Semasa saya kecil ada satu istilah kren “ cop lakka lakka” yang
menandakan suatu kepastian atas kepemilikan sesuatu. Justru kalimat ini membuat
orang lain tidak dapat menggangu gugat klaim kita saat itu.
Di usia kepala empat ini istilah itu pernah saya gunakan.
Selintas saja saya ceritakan suatu ketika saya tidak punya duit lagi dan
mengunjungi salah seorang kepala dinas. Kepala dinas ini ku ketahui sangat
dekat dengan penguasa Dairi saat ini. Saat itu oknum kadis ini berkata “ Dang
sialoon raja” dan berbagai nasehat
disampaikannya. Aku diam saja dan ku biarkan dia bercerita panjang lebar.
Sekitar sejam aku mendapat kuliah yang menurutnya itu dapat merubah pola
kritisku.
Dan waktu yang ditunggu-tunggu hadir dirogohnya kocek dan
mengeluarkan beberapa lembar isi dompetnya. Waktu ku kantongi maka giliranku
bertanya “ ai si syamsul arifin tahe raja doi ?” langsung wajah kadis ini berkerut dan
membalas “ heh mulak hepengi…dia son” aku jawab dengan tenang “ bah..cop lakka
laka” sambil tertawa dia merepet dan kubiarkan saja. Karena yang penting “ cop
lakka lakaa”
Ilmu itu juga digunakan DPRD Dairi sekarang dimana dalam rapat
paripurna R APBD 2013 yang berakhir dengan penolakan R APBD saat itu pimpinan
sidang bertanya pada bupati Dairi apakah dengan perda atau Perbup. Maka dengan
dinginnya kala itu Bupati berkata “ Perbup”.
Entah bagaimana pula akhirnya Bupati Dairi melalui sekda dan
beberapa kepala dinas “ memelas” ke DPRD Dairi agar dilakukan jadwal ulang R
APBD kembali. Maka dengan dinginnya njuga anggota DPRD Dairi menjawab “
Eits…cop lakka lakka ..nga sanga idokkon perbup…lanjut saja” he.he..he…
Jawaban Cop lakka laka itu membuat bupati Dairi Johnny Sitohang
sekda Dairi Julius Gurning pusing. Sejak awal januari terus bergerilya denga
alasan di fasilitasi kegubernuran . Mereka tidak terima jawaban “ cop lakka
laka “ dari dewan dan terus melakukan pendekatan agar APBD Dairi itu dijadwal
ulang. Hingga Maret berbagai manuver dilakukan dan hasilnya dewan tetap
bertahan dengan motto” Cop lakka lakka”.
Beberapa dewan dengan kelakar menjawab “ Nga sanga idokkon
perbup..bah cop lakka laka. Teruskan saja dengan berbagai resikonya. Makanya
jangan terlalu lantang. Hasilnya jadi begini “ sebut beberapa dewan senyum.
Konon wabup Dairi Irwansyah juga sudah minta maaf atas
penyataan Bupati tersebut dan menarik ucapannya “ Perbup”. Dewan malah dengan
tenangnnya berkata “ masa yang minta maaf orang lain..tetap cop lakka lakka”
padahal jika benar peryataan wabup itu maka ini
pertama kali Bupati minta maaf dalam sejarahnya. Tetapi tetap bagi
anggota dewan “ cop lakka lakka”
Sesungguhnya cop lakka lakka sungguh tangguh untuk menghentikan manusia yang terlalu
kencang. Maka sebelum memutuskan sesuatu lebih baik dipersilahkan lebih dahulu
otak berpikir. Ketika mendahulukan “ balga ni ate ate” maka akan terjepit
dengan jawaban “ Cop lakka lakka”. Hanya beberapa dewan saja yang mau kembali
menjilat air ludahnya. Meski telah menolak R APBD entah apa yang memaksa mereka
mau saja jadwal ulang. Empat dewan penjilat ludahnya itu tidak mau berkata “
Cop lakka lakka . Mungkin mereka berkata “ untuk apa jadi ayam jantan terus
berlaga. Lebih baik jadi ayam betina ditiduri ayam jantan dari atas tapi dapat
telor” (Chief Of Editor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar