Kamis, 02 Agustus 2012

Mengapa Dairi Tidak Nyaman
      Sidikalang- Dari Pers :  Coba tanyakan orang per orang rakyat Dairi sekarang apakah nyaman dan merasa aman hidup di bumi Dairi ini?. Jujur saja menjawab pasti jawabannya tidak. Seoarang PNS
resah takut terkena mutasi, seorang pendatang tidak tenang takut tanah dan hartanya diklaim penduduk asli . Dan beberapa fakta   Dairi tidak nyaman masalah tanah Parbuluan dimana rakyat merasa terusik akibat segelintir orang ingin mengambil alih hak rakyat. Dan bukti yang terbantahkan hingga kini tidak ada investor yang masuk ke Dairi . Itu bukti-bukti sebuah daerah tidak aman dan tidak nyaman di huni. Lantas mengapa ini terjadi?
      Demikian Tokoh Pemuda Pakpak Selamat Ujung  menyebutkan hampir disemua lini kehidupan tidak ada kenyamanan di Dairi. Seorang pejabat di Dairi sewaktu-waktu bisa mutasi apalagi seorang staf biasa. Rakyat yang menghunisatu lahan merasa tidak nyaman ketika ada aktifitas pengukuran yang dilakukan suku asli (raja na ni dapot).  Bahkan seorang  penduduk asli bisa saja merasa resah akibat ulah teman satu marganya.Seorang petani tidak merasa aman atas harga hasil panennya tidak terjadi . Seoarang rakyat kecil  tidak nyaman akibat jalan yang rusak. .Serba ketidak pastian inilah yang membuat Dairi makin hari makin terbelakang.

Selamat Ujung pasca menerima kunjungan tokoh nasional Panda Nababan dan pengacara kondang Junimart Girsang di rumahnya menyebutkan mengapa penduduk Dairi merasa tidak nyaman hingga daerah ini terus tertinggal? Apa sesungguhnya yang terjadi di Dairi sehingga sepertinya daerah ini hanya “ lari keong” dalam pembangunan?. Lantas mengapa Dairi yang telah berusia 60an tahun ini sepertinya telah ditinggalkan Pakpak Bharat dan Humbahas dalam pembangunan?. Penyebab utama Dairi tertinggal karena Dairi tidak aman  dan tidak nyaman  karena tidak jelasnya tupoksi masing-masing pihak yang mendiami Dairi.
Selamat Ujung menguraikan sesungguhnya yang menghuni  Dairi itu terdiri dari tiga elemen yakni elemen I penduduk asli suku Pakpak ( Raja Na nidapot), elemen ke dua suku pendatang ( Raja Na ro ) dan yang ke tiga Raja turunan yakni mereka yang melakukan perkawinan campuran antara penduduk asli dan pendatang. Tiga elemen ini tidak pernah duduk bersama membicarakan Tupoksi masing-masing sehingg a yang terjadi sepertinya persaingan. “ jika hak dan kewajiban masing-masing raja ini jelas maka Dairi akan aman. Ketika aman maka investor akan merasa nyaman dalam menanamkan modal di Dairi. Bukan seperti sekarang tak satupun investor mau berbuat di Dairi itu karena tidak ada kenyamanan di Dairi” sebut Selamat ujung.
         Ujung menyebutkan sesungguhnya Dairi itu sangat kaya dari segi pertanian dan tambang. Namun semua itu terkubur karena tidak adanya aturan akan tupoksinya. “ ke depan kita perlukan seorang bupati dan anggota DPRD di Dairi yang bisa membawa masalah cultural ini dalam perda. Perda akan mengatur   hak dan kewajiban   pendataang, Hak dan kewajiabn suku asli dan hak dan kewajiban turunan. Jika ini jelas dan menjadi peraturan Daerah maka Dairi menjadi daerah yang nyaman untuk berinvestasi. Ini yang perlu di pikirkan Bupati Dairi mendatang  sehingga jelas hak dan kewajibannya maka akan mudah membangun Dairi.
Selamat ujung mencontohkan harga tambang batu bara kini dipasaran Rp. 80 per Kg. untuk satu daerah misalnya sebuah perusahaan tambang memberikan kontribusi pembanguann Rp. 5 saja per Kg ke daerah maka sekali kapal tangker berangkat membawa 20 ribu ton batu bara maka kontribusi utuk daerah Rp. 1 Milair. Bayangkan jika itu tambang timah hitam Dairi yang kini harga pasarannya sekitar Rp. 4000. Sedang batu bara saja yang harga per Kgnya hanya Rp. 80 sudah dapat menghasilakan 1Miliar per satu kapal apalagi dengan hasil tambang seperti timah hitam Rp. 4000 an di harga pasaran tentu Dairi akan kaya raya.
Namun persoalan yang terjadi di Dairi tidak jelasnya hak dan kewajiban tiga elemen yang menghuni Dairi  sehingga tak satupun investor yang berani menanam modal di Dairi.  Bukan itu saja Dairi terus terbelakang karena memang tidak ada pihak yang memikirkan duduk bersama melihat permasalahan Dairi itu. Jika seorang kepala daerah dan DPRD membahas ini dan mulai membuatnya dalam satu perda  maka Dairi akan mengalahkan daerah lain karena memang Dairi kaya. Baik dari pertanian Tambang dan SDM masyarakatnya. Namun sayang sepertinya sengaja dibiarkan sehingga Dari ini miskin dan masyarakatnya banyak hidup dibawah garis kemiskinan.
Dikatakan secara politis kemiskinan akan membuat rakyat suatu daerah bodoh dan  tenggeam dalam pembodohan. Sebaliknya ketika ekonomi rakyatnya makmur maka bagi mereka politik tidak terlalu menarik dan rakyat akan snaggup menilai seorang vigur pemimpin di daerahnya.
Selamat menyebutkan ke depan perlu seoarang viogur bupatio di dairi yang sanggup mengujudkan tatanan hidup ii seingga berbentuk perda. Ketika itu dilakukan maka secara perlahan Dairi akan bangkit dan tatanan hidup dengan segala aspeknya ekonomi, politik, sosial budaya dan kamtibmas akan mantap.
Dikatakan selama ini tidak diperbaiki di Dairi maka diyakini daerah ini akan terus merana dan keadilan juga akan semkian sulit didapat. Ditegaskan hubungan ekonomi masyarakat dengan jalanya suatu pembangunan sangat erat. “ kita butuh vigur pemimpin Dairi ke depan yang sanggup membuat nyaman penduduk yang berdiam di Dairi. Jadi bukan hanya sekedar pemipin yang hanya memikirkan sekelompok orang namun pemimpin bagi semua masyarakat yang bermukim di Dairi “ tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar