Saksi Wajib Video & Kamera
Sidikalang-Dairi Pers :
Mepetnya waktu perbaikan daftar pemilih sementara (DPS) serta sulitnya
mendapatkan DPS oleh pasangan balon Bupati membuat harapan satu-satunya untuk
memenangkan pilkada Dairi 2013 berada ditangan saksi calon Bupati.
Saksi calon yang tidak tegas di TPS bahkan
jumlah saksi yang tidak lengkap diduga kuat
pilkada akan berlangsung dengan suasana curang dan penuh tipuan . Peran
saksi di TPS menjadi satu-satunya harapan untuk menjaga hari pemungutan suara
berlangsung jujur dan adil.
Catatan Dairi pers dari
jadwal pilkada yang dibuat KPUD Dairi harusnya pengumuman Daftar Pemilih
Sementara (DPS) dilakukan pada 3 juni s/d 13 juni 2013. Namun kenyataan DPS
baru ditempelkan di publik pada 13 juni 2013. Bahkan untuk perbaikan diberikan
waktu 3 hari saja tanggal 15 s/d 17. Batas tiga hari itu bahkan diwaktu mepet
juga yakni tanggal 15 tepat hari minggu sehingga diduga kuat perbaikan DPS
sebelum menjadi Daftar pemilih tetap (DPT) akan kurang akurat.
Kondisi ini mengisyaratkan
para Saksi para calon bupati kelak di TPS menjadi kunci. Kondisi ini juga
mengisyaratkan saksi calon di TPS harus tegas dan berani melakukan protes
ketika menemukan wajah-wajah misterius yang mungkin hadir di TPS untuk
melakukan pemungutan suara. Disamping itu peran rakyat di TPS juga sangat
penting untuk melihat jalannya
pemungutan suara juga melihat wajah-wajah yang hadir dalam pencoblosan.
Kecurangan
Sementara itu sejumlah
pemerhati Dairi memperkirakan kecurangan dalam pilkada Dairi 2013 masih cukup
tinggi. Ketua ICW Sumut Johannes Lumbangaol, SH menduga dengan naiknya jumlah
pemilih dari pilgubsu sekitar 36.000 sebagai indikasi kecurangan dimulai dengan
ketidak akuratan jumlah pemilih. Johannes ,menyebutkan berbagai intrik
kecurangan yang biasa terjadi dalam pilkada harus menjadi bahan perhatian
rakyat Dairi terutama saksi calon di TPS.
Kecurangan yang biasa
terjadi dalam beberapa pilkada yakni pemilih siluman yakni yang hadir di TPS
tetapi bukan warga setempat. Biasanya
jenis ini begroup . Anehnya nama mereka terdaftar dalam DPT sehingga tidak ada
alas an KPPS menolak hak suara mereka. Maka DPT yang tidak akurat berpotensi
untuk berbuat curang.
Kecurangan lainnya yakni
kelengkapan pilkada seperti tinta celup yang mudah dihapus. Disamping itu kembali
kepada KPPS dan petugas TPS yang masih disangsikan independensinya. Meski
disumpah dalam sebuah tugas namun sepertinya sekarang sumpah bukan lagi
ditakuti manusia, sebut Johannes.
Kecurangan lainnya
permainan surat suara dan kotak suara yakni jumlah surat suara dalam kotak
harus benar-benar jadi perhatian. Ada juga kotak suara sengaja ditukar berikut
berita acara di TPS. Biasanya ini terjadi di TPS TPS yang jauh dimana saksi
calon minim. Bahkan mungkin hanya dihadiri satu saksi pasangan calon saja. Jika
kondisinya demikian maka akan mudah menggantikan kotak suara dengan suarat
suara yang berada di dalamnya.
Sedang kecurangan juga
dapat dilakukan berupa intimidasi dan acaman dari sekelomok pendukung salah
satu calon bupati. Hal-hal ini harus menjadi perhatian para pasangan calon
untuk memilih saksi yang benar-benar
tegas dan berani dilapangan. Saksi tidak sekedar mencatat perolehan suara namun
juga harus siap memantau setiap pergerakan di TPS hingga surat suara dihantar
ke PPK. Melengkapi saksi dengan alat elektronik rekaman sangat bagus untuk memperkecil kecurangan
yang bakal terjadi.
Vidio & HP Berkamera
Meski harus menambah biaya
dan pengeluaran Namun satu-satunya cara untuk menjaga pilkada berlangsung jujur
dan mengurangi kemungkinan kecurangan wajib saksi yang berada di TPS disertakan
video rekaman atau HP yang berkamera. Dengan menyetel tanggal dan jam pada alat
eletronik itu maka setiap momen dalam hari pencoblosan dapat terekam.
Cara ini pernah dilakukan
dalam pilkada DKI dimana saksi pasangan calon Jokowi-Ahok menyertakan semua
saksinya dengan HP berkamera yang telah distel tanggal dan waktu. Di Setiap TPS
saksi pasangan ini sebanyak dua orang dimana satu saksi mengikuti jalannya
pencoblosan di dalam TPS dan satu lagi bertugas mengabadikan para pemilih
dengan kamera HP. Cara ini terbukti mengurangi jumlah pemilih siluman. Bahkan
menekan meraka yang berniat curang melakukan pemilihan lebih dari satu kali.
Meski tidak terpublikasi
kecurangan pilkada DKI Jakarata namun
sejumlah pemilih siluman kini menjalani hukuman penjara karena terbukti
melakukan pencoblosan lebih dari satu kali. Saat hasil jepretan kamare handphone diprint sejumlah wajah yang sama
terlihat memilih di dua tempat. Barang bukti tersebut selanjutrnya diajukan ke
kepolisian dan kini banyak pemilih siluman akhirnya masuk penjara dengan vonis
kejahatan pilkada melakukan pencoblosan lebih dari satu kali.
Agaknya untuk pilkada Dairi
10 oktober mendatang pasangan calon yang bertarung harus melengkapi saksi
dengan alat eletronik perekam sehingga dapat digunakan sebagai barang bukti
membongkar kecurangan yang terjadi.
Kecurangan pilkada sering luput dari hukuman karena tidak disertakannya
alat bukti.
Tidak terlalu tinggi biaya
yang harus dikeluarkan pasangan calon cukup dengan membeli memori card seharga
Rp. 20.000 yang diberikan kepada calon yang pastinya sudah mempunyai HP. Maka
setelah habis pencoblosan semua memori card disampaikan ke posko untuk
diteliti. Dengan jumlah TPS Dairi hanya 700 saja maka biaya untuk itu hanya Rp.
14 juta. Dengan biaya kecil itu maka pelaku kecurangan dalam TPS akan hati-hati
setidaknya berpikir “ Orang jadi Bupati tetapi dia masuk penjara”. (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar