Rabu, 26 Juni 2013

Telah Teruji


     Kecap dan batu baterey selalu di sebut nomor 1. Entah kapan diuji dan entah siapa juga yang menguji namun nekat saja  klaim nomor 1. Saya belum pernah melihat kejujuran dalam sebuah produk menyebut telah teruji dan hasilnya rangking 2 . Atau telah teruji dan lulus nomor 3.  Kenapa selalu nomor satu . Sungguh tidak mengherankan karena  namanya juga kecap.

      Bupati Humbahas Drs. Maddin Sihombing yang menerima penghargaan pengelolaan keuangan daerah dengan predikat tertinggi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dengan mata  telanjang saja kita bisa melihat  Humbahas berubah drastis dimana jalan jalan hingga desa telah Hotmix. Sayang mantan sekda Dairi ini tidak pernah mengatakan dirinya telah teruji meski rakyat dan presiden mengakuinya. Maddin tipe yang bersahaja dan tidak mau pamer.
      Entah mengapa juga tetapi sepertinya orang yang tidak pernah dipuji selalu ingin dianggap hebat. Maka jika bertemu orang yang sering berkata “ kalau aku begini….begitu….”  atau sebut dirinya hebat biasanya karena sepanjang hidupnya tidak pernah mendapat pujian . Ciri begini biasanya disekolah juga tidak pernah rangking .Dikampung pada masa mudanya hanya buat resah karena kegiatannya tak lebih dari maling kacang, maling jagung dan maling sandal. Orang begini biasanya ingin dipuji karena sepanjang hidupnya selalu diteriaki karena salah dan hidupnya dari berbohong dan menipu.
      Sebuah ujian biasanya dilengkapi dengan soal. Dan persoalan yang diujikan kepada  seorang kepala daerah  adalah kesejahteraan rakyat yang meliputi ekonomi rakyat, pertanian , kesehatan dan pendidikan . Itu sebagai pilar utama. Sejauh mana sukses bisa menjawab persoalan rakyat itu maka itulah yang disebut teruji. Jika ekonomi rakyat morat marit, Petani miskin. Rakyat masih andalkan jamkesmas dan jamkesda serta Jumlah siswa yang masuk perguruan tinggi negeri tiap tahun berkurang maka sesungguhnya soal soal yang diujikan kepada kepala daerah tidak mampu dijawab.
      Sesungguhnya siapapun berhak mengikuti ujian. Dan itu disebut teruji namun jangan ditanya soal hasil bisa sukses bisa juga Gatot (gagal total). Maka jika ada menyebut teruji tidak usah protes karena sekedar teruji. Soal hasil tidak dicantumkan. Boleh jadi ada yang menyebut sukses namun yang menjadi masalah justru lebih banyak menyebut gagal. Jadi biarlah teriak, klaim , promosikan diri dan sebut diri hebat. Toh ujian akhir rakyat juga menilai.
      Saya teringat masa kuliah dulu karena sulitnya mata kuliah akuntansi maka dinding ruangan kutulisi dekat mejaku akan kemungkinan-kemungkinan apa yang diujikan . Maka saat ujian aku lancar menjawab dan lulus pas pasan nila C. Belajar dari kelakuanku maka kuyakini dalam sebuah  ujian berbagai cara dilakukan yang bernafaskan kecurangan. Maka dalam pilkada depan jika terjadi kecurangan mulai dari pemilih ganda, pemilih siluman. KPPS siluman. Surat suara siluman hingga penggantian kotak suara itu adalah bagian dari ujian. Banyak juga orang yang lulus ujian meski karena curang. Dan banyak juga manusia sepanjang hidupnya bisa bertahan hanya karena curang.
      Tidak ada yang salah saat disebut teruji. Itu wajar-wajar saja karena hasil akhir ada tim penilai. Dan jangan salah banyak juga penilai yang goblok bin tolol. Ada juga penilai yang mata duitan. Dan dalam pilkada tim penilai adalah rakyat. Maka sungguh tidak ada lagi hebatnya kata-kata teruji karena yang diuji sama tim penilai ujian  sudah sama sama “ ngaco”. Inilah sesungguhnya yang terjadi ditengah masyarakat. Semua mengidolakan “Kepalsuan dan ecek-ecek “ (Chief Of Editor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar