Ada
sebuah fenomena menarik hasil Pemilu silam yang
sering terlihat namun jarang dibahas. Perolehan suara partai di
kabupaten/kota tergantung siapa kepala daerahnya. Jika kebetulan didaerah itu
kepala daerahnya ketua salah satu partai maka
perolehan suara kursi dewan tergantung apa partai kepala daerah.
Syukur PKI (Partai Komunis Indonesia) sudah dibubarkan. Jika saja partai ini
diperbolehkan dan ada kepala daerah yang menjadi ketua partai ini sudah pasti
partai terlarang itu akan berkuasa dan memperoleh kursi terbesar di dewan. Jadi
semua tergantung Bos.
Maka
lihat saja sejumlah kepala daerah yang melekat jabatan juga ketua partai selalu
menjadi parpol pemenang pemilu di daerahnya. Sebuah fenomena luar biasa
Tapanuli utara yang puluhan tahun dikuasai salah satu Parpol. Pasca kekalahan
Taluto dan kekuasaan digantikan kader partai lain. Pemilu silam langsung terlihat berimbang. Parpol yang nyaris menjadi Parpol mayoritas
tunggal itu turun drastis ketika kepala daerahnya jatuh.
Saya
menjadi teringat Akil Moctar ketua MK yang oleh hukum kini dipersalahkan. Namun dimata salah satu
atau dua parpol mungkin wajar dianggap pahlawan dan orang paling berjasa dalam sinetron “menggunting dalam lipatan” .
Anak muda “sinetron akal-akalan” itu meski telah berambut putih namun
kenekatannya sangat jantan menyelamatkan beberapa kepala daerah yang tidak
wajar menjadi wajar. Mengalahkan yang menang dan memenangkan yang kalah.
Andai
saja dia tidak tertangkap KPK pasti hasil pemilu 2014 ini dipastikan berubah
total dari kondisi sekarang. Sayang sekali pemain sinetron berambut putih itu
ketangkul. Dan rambutnya semakin memutih saat mengetahui hasil pemilu tidak
sesuai harapannya. Namun demikian dimata sejumlah pecundang politik nama Akil
mungkin dianggap menyamai pahlawan nasional seperti Sisingamangaraja, Pattimura
atau mungkin juga jendral sudirman.
Meski tidak tuntas melancarkan aksi liciknya namun jasanya akan dikenang kepala
daerah yang ditukang tukanginya.
Akil
telah menciptakan banyak Bos yang pada pemilu silam sangat jelas hasil pemilu
tergantgung bos Kabupaten/kota. Sayang orang tegas yang gemar memberikan uang ke penyanyi dangdut itu kini kehilangan
gasnya.
Melihat
perannya yang menciptakan banyak bos . Andaikan belum tertangkap barang kali
kelihaian dan kelicikannya itu terlalu kecil jika dihadiahi hanya sebagai ketua
Mahkamah Agung. Apalagi menteri. Saya fikir dihadiahi wakil presiden juga wajar
mengingat peran dan jasa-jasanya dalam merusak keadilan dan kejujuran dan
memplesetkan hukum. Dan yang paling luar biasa menjadikan yang tidak layak
menjadi layak.
Konsep
tergantung bos merupakan senjata luar biasa yang tidak terpikir politikus
nasional lainnya. Ternyata konsep menggunting dalam lipatan. Sangat
jelas hasil pencapainnya. Juga sangat jelas alat ukurnya. Strategi brilian
untuk mendapatkan kekuasaan dengan modal kecil.
Tidak
dapat dipungkiri lagi jabatan kepala daerah sangat berpengaruh dalam menjagokan
partai. Maka jika kepala daerahnya dari partai A maka perolehan kursi Dewannya
pasti mayoritas partai A. Ini terjadi disemua kabupaten dan kota. Jadi semua
tergantung bos. Bukan tergantung dari apa konsep partai dalam memakmurkan
rakyatnya. Bukan juga trak record partai Namun lebih kepada ketakukan rakyat
jika tidak mengikuti selera bos. Takut tidak dapat raskin, Takut dimutasi,
Takut tidak dapat bedah rumah dan takut tidak dapat BLSM. Senjata luar biasa
bos hingga semua tergantgung bos. (Chief Of Editor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar