Rabu, 06 Juni 2012

Demo Forum Rakyat Dairi-Anti Pembodohan

BupatiDairi Kabur
*   Pendemo Gunakan Topeng Kera
·   Sekdakab Julius Gurning Terdiam
·   Bupati Dairi Dituding Pengecut. Pembohoing dan Otoriter
      Sidikalang-Dairi Pers : Ratusan massa Forum Rakyat Dairi Anti Pembodohan akhirnya menggelar demo ke DPRDDairi dan Kantor Bupati Dairi mengkritisi jalannya pemerintahan di Dairi yang sudah tidak pro rakyat.
Ratusan massa yang didominasi Pemuda itu menjadi perhatian banyak warga Dairi ka-rena merupakan demo pertama yang berani terbuka mengkritisi bupati Dairi Johnny Sitohang.  Namun sayang bupati Dairi Johnny Sitohang menunjukkan watak aslinya tidak berani bertemu massa. Diketahui kalau Bupati Dairi kabur meninggalkan Dairi dengan alasan berangkata ke medan.
      Forum Rakyat Dairi Anti Pembodohan yang terdiri dari elemen Masyarakat Pancasilan Indonesia, Pemuda Pancasila,. Ikatan Pemuda Karya, Partai Hanura, Partai Gerindara, Partai PDI-P, PNBK  dan PKPB. Disamping turut bergabung massa dari LSM Petrasa, Sada Ahmo, Gerakan  Reformasi Dairi. GMKI. Wartawan dan LSM memadati jalan utama kota Sidikalang. Partai Nasdem dan PPRN yang sejak awal mengatakan ikut bergabung hingga aksi dilakukan akhirnya tidak terlihat.
      Sedang beberapa pendemo menggunakan topeng kera sebagai simbol kejorokan dan penakut.
      Longmarch pendemo dimulai dari depan gedung nasional Sidikalang.memadati jalan uatama yang sebelumnya dilakukan dengan aksi penempelan stiker kritisi pemerintah kepada mobil-mobil yang melintas. Isi stiker mengingatkan pemkab Dairi agar anggaran APBD lebih pro kepada Rakyat.  Himbauan lain KPK diharapkan turun ke Dairi.

      Dalam demo yang berada di depan kantor DPRDDairi diterima wakil ketua DPRD Dairi Benpa H Nababan, Saut Ujung, Togar Simorangkir serta beberapa anggota DPRD Lainnya.
      Ronald Silalahi dalam orasi menyebutkan DPRD Dairi harus bertindak tegas terhadap pemkab Dairi atas penggunaan anggaran yang berpihak kepada Rakyat. Pemberangkatan Tokoh Agama ke Luar negeri yang dibiayai APBD dinilai tidak tertib azas anggaran. Pemanjaan pemkab atas keberangkatan itu  sangat tidak wajar dinilai dari azas kepatutan karena masih banyak sarana public dan jalan rusak di desa.
      Bukan itu saja keberangkatan kepala desa ke Yoggya dengan menggunakan uang rakyat dengan dalih peningkatan kapasitas kepala desa harusnya transparan. Dua sumber dana untuk kegiatan itu yang hampir bernilai Rp. 2 Miliar menjadi aneh dan terindikasi korupsi. Untuk keberangkatan itu pemkab Dairi membuat anggaran pada pos Badan pemberdayaan masyarakat Rp. 1,2 miliar sementara kepala desa juga harus dipungut biaya Rp. 8.300.000 per desa.
      Wakil ketua DPRDDairi Benpa Nababan menjelaskan kalau pihak DPRD  sangat merespon tuntutan masyarakat itu dan DPRD Dairi berjanji akan mengupayakan melakukan hak-hak dewan untuk kasus keberangkatan tersebut. Namun ditegaskan berkaitan dengan biaya keberangkatan para tokoh agama ke Yerussalem dan Mekah tidak pernah dibahas mereka di dewan. “ Yang ditandatangai DPRD Dairi adalah APBD 2012 sedang perihal bansos dimana anggaran untuk keberangkatan tokoh agama itu ditampung adalah berdasar peraturan Bupati.
      Sementara itu dalam demo yang berlangsung di depan kantor Bupati penjagaan ketat oleh aparat polres Dairi dan Satpol PP. Setelah orasi yang dilakukan secara Bergantian oleh Fitrianto Berampu, Simbolon dan Ronal Silalahi disebutkan kalau bupati Dairi sesungguhnya pengecut, pembohong dan otoriter.
      APBD Dairi sesungguhnya digunakan untuk kepentingan sekelompok orang. Program kunker hanya sekadar tangan diatas yang tidak membawa perubahan kepada Rakyat. Janji bupati merubah Dairi dalam dua tahun adalah janji semata tanpa bukti. Jalan-jalan rusak dan sarana umum terbengkalai. APBD Dairi habis untuk program pencitraan diri. Forum ini juga menduga telah terjadi konspirasi BPKP Sumut dengan pemkab sehingga banyak anggaran yang tidak jelas namun hasil pemeriksaan tidak dite-mukan.
      Dalam acara demo itu seyoginya Bupati Dairi hadir namun diketahui kabur meninggalkan Sidikalang. Sekda Dairi Julius Gurning, BA yang mencoba menghadapi massa langsung terdiam saat ditanyakan Passiona Sihombing kordinator aksi apakah bisa mengambil keputusan? Julius hanya menjawab akan disampaikan kepada Bupati. Langsung Passiona menye-butkan kalau tidak bisa mengambil keputusan diam saja.
      Akhirnya sekda Dairi Julius Gurning dan kapolres Dairi AKBP Enggar Preanom  berada di depan massa . Namun sekda Dairi tidak diberikan lagi untuk berbicara karena dituding hanya boneka Bupati.
      Passiona Sihombing berkali-kali menyebut Bupati Dairi pembohong dan pengecut tidak berani menjumpai warganya. Forum telah melayangkan surat, tegoran lewat media massa, mengajak dialog di radio namun Bupati tidak berani. Hingga acara puncak demo. Tuntutan Forum akhirnya tidak diberikan kepada sekda namun langsung kepada Kapolres Dairi. Polres lebih diyakini dapat menyelesaikan masalah korupsi di Dairi. Passiona dalam orasinya juga menyebutkan polres adalah rakyat dan keadaan Dairi semakin hari semakin tidak terkendali dengan korupsi. Forum akan membantu polres menyediakan data korupsi Bupati dan diharapkan polres bertindak tegas sekalipun pelakunya seorang bupati.
                Dalam demo ini tidak ada aksi anarkis meski semua demo di dominasi pemuda dan ormas. Forum berjanji akan kembali lagi dengan kekuatan besar jika bupati masih membandel soal anggaran yang tidak pro rakyat. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar