Sidikalang-Dairi
Pers: Rencana umat katholik keluara dari
BMAG Dairi sekaitan merasa diperlakukan tidak patut dalam kunjungan para
pendeta ake Yerussalem menurut Pdt Jingles Pasaribu harusnya BMAG
mengakomodir
semua hal dengan skala prioritas. “ Selama 10 tahun saya jadi ketua BMAG Dairi
hal seperti ini tidak pernah terjadi. Jadi ini harusnya menjadi pelajaran
berharga bagi semua.
Demikian dikatakan Pdt
Jingles Pasaribu mantan ketua BMAG Dairi saat diawancarai Dairi pers Senin (28/5) atas masalah yang berkembang
umat Katholik akan menarik perannya dari BMAG Dairi. Jingles menyebutkan
bagaimana juga badan musyawarah antara gereja keberadaannya sangat penting dan
menjadi wadah tempat musyawarah dan mufakat antar gereja. Sehingga pengelolaan
wadah itu dikatakan sebagai sesuatu yang harus disentuh dengan kebersamaan.
Sebagaimana di ketahui
ketua Pemuda Katholik Dairi Resoalon Lumbangaol dengan tegas menyebutkan
sebaiknya BAMG dibubarkan saja karena dianggap tidak berlaku adil bahkan
terkesan menganaktirikan umat Kathoilk. Kemarahan lumbangaol ini sehubungan
dengan pemkab Dairi memberangkatkan puluhan
pendeta ke yerussalem dengan biaya APBD. Entah apa dasar penilaian
pengurus BMAG hingga tak satupun umat Katholik diberikan kesempatan untuk mengikuti kunjungan ke Yerussalem itu.
Padahal umat Katholik merupakan umat terbesar ke dua di Dairi atau 52.000 jiwa.
Resoalon yang juga
anggota DPRD Dairi itu menyebutkan kalau perlakukan BMAG ke umat katholik cukup
menyakitkan dan melukai umat katholik Dairi. “ Kita telah melakukan protes
melalui media massa namun sepertinya BMAG bagai tak peduli. Hingga kini tidak
ada pendekatan atau pernyataan menyadari kekhilapan sehingga kita melihat wadah
ini benar-benar telah melecehkan penganut Katholik “ sebutnya.
Saat dipertanyakan
pihak yang melakukan seleksi atas pendeta yang diberangkatkan ke Yerussalem Resoalon menerangkan kalau dana
tersebut bersumber dari dana Bansos sebesar Rp. 1 Miliar dimana dari dana itu
juga untuk memberangkatkan kaum muslim umroh. Khusus untuk keberangkatan para
pendeta pemkab Dairi mentransper dananya ke rekening BMAG. Selanjutnya BMAG
juga yang melakukan seleksi para pendeta yangfberangkat. Sejauh yang saya tahu
ada salah seoarang oknum pendeta Inisial Pdt Tbg yang menjadi dominan di BMAG
ini kendati dia bukan ketua namun sepetinya dia yang mengatur semua. Ini yang
kita protes dan kita harus mendapat kriteria apa yang diberlakukan BMAG dalam
menseleksi para pendeta. Sangat menyakitkan kalau pendeta dari Katolik dianggap
tidak layak ikut ke yerussalem “ sebut Resoalon.
Kebijakan pemkab
Dairi memberangkatkan puluhan pendeta ke
Yerussalem menggunakan dana Bansos sebesar Rp. 1 Miliar telah melahirkan
perpecahan diantara sesama anggota di BMAG. Oknum di Lembaga sebagai tempat
berkumpulnya antar gereja ini justru telah memicu perpecahan di dalamya. Paling
besar resiko yang terjadi justru pemkab Dairi menjadi dipertanyakan komitmennya
dalam pembinaan keagaman. Bukan itu saja anggoita DPRDDairi Pisser Simamaora
meyebutkan harus mereka yang menggunakan dana bansos harus memenuhi kriteria
sepereti yang termaktub dalam undang-undang . Intinya ada unsur sosialnya.
(R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar