Rabu, 12 Juni 2013

Sejatinya APBD Untuk Rakyat, Kepala Daerah Punya Usaha


     Sidikalang-Dairi Pers : Berbincang dengan gaya santai, mengenakan batik keemasan minggu sore Calon Bupati Dairi Ir. Luhut Matondang bersama calon wakil Bupati MG Lingga,SH menyebutkan sungguh tidak mudah menjadi kepala daerah di era pemberantasan korupsi yang begitu gencar. Berita  dan catatan begitu banyaknya kepala daerah
tersandung korupsi tentu tidak semuanya menjadi kesalahan kepala daerah. Namunpun begitu sejatinya kepala daerah harus punya usaha dan mau berusaha sedang APBD biarlah kembali ke harkatnya   milik rakyat.

       Demikian disampaikannya saat bicang ringan di posko pemenangan Luhut Matondang di Sidikalang pecan silam . Dikatakan hingga kini nama gubernur DKI  Jakarta  Jokowi harum di mata rakyat dan memang beliau punya usaha furniture  jauh sebelum menjadi gubernur di Solo. Beliau bisa konsen kepada rakyat dan APBD digunakan untuk rakyat . “ Saya tidak sehebat beliau namun faktanya kita tidak bisa memungkiri harus menganguminya dan tidaklah menjadi salah ketika ingin menirunya “ sebut Luhut.
       Menjawab dirinya kini  seorang pengusaha sukses tingkat Sumatera Utara yang sudah lebih berkecukupan namun mencalonkan diri sebagai kandidat Bupati Dairi dikatakan tak lebih sebagai  bakti untuk tanah kelahiran. “ Saya dilahirkan di Batang beruh, rumah kelahiranku kini kantor Partai Demokrat. Disanalah aku pertama kali menghidup udara kehidupan. Sungguh aku tidak tahu banyak bicara dan tidak pintar mengurai kata-kata  Namun intinya aku  terpanggil sekali rasanya ingin berbuat bagi rakyat Dairi. Terpanggil karena begitu banyaknya laporan  rakyat atas air mata . Aku mericek informasi itu dan ada benarnya . Hanya itu motivasiku . Sungguh rasanya menjadi seorang yang egois ketika  sanggup membiarkan air mata menetes di tempat  dimana aku dilahirkan “sebut Luhut.
       Pengusaha hotmix Sumatera Utara itu menguraikan kisah perjalanan hidupnya meski banyak pihak menyebutnya milyiader sesungguhnya dia manusia biasa yang juga pernah gagal dalam kehidupan.” ayah kami itu tegas dan disiplin. Waktu anak-anak kami wajib membantu orang tua kerja di bengkel dan orang tua itu mendidik kami menjadi pekerja keras. Tanpa kami sadari kami anak-anaknya  ditempa untuk berjiwa enterpreneur  dan kerja keras. “ sebut Luhut
       Kalau mau jujur masa kuliah lebih banyak saya kuliah jika dijemput teman. Saya terjepit antara cari makan dan kuliah. Yang terberat ketika ada bisnis yang menjanjikan namun harus kuliah. Ketika itulah dibutuhkan kebijakan. Sungguh saya harus simpulkan kita bisa berubah dan menggapai harapan ketika kita mau berusaha dan kerja keras. Sampai tamat kuliah saya yang memikirkan biayanya dan saya senang justru di kesusahan itulah kita menjadi cerdas.
       Saya tidak mau mengelabui masa lalu saya dan inilah saya adanya. Saya dibesarkan di dunia usaha, bergaul dengan orang pasaran. Berbaur dengan kehidupan bawah. Namun satu yang menjadi catatan berharga saya yakni jauh lebih enak bergaul dengan orang pasaran karena orang pasaran itu komit. Saya sahabat baik dengan alm Arifin Capah, Alm Gotuk Pintar Sihombing dan banyak lagi dan mereka orang-orang yang komit. Sungguh orang pasaran itu orang komit. Jadi jangan sepele sama orang pasaran” sebutnya sambil senyum.
       Menjawab dirinya jika nanti terpilih menjadi seorang bupati di Dairi dan itu berarti semua proyek di Dairi akan dikuasainya dijawabnya santai kalau isu itu sudah di dengarnya dan memang mengaklir deras. Namun dikatakannya sejak Dairi berdiri dirinya baru sekali mengerjakan proytek pembukaan jalan masa pemerintahan MP Tumanggor. “ Jujur …proyek di Sumut itu kadang saya tolak sangkin banyaknya. Di tanah Karo saya sejak tahun 1985 dipercayai. Demikian juga daerah-daerah lain. Saya sudah tua dan memang harus saya akui usia mengajari banyak hal untuk bisa berbagi, berbakti dan ada arti  hidup kita berguna bagi orang banyak” sebutnya.
       Kontrak
       Sementara itu saat ditanyakan bagaimana konsepnya tentang PNS  jika terpilih menjadi Bupati disebutkan Luhut dengan tulus kalau dirinya tidak mengerti soal PNS . “ Biarlah itu menjadi urusan wakil bupati dan sekda. Jujur saya tidak mengerti PNS dan sederhana saja dibenak saya bagaimana memberi perubahan di Dairi. Yang ada difikiran saya bagaimana membangun pabrik jagung di Dapem IV. Sehingga rakyat tidak menjual jagung biji saja ke medan. Terus bagaimana mendapatkan dana dari Jakarta agar jalan-jalan bisa hotmix sampai ke desa. Dan hal-hal seperti itulah yang ada di benak saya, sebutnya.
       Namun dikatakan setidaknya baginya  manajemen PNS mudah saja berikan kesempatan kepada semua PNS yang golongan dan pangkatnya sudah memadai dengan cara seleksi. Berikan kesempatan bagi staf yang dapat memberikan solusi  tercepat dan akurat dan lakukan kontrak. Jika tidak tercapai memang harus berhenti.
      Dicontohkan mudah saja misalnya untuk jabatan kepala dinas A tugas BKD melihat pejabat yang sudah mempunyai disiplin ilmu, pangkat dan golongan yang tepat. Lakukan fit and profer test. Yang berani menggaransi tupoksi paling tepat, dan cepat diberikan kesempatan lebih awal dan harus lakukan kontrak. Jika memang gagal tidak menepati waktu  harus diganti. Sebaliknya jika bisa dibuktikan maka langgeng dan ada promosi. Saya fikir sesederhana itu. Saya tidak mengenal banyak PNS di Dairi, saya juga tidak memiliki banyak famili  di sini sehingga saya hanya  mengenal PNS dari kinerjanya” sebut luhut. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar