Bupati 2014-2019 Lebih Parah ?
Sidikalang-Dairi
Pers : 1 Oktober 2013 usia kabupaten Dairi genap 66 tahun. 9 hari kemudian
tepatnya 10 Oktober 2013 rakyat Dairi diberikan kesempatan menentukan pilihan
siapa yang akan menduduki kursi pemerintahan untuk periode
2014-2019 . Akankah
terpilih Bupati Dairi yang sanggup membuat Dairi lebih baik? atau justru
terpilih bupati yang lebih parah ? semua
terpulang kepada rakyat Dairi yang
mempunyai hak pilih .
Catatan
Dairi Pers dua bupati Dairi sebelumnya
Drs. S. Is Sihotang yang menjabat tahun 1994- 1999 dan DR MP
Tumanggor menjabat dua periode tahun 1999- 2009 menorehkan sejumlah karya fisik
berupa bangunan yang hingga kini fenomenal. sementara Bupati Dairi Johnny
Sitohang yang kini menjabat belum menunjukkan satupun bangunan fenomenal yang
menjadi karyanya . Namun mendapat 3 penghargaan sertifikat dari pemerintah .
Masa pemerintahan Drs. S. Is Sihotang yang menjabat Bupati Dairi juga tampil elegan
dengan berbagai idenya yang gemilang mulai dari Pendirian balai budaya, Tugu
liberty Manik, Mess pemkab Dairi, Jalan protokol Sidikalang menjadi dua
jalur, serta banyak bangunan lainnya
yang menjadi bukti sebuah karya yang sangat berfaedah kepada masyarakat. Hingga
kini bangunan fisik itu terus digunakan bupati-bupati sesudahnya. Masih banyak
karya fisik yang menambah asset pemkab Dairi. Lima tahun jabatannya diwarnai
sejumlah karya yang hingga kini tidak dapat dilepas dari namanya.
MP
Tumanggor juga menjadi ikon mekarnya Pakpak Bharat. Stadion baru, kolam renang,
tugu TB Simatupang, Pasar Sidikalang, PDR, TWI serta sejumlah karya yang tidak
terbantahkan lahir dari ide briliannnya. Kemampuannya melobby para petinggi
pusat hingga memperhatikan Dairi dapat menambah asset Dairi seperti TWI dan
PDR. MP Tumanggor tidak hanya mengandalkan
DAU yang menjadi hak daerah meski itu tidak diurus ke pusat. Rencana
pendirian tugu Abdul Aziz Angkat di era kepemim-pinannnya pernah dilontarkan.
Lahannya juga telah ada. Sayang kini tidak ditindak lanjuti.
Salah
satu karya maha agungnnya yakni berdirinya Pakpak Bharat dimana jika selama ini
bergabung dengan Dairi maka Salak yang menjadi salah satu kecamatan paling
mendapat dana Rp.5 s/d 10 M per tahun. Namun setelah kini menjadi ibukota
kabupaten pakpak Bharat DAU dan Dak daerah ini nyaruis sama dengan dairi.
Daerah yang dihuni mayoritas Pakpak Ini menjadi sejarah ada kabupaten Pakpak.
Sementara
itu Bupati Dairi Johnny Sitohang yang kini menjabat telah mengantongi tiga
sertifikat penghargaan yakni Manggala kesehatan dari pemerintah pusat sebagai
penghargaan kesehatan. Demikian juga di sector pertanian mendapat penghargaan
dari wakil presiden yakni peningkatan
produksi beras Nasional dan terakhir
mendapat penghargaan pemberantasan buta aksara.
Dengan
penghargaan ini maka secara otomatis pemerintah pusat mengakui keberhasilan
pemkab Dairi dalam mensejahterakan rakyatnya. Pemerintah pusat juga mengakui
keberhasilan tiga pilar pembangunan yang diungkapkan Bupati yakni pendidikan,
pertanian dan kesehatan. Kendati demikian sudahkah dengan penghargaan kertas
itu rakyat Dairi lantas berubah nasibnya? Tentu kembali kepada rakyat
penilaiannya.
Program
Kunker bersama pejabat eselon ke desa-desa merupakan andalan pemerintahan
Johnny Sitohang dan satu-satunya cara yang dilakukan . Kembali kepada rakyat
menilai apakah program tersebut berguna kepada perubahan kesejahteraan rakyat?
Atau malah hanya semacam program kekhawatiran untuk suksesi dua periode ? tentu
kembali kepada rakyat juga melakukan penilaian.
Sementara
itu Warga Dairi hingga kini masih terus menunggu terobosan Bupati Dairi Johnny
Sitohang yang pada masa kampanye dielu-elukan sebagai warga asli Dairi yang
lahir dan besar di Dairi. Sepatutnya
simbol itu bukan hanya sugesti semata. wajarnya bangunan fisik dan karya
fisik harus lebih banyak ditorehkannya dari bupati-bupati sebelumnya. Namun
hingga kini bangunan fisik yang fenomenal belum satupun berhasil dibuktikannya.
Dalam
beberapa kesempatan Johnny Sitohang
berpidato kalau kantor Bupati
Dairi bakal pindah ke lokasi yang lebih memadai dan lokasi kantor bupati yang
lama akan dijadikan mall. Angan-angan itu pernah terlontarkan saat open house
tahun baru di pendopo. Namun tinggal setengah tahun masa pemerintahan
agaknya pidato yang telah terucap itu tidak bakal terbukti. Jika saja itu
terjadi maka akan menjadi prestasi luar biasa dan warga Dairi akan
menge-nangnya sampai kapanpun.
Namun
harus diakui banyak kegiatan bersipat merakyat dan seremoni yang dilakukan
semasa pemerintahan Bupati Johnny Sitohang beberapa kegiatan yang kerap
dilakukan seperti olah raga, kebersihan
dan perayaan-perayaan hari besar keagaman di pendopo. Tipe merakyatnya juga
terlihat dengan terobosannya mendirikan
ayunan, selonjoran bagi anak-anak di depan pendopo bupati. Jalan
protokol depan kantor bupati menjadi sering ditutup karena banyaknya acara di
depan kantor Bupati Dairi
Tipe
merakyatnya juga sangat terlihat saat kunker ke desa setiap dua kali seminggu.
Acara sambung rasa malam hari yang biasa dihibur musik kibod sangat berarti
bagi masyarakat. Terlebih jika masyarakat juga mendapat sawer. Ini akan lebih
berharga bagi masyarakat yang memang di dera kemiskinan . Saweran bermanfaat
langsung kepada masyarakat karena esok paginya dapat digunakan langsung membeli
kebutuhan.
Harus
diakui pada masa pemerintahannya inilah kepala desa dapat menginjakkan kaki ke
Yogyakarta dengan alasan studi banding dan belajar. Sayang hingga kini program
yang menghabiskan miliaran rupiah itu tidak pernah dijuicoba apa kegunaannya di
desa.
Pilkada
Dairi yang akan berlangsung 25 hari ke
depan yang diikuti 4 pasangan calon yakni Johnny Sitohang, Passiona Sihombing,
Parlemen Sinaga dan Luhut Matondang merupakan vigur yang pasti salah satunya
akan menjabat Bupati Dairi periode 2014-2019. Sekitar 203.000 pemilih Dairi
mempunyai hak untuk menentukan siapa kepala daerah yang dianggap layak.
Pemilih
Dairi yang mempunyai hak tersebut tentu inginkan pejabat yang muncul adalah
pejabat yang lebih baik dari bupati-bupati sebelumnya. Namun rakyat juga masih
banyak berpikir sektarian yakni harus dari marga tertentu atau agama tertentu
sebagai kepala daerah . Ada juga sekelompok pemilih yang menjadikan uang
sebagai alat ukur untuk memilih dan jumlah ini diyakini masih sangat tinggi.
Rakyat masih mengandalkan pemberian calon mulai dari uang , beras atau materi
lain sebagai dasar untuk menentukan p;ilihan .
Hanya sedikit jumlah penduduk Dairi yang mempertimbangkan trak record
kerja seorang calon Bupati, SDMnya serta kemampuan jaringan yang dimiliki untuk
mengakses berbagai dana yang ada dipemerintah pusat. Padahal ini salah satu
cara agar Dairi dapat bangkit dari keterpurukan.
Kembali kepada rakyat Dairi apakah akan memilih calon
kepala daerah yang akan menjadikan Dairi lebih parah ? tentu hasilnya akan
terlihat pada 10 oktober mendatang. (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar