Sidikalang –Dairi Pers
: Warga masyarakat Dairi saat ini harus
benar-benar memahami situasi dan kondisi Dairi saat ini, sehingga mampu dan
bisa menentukan sikap untuk memilih pemimpinnya ke depan.
‘ Saya rindu ceritra
Dairi tahun 70-an dimana semua terlihat damai, rukun dan diikat sebuah
persaudaran yang indah. Kenyamanan memiliki makna mendalam disemua hati rakyat
Dairi kala itu. Betapa indahnya
kesederhanaan. Kerukunan berbagi kue saat lebaran dan tahun baru. Namun kini
semua terasa bergeser. Sejujurnya Dairi damai dan penduduknya ramah. Kita
merindukan itu.
Demikian disampaikan
Advokat & Konsultan Hukum DR Junimart Girsaang SH MBA MH, Rabu (6/2) di
Sidikalang. Menurutnya, bahwa Dairi telah terjadi pergeseran nilai kerukunan
dan kenyamanan
“Kalau situasi Dairi, saya
no coment. Saya tidak mengetahui situasi Dairi saat ini, karena tidak tinggal
menetap di sini. Untuk mengetahui situsi dan kondisi Dairi, tanyakan aja
langsung sama warga masyarakatnya,” ujarnya usai memimpin sosialisasi dan konsolidasi
partai pemenangan Cagubsu/ Cawagubsu
Effendi Simbolon-Djumiran Abdi di Sidikalang.
Didampingi Ketua DPC PDI-P
Dairi Benpa H Nababan dan Calon Wakil Bupati Dairi 2014-2019 Drs Passiona M
Sihombing MBA, Junimart menyebutkan, Dairi membutuhkan calon pemimpin yang
betul-betul memahami azas-azas pemerintahan yang baik dan pendidikan. “Kalau
masyarakat tidak mendapat pendidikan, maka akan gelaplah dunia ini,” sebutnya.
Dilanjutkan putra Dairi
yang menetap di Menara Kuningan Jakarta ini, bahwa tipe pemimpin Dairi harus
yang betul-betul memahami pentingnya pendidikan. Karena, kesejahteraan diukur
dari pendidikan yang dimiliki oleh seseorang yang tidak sama dengan pebisnis.
“Kalau pebisnis disebutkan
berhasil tanpa memiliki pendidikan, itu bisa saja. Namun warga masyarakat tidak
akan bisa sejahtera kalau tidak memiliki pendidikan. Bagaimana bisa sejahtera
kalau tidak memahami pendidikan,” sebutnya lagi.
Ketika diminta harapannya
ke depan Kabupaten Dairi, pengacara yang memiliki filsafat profesinya ‘perdamaian
adalah suatu kata yang indah tetapi perdamaian adalah lebih indah’ ini mengaku,
sangat merindukan suasana pada tahun 1970-an.
“Masa depan Dairi, harus
melihat kembali suasana tahun 70-an. Saat itu masih rukun dan damai. Sekarang,
saya melihat telah terjadi pergeseran kerukunan dan kenyamanan akhir-akhir
ini,” imbuhnya. (Najogi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar