Rabu, 18 Juni 2014

DAK Dairi Berkurang Rp. 20 M



            Sidikalang-Dairi Pers :  Dana alokasi Khusus (DAK) dairi tahun 2014 berkurang sebanyak Rp. 20 Miliar dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp. Rp. 68 M kini hanya 48 M. Hal itu diakui kabid Anggran Dippekade Dairi April Ujung saat dipertanyakan Dairi Pers pekan
silam. Pihaknya tidak mengetahui apa penyebabnya karena mereka hanya bertugas mengelola data berkaitan dengan penerimaan DAU dan DAK.
     Anggota DPRD Dairi Martua Nahampun yang dimintai keterangannya menyebutkan  dengan menurunnya DAK tahun 2014 ini akan berpengaruh pada pembangunan Dairi kshusunya untuk sarana dan prasaran umum. “ DAK itu peruntukkanya untuk kepentingan umum karena bisanya fisik. Tahun 2013 saja hanya sekitar 60-an M sudah tidak terasa pembangunan dimasyarakat apalagi kini  turun. Ini sesuatu yang harusnya menjadi instropeksi . Kita tahu tugas pemerintah untuk memakurkan rakyatnya . menjawab kebutuhan dan aspirasi rakyatnya akan pembangunan. Namun faktanya malah menurun. Lantas dimana peran pemerintah untuk memperjuangkan rakyatnya?. Ini sebuah kemunduran “ sebut anggota DPRD Dairi.
     Ditambahkan membangun Dairi dengan berharap ke PAD merupakan sesuatu mimpi karena kenyataan PAD Dairi dan sumber-sumber alamnya belum mampu menjawab kebutuhan pembangunan Dairi. Praktis harapan satu-satunya membangun Dairi dengan berharap anggaran dari pemerintah pusat atau propinsi. Namun kenyataan tiap tahun DAK terus menurun. Fakta lapangan sejumlah fasilitas umum jalan dan perkantoran masih sangat diperlukan. Belum lagi jumlah jalan rusak di Dairi semakin tahun semakin panjang. Dan terus menjadi keluhan rakyat.
     Sebenarnya jika pemkab Dairi mau dan berniat maka tidak sulit mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat. Jika dibanding dengan kabupaten Pakpak Bharat  DAK dan sejumlah anggaran pusat berhasil dibawa terlihat betapa kabupaten eks Dairi itu terus berbenah. Namun di Dairi justrru sebaliknya makin tahun makin berkurang. Ini yg harusnya segera diatasi. Kalau DAU itu untuk gaji dan operasional. Kalau DAK juga berkurang alamat Dairi akan terus terpuruk dan itu akan menjadikan pemeirntah di mata rakyat gagal” sebut Martua.    
     Hal senada juga diakui Dahlan Sianturi  penurunan penerimaan DAK harusnya menjadi alat intropeksi pemkab Dairi. Di satu sisi  tuntutan masyarakat untuk pelayanan umum terus meningkat disisi lain alat untuk menjawab kebutuhan  rakyat itu  terus berkurang. “ Lantas apa peran pemerintah? Apa hanya menunggu jatah? Hingga malas dan enggan untuk mendapatkan sumber-sumber untuk menjawab sejumlah kebutuhan rakyat .
     Disebutkan Dahlan jika mau jujur jarang menemukan jalan kabupaten di Dairi kondisi yang  mulus . Ketidaknyamanan rakyat itu berkali-kali diteriakkan. Namun teriakan itu justru tidak juga bisa dijawab. Malah yang muncul pengurangan anggaran DAK.  Inilah Dairi dan inilah sebuah kenyatan “ sebutnya Apatis (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar