Sekali Panen Satu Fortuner
Sidikalang-Dairi Pers : Mungkin terdengar sedikit aneh jika
seorang mantan sekda menggeluti dunia pertanian. Namun demikian yang dilakukan
mantan Sekda Humbahas Drs. Martuaman Silalahi
membaktikan diri sebagai petani
jeruk di desa Sileu-leu kec. Sumbul Dairi. Tapi bukan seperti petani keumuman.
Hasil dari kebun jeruk yang dikelola untuk sekali musim panen dapat membeli
satu unit mobil mewah sekelas fortuner.
Passiona Sihombing yang berjumpa dengan mantan biriokrat nomor
satu humbang itu pekan silam diberikan pencerahan berkaitan dengan dunia
pertanian di Dairi. Passiona sebagai
seorang calon Bupati diberikan berbagai hal berkaitan dengan harusnya seorang
bupati Dairi memfokuskan program untuk pertanian. “ Siapa bilang pertanian di Dairi tidak menjanjikan.
Persoalannya tinggal keseriusan” sebutnya.
Martuaman Silalahi memberikan berbagai pengalamannya selama
menjadi sekda di Humbahas dan memberikan berbagai metode dan cara bagaimana
semasa dirinya aktif di Humbahas dapat membawa kabupaten itu mencapai keberhasilan
laporan pengelolaan keuangan terbaik. Namun satu hal yang dikatakannya
ketulusan seorang bupati menjadi kunci keberhasilan menciptakan sebuah
pemerintahan yang baik. “ Jika dari atas sudah baik maka sampai ke bawah pasti
akan baik dan sebaliknya jika memang bermasalah maka yakinlah dibawah akan
semakin parah” tegasnya.
Berkaitan dengan kebun jeruk yang dikelolanya merupakan
miliknya dengan luas 5 hektar. Dengan
usia sekitar 8 tahun maka kebun ini sekali panen dapat menghasilan 50 ton buah
segar. Jika dikalian dengan harga keruk di pasaran maka untuk sekali panen
dapat menghasilkan harga satu fortuner.
Menjawab motivasinya hingga jatuh cinta pada pertanian
Martuaman sambil tersenyum menyebutkan rumah dan anak-anaknya berada di
jakarta. Namun karena subur dan segarnya udara di si leu-leu dirinya memilih
menghabiskan sisa hidupnya di tempat yang membuatnya panjang umur. “ secara
rutin saya kembali ke jakarta. Tetapi memang sejak berada di kebun ini saya
tambah sehat, saya bisa olehraga pagi dengan mengelilingi kebun ini dan inilah
anugerah paling berharga. Menjadi birokrat memang enak namun jauh lebih nyaman
sebagai petani begini. Tidak direpotkan dengan berbagai kesibukan yang memaksa
duduk seharian dibalik meja “ sebutnya sambil tersenyum.
Pantauan Dairi Pers lahan pertanian yang dikelola mantan sekda
humbahas ini juga ditanami berbagai jenis buah lainnya septeri terong belanda
dan kayu uru disekitar kebun. Namun kayu uru yang ditanami kurang subur
pertumbuhannya mungkin karena kondisi tanah daerah itu kurang pas untuk habitat
URU. (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar