Sidikalang- Dairi Pers : Keluhan terbesar rakyat Dairi terutama yang berada di desa yakni “ Sakit Pinggang”. Pasalnya hampir semua jalan menuju desa di Dairi rusak. Bahkan di beberapa titik rusak parah Hingga angkot
enggan melintasinya. Dampak kerusakan jalan ini cukup luas dimana anak sekolah harus berjalan kaki karena enggannya angkot beroperasi. Petani susah memasarkan hasil panennya, waktu tempuh dan paling utama kerusakan jalan telah memiskinkan rakyat dipedesaan.
Keluhan kerusakan jalan menuju desa di Dairi telah
sering dikeluhkan rakyat melalui berbagai media maupun usulan perbaikan yang
disampaikan rakyat secara tertulis ke DPRD Dairi. Beberapa anggota DPRD Dairi
bahkan dengan getol mencocor pemkab
Dairi untuk segera memperhatikan
kehancuran jalan dalam sidang-sidang Paripurna DPRD . Namun hingga kini
kerusakan itu sangat minim diperbaiki.
Benpa Nababan wakil ketua
DPRD Dairi beberapa kali menyoroti kerusakan jalan diberbagai media., Demikian
juga Dahlan Sianturi, Pisser Simamora dan Togar Pasaribu, Binsar Sinaga dan
beberapa anggota DPRD Dairi lainnya. Namun kembali pemkab Dairi tidak mampu
menjawab keluhan rakyat tersebut.
Anggota DPRD Dairi Togar Pasaribu menyebutkan APBD
Dairi lebih dari 70 % dihabiskan untuk anggaran birokrasi. Hal itu membuat
minimnya anggaran untuk kepentingan umum semacam perbaikan jalan yang menjadi
hak rakyat. Hal itu diperparah karena pemerintah Dairi tidak mempunyai jaringan
dan link ke pemerintah pusat untuk dapat membawa anggaran DAK (Dana Alokasi Khusus) dari berbagai
departemen di Jakarta untuk perbaikan jalan. “ Ini harus menjadi perhatian
siapapun pemerintah ke depan untuk menjawab keluhan rakyat tersebut. Jalan
adalah hak rakyat dan tanggung jawab pemerintah memberikan kenamanan bagi
rakyat “ sebut Togar
Ketua LSM Gransi Dairi
Jonner Simbolon kerap menyuarakan banyaknya jalan rusak di Dairi yang membuat
rakyat susah. “ Hampir semua ruas jalan menuju desa di Dairi rusak. Bahkan
sangat banyak jalur yang rusak parah. Pemkab Dairi sama sekali tidak punya
perhatian akan penderitaan rakyat ini. “ Saya jalan ke berbagai desa dan sama
problema yang dihadapi rakyat “sakit pinggang” karena dalam angkot
bergoyang-goyang. Kalau wanita hamil bisa bisa melahirkan diatas angkot ini “
sebutnya sambil berkelakar.
Akibat jalan rusak
dikatakan Jonner berdampak luas yakni anak sekolah sering terlambat
sampai di sekolah karena jarangnya angkot masuk ke desa. Hasil panen petani
susah dipasarkan . Jika ada angkutan maka ongkos angkut menjadi naik. Sopir dan pengusaha
angkot juga enggan melintasi jalan rusak karena rentan terhadap resiko
kerusakan kendaraan.
Dikatakan Jonner jika
dilakukan perhitungan matematika maka kerusakan jalan yang terjadi di Dairi
telah mematikan perekonomian rakyat. “Wajar rakyat Dairi peminat raskin, wajar
rakyat Dairi peminat bedah rumah karena memang mereka sudah miskin secara perlahan –lahan karena kurangnya perhatian pemerintah
terhadap sarana transportasi prasarana jalan.”
Sementara itu disebutkan
salah satu jalur yang kini rusak parah Hutarakyat menuju desa juma Ntuang
dimana angkutan harus memutar dari lae parira untuk menghindari kerusakan jalan
di jalur tersebut. Kerusakan ini telah berlangsung lama namun tidak juga ada
perbnaikan. Hal serupa juga terjadi dijalur sumbul- tiga baru. Demikian juga jalur Kaman dollong -Tiga Baru.
Jalur Silima pungga pungga hingga siempat nempu hilir. Hampir semua jalan
kabupaten yang menjadi tanggung jawab pemkab Dairi mengalami kerusakan.
Berbagai harapan rakyat
akan perbaikan jalan ini kerap dilontarkan. Usulan agar diperbaiki juga sering
masuk ke DPRD Dairi Namun keluhan rakyat ini sama sekli tidak mampu dijawab
pemkab Dairi, Ujar Jonner.
Kerusakan jalan yang sudah
memasuki tingkat kulminasi itu membutuhkan vigur calon Bupati yang mampu menjawab keresahan rakyat Dairi
tersebut. Dari empat pasangan cabup Dairi yakni pasangan Join Pas,
Passiona-Insanuddin, Pareme dan Luhutma Dongannta diharapkan ada vigur yang
dapat menjawab keresahan rakyat ini. Karena jika terus dipertahanakan tanpa ada
ide dan cara memperbaikinya maka tidak lama lagi jumlah penduduk Dairi jatuh
miskin akan terus bertambah. (R.07)
Masih banyak lagi jalan yang perlu perbaikan dan perhatian dari pemerintah terutama dipelosok pedesaan yang jauh dari jangkauan pusat kota sebut saja Parbuluan VI (jalan potong dari Pangiringan ke Sumbul) sangat memprihatinkan apalagi tidak adanya DPRD dari tempat tersebut menambah ketidaktauan pemerintah akan situasi ini. Semoga Luhut Matondang dapat menangani hal ini nantinya jika sudah terpilih sebagai Bupati agar roda perekonomian daerah dapat berjalan dengan lancar dan masyarakatnya makmur.
BalasHapus