Untuk dapat duduk menjadi seorang kepala
daerah penentunya 3 faktor utama yakni Uang , Massa dan strategi. Dan siapa
yang ingin menjadi bupati harus berani
menjadi pejudi sejati. Melempar dompet ke arena tanding merupakan ujian nyali
terakhir. Hanya mereka
yang sanggup bertarung habis habisan yang
punya harapan meraih gelar Bupati
di Dairi.
Hasil survey ICW rata-rata seorang bupati
yang menang pilkada menghabiskan dana sekitar Rp 40 M. Mungkin untuk Dairi jumlahnya dibawah itu.
Mencari uang tidak mudah apa lagi untuk
dihamburkan dalam pilkada .
Seorang
oknum camat di Dairi dalam curhatnya
yang terekam dan beredar luas di kelangan masyarakat Dairei bahkan lebih sombong berkata Pilkadasung sesungguhnya bukan untuk orang
pengangguran . Oknum camat ini juga
mengkritik keras calon bupati yang diprediksinya akan menyogok Rp. 50.000 untuk
Rakyat. Vigur yang sesunguhnya kritikus ini kini telah berbalik menjilat persis permen occop bereng.
Meski
terkesan kasar dan sombong sebenarnya oknum camat ini ingin memaksakan
pemikirannya. Dia memperhalus bahasa
kasar yang berarti pengangguran dilarangnya mencalonkan diri jadi Bupati Dairi. Luar
biasa oknum camat ini siap menantang
calon Bupati yang mungkin dahulu dipuja-pujanya.
Benar pilkada semacam judi dimana ketika rating suara tinggi maka akan muncul
investor membantu. Bahkan sejarah Jokowi panitia sampai menyetop bantuan.
Tetapi itu semua karena banyak hal dan awalnya pasti Jokowi keluarkan cost. “
Rasanya sangat kecil kemungkinan seorang calon bisa duduk tanpa uang . Apa lagi yang hanya berharap investor dengan
modal awal hanya nekat
Massa merupakan penentu akhir . Massa punya
beberapa karakteristik mulai dari massa bersifat modern hingga bersifat
sekte melihat Suku, Agama Ras dan antar
golongan, Dan biasanya massa yang besar harus sejalan dengan modal yang
dimiliki kandidatnya.
Punya uang dan massa tanpa strategi maka
hanya akan melahirkan tim sukses yang sehat dan gendut saja. Sedang kandidatnya
kebagian ABS. Maka strategi juga sama besar pengaruhnya
dengan uang dan massa. Seorang calon Bupati di Dairi yang tidak memiliki ke
tiga criteria itu maka tidak usah bermimpi memenangkan pertarungan secara
normal.
Catatan sejarah lalu justru seorang calon
di Dairi harus pejudi sejati mampu melempar dompet akhirnya ke meja pertarungan
. Sanggup bertarung habis-habisan dan hanya jenis yang demikian yang layak
sebagai pemenang di Dairi.
Mengandalkan orang lain sama dengan
pungguk yang merindukan bulan.
Namun
demikian ada satu kalimat yang menjadi harapan dan motivasi. Dang tarambatan
Mataniari biccar. Ketika Tuhan telah berkata ya maka semua tiori kemenagan
tidak akan jalan. Namun pepatah lain juga harus diakui “ Dang Tarambatan
Mataniari Bonam” Maka ketika akan terbenam
apapun dilakukan untuk menggagalkannya tidak akan berhasil. Maka uang massa dan strategi wajib ada dan
penggunaannya tepat dan pas sasaran.
Rasa
perlu para cabup yang bertarung dalam pilkada Dairi kali ini wajib mendegar
celoteh oknum camat ini. Jika kelak menang maka berikan dia jabatan yang luar
biasa jadi kepala dinas atau bahkan kadis Sekda di Dairi . Jabatan itu sepadan
dengan kenekatannya .(Chief Of Editor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar