengan skala prioritas. “ Selama 10 tahun saya jadi ketua BMAG Dairi hal seperti ini tidak pernah terjadi. Jadi ini harusnya menjadi pelajaran berharga bagi semua.
      Demikian dikatakan Pdt Jingles Pasaribu mantan ketua BMAG Dairi saat diawancarai Dairi pers  Senin (28/5) atas masalah yang berkembang umat Katholik akan menarik perannya dari BMAG Dairi. Jingles menyebutkan bagaimana juga badan musyawarah antara gereja keberadaannya sangat penting dan menjadi wadah tempat musyawarah dan mufakat antar gereja. Sehingga pengelolaan wadah itu dikatakan sebagai sesuatu yang harus disentuh dengan kebersamaan.

      Sebagaimana di ketahui ketua Pemuda Katholik Dairi Resoalon Lumbangaol dengan tegas menyebutkan sebaiknya BAMG dibubarkan saja karena dianggap tidak berlaku adil bahkan terkesan menganaktirikan umat Kathoilk. Kemarahan lumbangaol ini sehubungan dengan pemkab Dairi memberangkatkan puluhan  pendeta ke yerussalem dengan biaya APBD. Entah apa dasar penilaian pengurus BMAG hingga tak satupun umat Katholik diberikan kesempatan  untuk mengikuti kunjungan ke Yerussalem itu. Padahal umat Katholik merupakan umat terbesar ke dua di Dairi atau 52.000 jiwa.
      Resoalon yang juga anggota DPRD Dairi itu menyebutkan kalau perlakukan BMAG ke umat katholik cukup menyakitkan dan melukai umat katholik Dairi. “ Kita telah melakukan protes melalui media massa namun sepertinya BMAG bagai tak peduli. Hingga kini tidak ada pendekatan atau pernyataan menyadari kekhilapan sehingga kita melihat wadah ini benar-benar telah melecehkan penganut Katholik “ sebutnya.
      Saat dipertanyakan pihak yang melakukan seleksi atas pendeta yang diberangkatkan  ke Yerussalem Resoalon menerangkan kalau dana tersebut bersumber dari dana Bansos sebesar Rp. 1 Miliar dimana dari dana itu juga untuk memberangkatkan kaum muslim umroh. Khusus untuk keberangkatan para pendeta pemkab Dairi mentransper dananya ke rekening BMAG. Selanjutnya BMAG juga yang melakukan seleksi para pendeta yangfberangkat. Sejauh yang saya tahu ada salah seoarang oknum pendeta Inisial Pdt Tbg yang menjadi dominan di BMAG ini kendati dia bukan ketua namun sepetinya dia yang mengatur semua. Ini yang kita protes dan kita harus mendapat kriteria apa yang diberlakukan BMAG dalam menseleksi para pendeta. Sangat menyakitkan kalau pendeta dari Katolik dianggap tidak layak ikut ke yerussalem “ sebut Resoalon.
      Kebijakan pemkab Dairi  memberangkatkan puluhan pendeta ke Yerussalem menggunakan dana Bansos sebesar Rp. 1 Miliar telah melahirkan perpecahan diantara sesama anggota di BMAG. Oknum di Lembaga sebagai tempat berkumpulnya antar gereja ini justru telah memicu perpecahan di dalamya. Paling besar resiko yang terjadi justru pemkab Dairi menjadi dipertanyakan komitmennya dalam pembinaan keagaman. Bukan itu saja anggoita DPRDDairi Pisser Simamaora meyebutkan harus mereka yang menggunakan dana bansos harus memenuhi kriteria sepereti yang termaktub dalam undang-undang . Intinya ada unsur sosialnya. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar