Rabu, 11 September 2013

Pilihan Rakyat Soal Cabup Mulai Mengkristal



      Sidikalang-Dairi Pers : Sekitar sebulan lagi pencoblosan suara pilkada Dairi untuk memilih bupati/ wakil bupati periode 2014-2019 pilihan rakyat Dairi mulai mengkristal kepada masing-masing pasangan calon yang diyakini menjadi pemenang pilkada.  Hampir semua rakyat kini dilibatkan para calon dalam meraup suara sebesar-besarnya.
      Pantauan Dairi Pers semua pasangan calon Bupati Dairi setiap hari menuju lapangan untuk memberikan sosialisasi atau bersama rakyat mensosialisaikan diri. Meski belum memasuki masa kampanye namun iring-iringan para pasangan calon bupati terlihat bagai kampanye yang setiap harinya bergerak menuju desa-desa di Dairi. Hampir setiap hari ada pertemuan di desa yang dilakukan silih berganti pasangan cabup.
      Sementara itu di kalangan masyarakat desa aroma persaingan sangat terasa . mereka yang berbeda dukungan. Hal itu ditandai dengan munculnya warung dengan label salah satu pasangan calon Bupati. Memasuki malam hari para pendukung yang berbeda masuk ke warung atau kedai tuak yang dianggap sama dukungannya dalam pilkada.
      Dari desa Tualang dan Pandan dilaporkan muncul istilah warung cabup Nomor 1, Nomor 2 Nomor 3 atau Nomor 4. Mereka yang pendukung yang sama biasanya berkumpul dalam satu  warung. Kendati demikian aroma persaingan cukup terasa di desa. Budaya pesta dengan menyantap  daging menjadi sering dilakukan di desa-desa. Disertai pujian dan dukungan kepada calon yang diunggulkan biasanya warga desa menghabiskan malam dengan mengasah ilmu politiknya . Sesekali melakukan perdebatan.
      Pemandangan serupa terjadi hampir disemua warung dan kedai tuak di Dairi. Lae Pinang pinggiran kota Sidikalang justru lebih terbuka meski daerah ini diakui sebagai sentra tuak Sidikalang. Meski kedai tuak daerah ini tidak terlalu mempersolan dukungan. Namun jika secara bergerombol muncul bisanya penduklung lain berpindah atau menyelesaikan diskusinya untuk menghindari benturan.
      Dipinggiran Sidikalang kesadaran rakyat sudah semakin terlihat yakni tidak mempersoalkan siapa bupati yang akan menang. Namun persaingan secara fair dilapangan terus dilakukan. Istilah “ bersaing dilapangan bersatu dipangkalan” sering terdengar.
      Kedewasaan berpolitik juga mulai muncul dengan komitmen para pendukung jika calonya yang menang maka kewajiban untuk menarik TS pasangan yang kalah nantinya., Namun demikian persaingan bahkan hingga debat kusir juga sering terjadi dibeberapa warung  akan kelebihan dan kehebatan para calon yang diandalkan. Tak jarang setelah dialog tu akhirnya tidak saling tegur meski terbilang masih sahabat atau kerabat famili.
      Namun untuk wilayah perdesan yang jauh dari ibukota Sidikalang aroma persaingan bahkan permusuhan juga masih terlihat tajam. Bahkan beberapa keributan kecil terjadi hanya karena beda dukungan. Masing masing tim sukses menyebut pasangan calon yang didukungnya merupakan calon terbaik dan memenangkan pilkada.
      Fenomena terbaru hampir semua mobil asangan cabup Dairi saat kelapangan   memuta lagu jingel masing-masing calon. Cara ini dianggap efektif mengambil simpati rakyat. Sementara beberapa calon setiap kelapangan juga menggunakan mobil lengkap dengan sirene. Cara ini kurang disukai rakyat karena dianggap bertendensi arogansi dan kurang merakyat (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar