Kamis, 19 September 2013

1 Oktober 2013 Dairi Genap 66 Tahun


Bupati 2014-2019 Lebih Parah ?
Sidikalang-Dairi Pers : 1 Oktober 2013 usia kabupaten Dairi genap 66 tahun. 9 hari kemudian tepatnya 10 Oktober 2013 rakyat Dairi diberikan kesempatan menentukan pilihan siapa yang akan menduduki kursi pemerintahan untuk periode
2014-2019 . Akankah terpilih Bupati Dairi yang sanggup membuat Dairi lebih baik? atau justru terpilih bupati yang lebih parah ?  semua terpulang kepada  rakyat Dairi yang mempunyai hak pilih .
Catatan Dairi Pers dua bupati  Dairi sebelumnya Drs.  S. Is Sihotang  yang menjabat tahun 1994- 1999 dan DR MP Tumanggor menjabat dua periode tahun 1999- 2009 menorehkan sejumlah karya fisik berupa bangunan yang hingga kini fenomenal. sementara Bupati Dairi Johnny Sitohang yang kini menjabat belum menunjukkan satupun bangunan fenomenal yang menjadi karyanya . Namun mendapat 3 penghargaan sertifikat dari pemerintah .
 Masa pemerintahan Drs. S. Is Sihotang  yang menjabat Bupati Dairi juga tampil elegan dengan berbagai idenya yang gemilang mulai dari Pendirian balai budaya, Tugu liberty Manik, Mess pemkab Dairi, Jalan protokol Sidikalang menjadi dua jalur,  serta banyak bangunan lainnya yang menjadi bukti sebuah karya yang sangat berfaedah kepada masyarakat. Hingga kini bangunan fisik itu terus digunakan bupati-bupati sesudahnya. Masih banyak karya fisik yang menambah asset pemkab Dairi. Lima tahun jabatannya diwarnai sejumlah karya yang hingga kini tidak dapat dilepas dari namanya.
MP Tumanggor juga menjadi ikon mekarnya Pakpak Bharat. Stadion baru, kolam renang, tugu TB Simatupang, Pasar Sidikalang, PDR, TWI serta sejumlah karya yang tidak terbantahkan lahir dari ide briliannnya. Kemampuannya melobby para petinggi pusat hingga memperhatikan Dairi dapat menambah asset Dairi seperti TWI dan PDR. MP Tumanggor tidak hanya mengandalkan  DAU yang menjadi hak daerah meski itu tidak diurus ke pusat. Rencana pendirian tugu Abdul Aziz Angkat di era kepemim-pinannnya pernah dilontarkan. Lahannya juga telah ada. Sayang kini tidak ditindak lanjuti.
Salah satu karya maha agungnnya yakni berdirinya Pakpak Bharat dimana jika selama ini bergabung dengan Dairi maka Salak yang menjadi salah satu kecamatan paling mendapat dana Rp.5 s/d 10 M per tahun. Namun setelah kini menjadi ibukota kabupaten pakpak Bharat DAU dan Dak daerah ini nyaruis sama dengan dairi. Daerah yang dihuni mayoritas Pakpak Ini menjadi sejarah ada kabupaten Pakpak.
Sementara itu Bupati Dairi Johnny Sitohang yang kini menjabat telah mengantongi tiga sertifikat penghargaan yakni Manggala kesehatan dari pemerintah pusat sebagai penghargaan kesehatan. Demikian juga di sector pertanian mendapat penghargaan dari  wakil presiden yakni peningkatan produksi beras Nasional dan terakhir  mendapat penghargaan pemberantasan buta aksara.
Dengan penghargaan ini maka secara otomatis pemerintah pusat mengakui keberhasilan pemkab Dairi dalam mensejahterakan rakyatnya. Pemerintah pusat juga mengakui keberhasilan tiga pilar pembangunan yang diungkapkan Bupati yakni pendidikan, pertanian dan kesehatan. Kendati demikian sudahkah dengan penghargaan kertas itu rakyat Dairi lantas berubah nasibnya? Tentu kembali kepada rakyat penilaiannya.
Program Kunker bersama pejabat eselon ke desa-desa merupakan andalan pemerintahan Johnny Sitohang dan satu-satunya cara yang dilakukan . Kembali kepada rakyat menilai apakah program tersebut berguna kepada perubahan kesejahteraan rakyat? Atau malah hanya semacam program kekhawatiran untuk suksesi dua periode ? tentu kembali kepada rakyat juga melakukan penilaian.
Sementara itu Warga Dairi hingga kini masih terus menunggu terobosan Bupati Dairi Johnny Sitohang yang pada masa kampanye dielu-elukan sebagai warga asli Dairi yang lahir dan besar di Dairi. Sepatutnya  simbol itu bukan hanya sugesti semata. wajarnya bangunan fisik dan karya fisik harus lebih banyak ditorehkannya dari bupati-bupati sebelumnya. Namun hingga kini bangunan fisik yang fenomenal belum satupun berhasil dibuktikannya.
Dalam beberapa kesempatan Johnny Sitohang  berpidato  kalau kantor Bupati Dairi bakal pindah ke lokasi yang lebih memadai dan lokasi kantor bupati yang lama akan dijadikan mall. Angan-angan itu pernah terlontarkan saat open house tahun baru di pendopo. Namun tinggal setengah tahun masa pemerintahan agaknya  pidato yang telah  terucap itu tidak bakal terbukti.  Jika saja itu  terjadi maka akan menjadi prestasi luar biasa dan warga Dairi akan menge-nangnya sampai kapanpun. 
Namun harus diakui banyak kegiatan bersipat merakyat dan seremoni yang dilakukan semasa pemerintahan Bupati Johnny Sitohang beberapa kegiatan yang kerap dilakukan  seperti olah raga, kebersihan dan perayaan-perayaan hari besar keagaman di pendopo. Tipe merakyatnya juga terlihat dengan terobosannya mendirikan  ayunan, selonjoran bagi anak-anak di depan pendopo bupati. Jalan protokol depan kantor bupati menjadi sering ditutup karena banyaknya acara di depan kantor Bupati Dairi
Tipe merakyatnya juga sangat terlihat saat kunker ke desa setiap dua kali seminggu. Acara sambung rasa malam hari yang biasa dihibur musik kibod sangat berarti bagi masyarakat. Terlebih jika masyarakat juga mendapat sawer. Ini akan lebih berharga bagi masyarakat yang memang di dera kemiskinan . Saweran bermanfaat langsung kepada masyarakat karena esok paginya dapat digunakan langsung membeli kebutuhan.
Harus diakui pada masa pemerintahannya inilah kepala desa dapat menginjakkan kaki ke Yogyakarta dengan alasan studi banding dan belajar. Sayang hingga kini program yang menghabiskan miliaran rupiah itu tidak pernah dijuicoba apa kegunaannya di desa.
Pilkada Dairi yang akan berlangsung 25  hari ke depan yang diikuti 4 pasangan calon yakni Johnny Sitohang, Passiona Sihombing, Parlemen Sinaga dan Luhut Matondang merupakan vigur yang pasti salah satunya akan menjabat Bupati Dairi periode 2014-2019. Sekitar 203.000 pemilih Dairi mempunyai hak untuk menentukan siapa kepala daerah yang dianggap layak. 
Pemilih Dairi yang mempunyai hak tersebut tentu inginkan pejabat yang muncul adalah pejabat yang lebih baik dari bupati-bupati sebelumnya. Namun rakyat juga masih banyak berpikir sektarian yakni harus dari marga tertentu atau agama tertentu sebagai kepala daerah . Ada juga sekelompok pemilih yang menjadikan uang sebagai alat ukur untuk memilih dan jumlah ini diyakini masih sangat tinggi. Rakyat masih mengandalkan pemberian calon mulai dari uang , beras atau materi lain sebagai dasar untuk menentukan p;ilihan .  Hanya sedikit jumlah penduduk Dairi yang mempertimbangkan trak record kerja seorang calon Bupati, SDMnya serta kemampuan jaringan yang dimiliki untuk mengakses berbagai dana yang ada dipemerintah pusat. Padahal ini salah satu cara agar Dairi dapat bangkit dari keterpurukan.
Kembali kepada rakyat Dairi apakah akan memilih calon kepala daerah yang akan menjadikan Dairi lebih parah ? tentu hasilnya akan terlihat pada 10 oktober mendatang. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar