Sidikalang-Dairi Pers : Fenomena sejumlah oknum pengurus marga
menjual punguan marga untuk memenangkan seoarang pasangan calon Bupati di Dairi telah
berlangsung sejak pilkada silam. Kini sejumlah punguan marga kembali meniru
kesalahan masa lalu menyampaikan
dukungan kepada salah searang Calon Bupati Dairi 2014-2019.
Diduga Sejumlah pengurus marga telah
menempatkan punguan marga sebagai barang dagangan yang dapat dijual atau
dinegosiasikan demi jabatan dan pangkat.
Penjualan punguan marga semakin sering terjadi kepada
marga-marag diluar marga calon –calon bupati. Maka di Dairi sejumlah marga
jelang pilkada Dairi ini berpotensi dijual pengurusnya untuk mendapatkan
imbalan dana bahkan dinegosiasikan untuk
mendapatkan sebuah jabatan. Diduga oknum pengurus marga telah menjadikan
punguan marga sebagai alat untuk tawar menawar antara jabatan dan uang. Dilain
pihak calon Bupati mengharapkan semua anggota marga memberikan suar kepadanya
untuk menang dalam pilkada.
Pantauan Dairi pers di level kelas bawah masyarakat sejumlah
marga telah terpecah sejak pilkada
periode silam. Meski satu marga namun karena berbeda dukungan akhirnya terpecah .hingga kini terasa aroma
permusuhan yang ditimbulkannya. Punguan marga tercerai berai hanya karena
pengurusnya menjual nama punguan untuk mendukung salah seorang calon Bupati.
Dan pengurus yang berpolitik praktis ini mendapatkan sejumlah dana atau minimal
mendapat tawaran jabatan.
Sementara anggota punguan marga sama sekali tidak mengerti politik
yang tengah dilakukan pengurus. Anggota punguan biasanya hanya bangga menjadi anggota dan sama sekali tidak
memahami jika nama mereka telah “ Diproyekkan” sebagai bahan negosiasi kepada
pasangan calon Bupati.
Modus yang biasa dilakukan yakni
dengan melakukan pesta besar-besaran menyangkut marga dan punguan marga
dimana calon bupati yang dielus-elus oknum pengurus marga sengaja diundang
menghadiri pesta. Dengan berkumpulnya ribuan warga yang tergabung dalam salah
satu marga maka secara jeli pengurus akan menegosiasikan jumlah warga dalam
punguan dengan Calon Bupati yang akan di dukung.
Kondisi ini terjadi pada pilkada silamasehingag sejumlah marga
di Dairi terpecah hanya karena beda dukungan calon Bupati. Kondisi tidak
harmonis antara marga karena berbeda pilihan pilkada berlangsung hingga
bertahun-tahun. Meski pilkada Dairi sudah 5 tahun silam namun aroma perbedaan itu masih sangat terasa.
Untuk pilkada pewrode 2013 ini terlihat sejumlah punguan marga
meniru gaya pilkada silam membuat pesta dengan mengundang calon Bupati. Tak
lama kemudian muncul dukungan marga melalui spanduk dan baliho. Ironisnya besar
dugaan sejumlah pengurus marga memanfaatkan kancah pilkada Dari untuk
menegosiasikan jumlah anggota punguan
marga dengan calon bupati. Pengurus mendapat materi bahkan jabatan
sedang anggota tetap menjadi korban “ penjulan” oknum-oknum Pengurus Marga
(R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar