Kamis, 25 Juli 2013

Budaya Menjual Punguan Marga Di pilkada Dairi



     Sidikalang-Dairi Pers : Fenomena sejumlah oknum pengurus marga menjual punguan marga untuk memenangkan seoarang  pasangan calon Bupati di Dairi telah berlangsung sejak pilkada silam. Kini sejumlah punguan marga kembali meniru kesalahan  masa lalu menyampaikan dukungan kepada salah searang Calon Bupati Dairi 2014-2019.
  Diduga Sejumlah pengurus marga telah menempatkan punguan marga sebagai barang dagangan yang dapat dijual atau dinegosiasikan demi jabatan dan pangkat.
     Penjualan punguan marga semakin sering terjadi kepada marga-marag diluar marga calon –calon bupati. Maka di Dairi sejumlah marga jelang pilkada Dairi ini berpotensi dijual pengurusnya untuk mendapatkan imbalan  dana bahkan dinegosiasikan untuk mendapatkan sebuah jabatan. Diduga oknum pengurus marga telah menjadikan punguan marga sebagai alat untuk tawar menawar antara jabatan dan uang. Dilain pihak calon Bupati mengharapkan semua anggota marga memberikan suar kepadanya untuk menang dalam pilkada.
     Pantauan Dairi pers di level kelas bawah masyarakat sejumlah marga  telah terpecah sejak pilkada periode silam. Meski satu marga namun karena berbeda dukungan  akhirnya terpecah .hingga kini terasa aroma permusuhan yang ditimbulkannya. Punguan marga tercerai berai hanya karena pengurusnya menjual nama punguan untuk mendukung salah seorang calon Bupati. Dan pengurus yang berpolitik praktis ini mendapatkan sejumlah dana atau minimal mendapat tawaran jabatan.
     Sementara anggota punguan marga sama sekali tidak mengerti politik yang tengah dilakukan pengurus. Anggota punguan biasanya hanya bangga  menjadi anggota dan sama sekali tidak memahami jika nama mereka telah “ Diproyekkan” sebagai bahan negosiasi kepada pasangan calon Bupati.
     Modus yang biasa dilakukan yakni  dengan melakukan pesta besar-besaran menyangkut marga dan punguan marga dimana calon bupati yang dielus-elus oknum pengurus marga sengaja diundang menghadiri pesta. Dengan berkumpulnya ribuan warga yang tergabung dalam salah satu marga maka secara jeli pengurus akan menegosiasikan jumlah warga dalam punguan dengan Calon Bupati yang akan di dukung.
     Kondisi ini terjadi pada pilkada silamasehingag sejumlah marga di Dairi terpecah hanya karena beda dukungan calon Bupati. Kondisi tidak harmonis antara marga karena berbeda pilihan pilkada berlangsung hingga bertahun-tahun. Meski pilkada Dairi sudah 5 tahun silam  namun aroma perbedaan itu masih sangat  terasa.
     Untuk pilkada pewrode 2013 ini terlihat sejumlah punguan marga meniru gaya pilkada silam membuat pesta dengan mengundang calon Bupati. Tak lama kemudian muncul dukungan marga melalui spanduk dan baliho. Ironisnya besar dugaan sejumlah pengurus marga memanfaatkan kancah pilkada Dari untuk menegosiasikan jumlah anggota punguan  marga dengan calon bupati. Pengurus mendapat materi bahkan jabatan sedang anggota tetap menjadi korban “ penjulan” oknum-oknum Pengurus Marga (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar