Sidikalang-Dairi Pers : Gejolak, protes, kritisi dan ketidak puasan yang terjadi selama 4 tahun
lebih pemerintahan Bupati Dairi Johnny Sitohang yang dilontarkan sejumlah
elemen dan masyarakat Dairi ternyata tidak membuahkan hasil.
Meski kemenangan
tipis hanya sekitar 1/3 Masyarakat Dairi yang memilihnya faktanya Incumbent
masih berhak atas kursi nomor satu di Kabupaten Dairi tersebut untuk lima tahun
ke depan . Fakta lainnya Mayoritas
rakyat Dairi ( Sekitar 64 %) yang tidak setuju akan kepemimpinan nama tersebut.
Diperkirakan akan sulit bagi incumbent meraih simpati
rakyat sekaligus akan membuat pemerintahannya sulit mendapat apresiasi mayoritas rakyat.
Pengamat social Dairi sekaligus anggota DPRD Dairi Dahlan
Sianturi menyebutkan tahun baru 2014 harusnya menjadi momen kembali mereviw apa
yang telah dilakukan kepada masyarakat Dairi. Dan selanjutnya april 2014 akhir pemerintahan wajar menjadi agenda
instropeksi apa yang telah dilakukan satu periode pemerintahan. Sudahkah yang dilakukan tepat sesuai janji kampanye.
Apakah keberadaan pemerintah dapat merubah nasib rakyat ? Apakah rakyat merasa ada gunanya seorang pemimpin ? hingga
sudahkan kebijakan pemkab pro rakyat?.
Jika itu tidak dilakukan untuk perbaikan maka potensi sekitar 2/3 jumlah rakyat
Dairi yang tidak memilih incumbent bisa menjadi sandungan minimal kehilangan
apresiasi mayoritas rakyat, sebutnya senin (7/1).
Dikatakan Dahlan sungguh menjadi pemimpin bukan hanya sekedar
menang pilkada atau persaingan dan
diakui secara hukum sebagai pemimpin saja. Namun lebih daripada itu bagaimana
seorang pemimpin diakui sebagai negarawan oleh rakyat . “Yang sulit bagaimana
mayoritas rakyat merasa ada gunanya seorang pemimpin dalam kehidupannnya. Jadi
bukan sekedar pejabat yang diakui hukum saja namun juga diakui oleh rakyatnya”
Tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Jonner Simbolon ketua LSM Gransi
Dairi yang mengatakan sekalipun kemenangan secara hukum ditangan namun ada yang
harus menjadi beban pemikiran seorang bupati kepada rakyatnya yakni apakah
kebijakan yang dilakukan selama ini sudah memenuhi rasa keadilan bagi mayoritas
rakyat. Jika pertanyaan itu tidak dijawab seorang kepala daerah maka akan
semakin jauh pemerintah dan rakyatnya. Pemerintah akan berjalan tanpa respon
rakyatnya. Dan paling berbahaya ketika rakyat sudah tidak perduli dengan apa
yang dilakukan pemerintah. Jadi pemerintah berjalan sendiri rakyat juga tidak
merasakan ada gunanya sebuah pemerintahan.
Menurut Jonner dinamisnya perkembangan pola pikir masyarakat
baik nasional maupun local menuntut pemimpinnya harus bernar-benar menjalankan
amanat kemakmuran rakyat. “ Kita melihat bagaimana orang-orang besar hingga
yang tidak masuk logika tersentuh hukum justru begitu mudah masuk tahanan
selama 2013 hanya karena dugaan korupsi. Kita juga melihat kabupaten tetangga
kabupaten karo yang bergejolak menentang bupatinya. Semua itu membuktikan tidak ada lagi pemimpin
yang kebal terhadap hukum. Tidak ada yang kebal jika tidak becus memimpin
rakyatnya. Dan itu pantas menjadi perhatian jika tidak ingin dipermalukan
rakyatnya” sebut Jonner.
Pisser Simamora legislator di Dairi menyebutkan Pilkada sudah
usai dan faktanya incumbent kembali menjabat tentu sejumlah pertanyaan dan
kegelisahan muncul dari pihak yang tidak mendukung atau memilihnya dalam
pilkada. Jika kelompok yang tidak memilihnya tersebut tidak dirangkul pada
periode mendatang maka akan sulit melihat harmoniasi rakyat secara umum
dengan pemimpinnya . Dan jika itu
terjadi akan merugikan rakyat dan pemerintah itu sendiri.
Pisser mengakui ketidak puasan selama ini atas pemerintahan
yang ada sangat jelas terlihat dari jumlah perolehan suara dalam pilkada. 2/3
yang tidak sependapat dengan incumbent harus diapresiasi menjadi alat istropeksi bagaimana harusnya
kebijakan yang pro rakyat. Jika hanya mementingkan kelompok dan kebijakan yang
tidak populis maka perkembangan Dairi akan jalan ditempat” sebutnya.
Ditambahkan era transparansi dengan media yang terbuka menjadi
alat bagi rakyat untuk membandingkan kebijakan pemerintah dalam satu kabupaten
ke kabupaten lainnya. Maka kita sering mendegar Dairi dibandingkan dengan
Taput, Humbang dan Pakpak Bharat. Semuanya setuju kalau Dairi sudah tertinggal.
Sekarang sudah tidak ada lagi yang dapat ditutupi karena semuanya sudah
terbuka. Laju infromasi telah membuat rakyat “melek” untuk membandingkan
kemajuan.
Pisser menyebutkan jika masih dengan pola lama sistim kebijakan
yang dibangun maka tipis bagi masyarakat Dairi untuk berharap perbaikan ke
depan. Sebaliknya bagaimana merekatkan elemen yang ada akan menjadi sebuah
kekuatan yang maha dahsyat bagi Dairi untuk bangkit kembali mengejar
ketertinggalan. Setidaknya tidak selalu disebut kalah dengan kabupaten
tetangga” sebutnya.( R.07)
Untuk masa kepemimpinan Bupati JS Jilid II kita sebagai warga Kab. Dairi ga usah berharap banyak. Sistem politik di Dairi masih kekanak kanakan. Belum dilantik aja para kroni kroninya sudah betingkah.
BalasHapusMau mengurus surat keterangan dari Kepdes aja ko ditanya kenapa dulu ga milih Join-Pas.
Oh para petinggi Kabupaten Dairi...dimana hati nuranimu???