Kamis, 18 Desember 2014

Ple setan



Orang bijak mengatakan sesungguhnya yang abadi adalah perubahan. Sedang orang politik berkata yang abadi itu kepentingan. Maka jangan heran jika politikus sebelum duduk berjanji ini itu. Setelah duduk lakukan itu ini. Agaknya kehidupan
juga  semakin aneh dan sulit dimengerti. Kehidupan anak adam juga semakin hari semakin sering diplesetkan.
            Jika dahulu peribahasa diajarkan guru bahasa indonesia sebagai motivasi dan permainan indahnya kalimat kini justru menjadi arena plesetan. Jika dahulu ada peribahasa “Air beriak tanda tak dalam “kini diplesetkan “Air beriak tanda ada yang boker”. Jika pejuang dahulu membakar semangat nasionalisme  dengan slogan “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh “ kini diplesetkan “ bersatu kita teguh bercerai masuk infoteimen”. Dahulu ada peribahasa air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga kini diplesetkan “Uang cucuran  masyarakat akhirnya ke DPR juga”.
            Hampir semua pribahasa diplesetkan mungkin juga mewakili kelakuan manusia jaman sekarang. Jika broery pesolima dan dewi yull sempat boming dengan lagu “jangan ada dusta diantara kita” kini dipelsetkan menjadi “jangan ada janda diantara kita”.  Jika dahulu muncul peribahasa “tua tua keladi makin tua makin menjadi” kini di rombak menjadi “Tua tua keladi udah tuapun tetap jadi biang keladi” hehehe.
            Mungkin benar plesetan berasal dari dua kata yakni Ple dan setan. Jadi kehidupan sering menjadi diplesetkan yang berbau “ke setan setanan”  . Tidak percaya ?  lihat saja kisah pemilik motto Taik Kuccing setelah kandas malah justrui diplesetkan menjadi si Taik Kuccing. Demikian juga beberapa oknum di Dewan saat kampanye sebut demi rakyat. Sudah duduk plesetkan demi anak dan istri yang juga berstatus sebagai rakyat. Demikian jurnalis, LSM, aparat hingga birokrat semua berangkat dari sumpah demi keadilan kejujuran kebenaran dan rakyat. Malah saat bertugas tidak sedikit yang terpeleset hingga lupa akan janji awal.      
            Saya kadang merenung jika sudah semua pihak plesetan yang akhirnya bertindak ke setan setanan. Lantas masih kah ada harapan di negeri ini? Cukupkah waktu 10 tahun 20 tahun bahkan 100 tahun memperbaiki mentalitas yang sudah rusak itu?
            Kelihatannya semua pihak berlomba merebut peluang dari APBN dan APBD saja tanpa melihat makna hakiki uang Negara untuk rakyat umum. Apakah negara yang telah dibangun dengan berbagai tujuan mulia kemakmuran rakyat itu kini terpeleset hanya untuk segelintir orang dilingkungan kekuasaan saja.
            Sepertinya semua hal telah diplesetkan hingga kehilangan makna sebenarnya. Lihat saja kata kata bijak dahulu “Sedikit demi sedikit lama lama jadi bukit “ kini diparktekakan “Sedikit demi sedikit lama lama jadi bosan”  maka dilakukanlah korupsi biar cepat. “Tong kosong nyaring bunyinya”  kini diplesetkan “Wong ompong nyaring bunyinya “, Biasa memang orang yang gak ada isi banyak bicaranya. Lihat juga kalimat didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa  yang kuat kini di plesetkan  Dalam pantat yang sehat, terdapat kentut yang kuat
            Mudah mudahan ini tidak terjadi di Dairi “Sepandai-pandainya tupai melompat pasti di sate juga” .  “Hidup itu bagaikan video ariel dan luna, kadang diatas kadang di bawah” . Karena video delapan menit, rusak karir semuanya . Hingga terjadi .Sudah jatuh, tertimpa tangga, digigit anjing, ditabrak mobil, dihajar massa, disangka maling, dan diteriaki parentok entok. (Chief Of Editor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar