Kamis, 24 Mei 2012

LSM Sada Ahmo

Wisata Rohani “Elit Tokoh Agama” yang Menguras Uang Rakyat Dairi
       Pada tanggal 6 Mei 2012, sekitar 24 orang tokoh agama Kristen akan berangkat ke Jerusalem,
Palestina untuk melakukan wisata rohani.
Kemudian pada tanggal 24 Mei 2012 akan dilanjutkan keberangkatan 15 tokoh agama Muslim yang akan berangkat umroh ke Mekkah. Keberangkatan mereka didanai dari pos bantuan sosial lembaga keagamaan  yang bersumber dari APBD Kab. Dairi tahun 2012 yang mencapai satu milyar rupiah.
       Rencana “plesiran” dari elit tokoh agama di Kab. Dairi ini dinilai tidak sesuai dengan rasa keadilan dan kepatutan. Di tengah maraknya protes rakyat agar pemerintah aktif melakukan
penghematan anggaran dan lebih fokus melakukan program yang menyentuh kepada kebutuhan rakyat, ternyata pemerintah membuat kegiatan yang dinilai tidak sesuai dengan azas keadilan dan kepatutan.
       Disatu sisi rakyat Dairi masih hidup dalam kemiskinan, namun pemerintah memilih membuat program yang tidak menjawab persoalan masyarakat miskin terutama perempuan, anak dan masyarakat marginal.
       Suatu ironi ketika berbicara alokasi anggaran bagi kebutuhan rakyat pemerintah berkata “anggaranterbatas” namun pada faktanya pemerintah membuat kegiatan yang terkesan menghambur-hamburkan uang rakyat.
       Bupati dan DPRD Kab. Dairi telah mengganggarkan sebuah program yang tidak berbasis kinerja anggaran yang diatur dalam UU Keuangan Negara. Program ini lebih berupa “kesenangan pribadi” yang tidak memiliki output dan manfaat yang terukur bagi masyarakat Kab. Dairi. Selain itu dari aspek proses
perencanaan kegiatan ini juga tidak dilakukan secara transparan; daftar nama peserta  tidak diekspose, kriteria seleksi peserta tidak jelas, dan ukuran outputnya yang tidak jelas.
       Berangkat dari keprihatinan atas masalah di atas, Perkumpulan Sada Ahmo (PESADA) sangat prihatin dengan rencana menyatakan sikap sbb :
1.      Mendesak Bupati dan DPRD Kab. Dairi untuk membatalkan “wisata rohani” yang menguras uang rakyat,
tidak transparan dan tidak jelas ukuran manfaatnya bagi masyarakat Kab. Dairi.
2.      Mendorong Bupati dan DPRD fokus mengembangkan kebijakan dan program yang mengatasi kemiskinan,
pemenuhan hak dasar rakyat dan melakukan efisiensi anggaran daerah.
3.      Meminta kepada peserta “wisata rohani” bisa berempati kepada rakyat miskin di Dairi yang tidak
pernah membayangkan bisa “jalan-jalan” sebab harus bergelut dengan kemiskinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar