Selasa, 22 Januari 2013

Razia Tonase, Staf Perhubungan Dairi Nyaris Kena Tikam


    Sidikalang-Dairi Pers : Simbolon staf dinas perhubungan komimnfo Dairi nyaris kena tikam sajam rabu (16/1) saat mengadakan razia tonase kendaraan truk di jalan merdeka Sidikalang.
Peristiwa ini terjadi malam hari dan suasana sempat gaduh karena pengemudi truk dan petugas dishub Dairi sempat adu mutu.
      Daya yang diperoleh Dairi Pers di TKP menyebutkan malam itu staf dinas perhubungan Dairi bersama tim dari polres dan PM melakukan razia penertiban tonase kendaraan di depan ex bioskop Togar. Setahu bagaimana truk bermuatan batu yang berasal dari dolok siraut melintasi jalan tersebut hingga terjadi adu mulut antara pengusaha truk dan aparat. Suasana sempat ricuh dan masing masing pihak bersitegang hingga baku hantam nyaris terjadi.
      Kepala dinas perhubungan Dairi didampingi kabid perhubungan R Simbolon yang dsikonfrimasi Dairi  Pers kamis (17/1) menyeb utkan mereka melakukan razia terpadu bersama polisi dan PM untuk penertiban tonase. Dasar untuk melakukan razia yakni surat bupati dan UU No. 22 tahun 2005 perihal spesipikasi kendaaran yang dapat melintasi di jalan kelas III .
      Disebutkan sebelumnya kepala dinas perhubungan telah melakukan pendekatan preventif kepada penguasaha truk pengangkut batu dari dolok Siraut dan mengundang mereka dalam hal penertiban tonase kendaraan. Semua pihak setuju taat aturan dan menandatangani perjanjian tonase maksimal . Namun hingga januarai tetap saja pengusaha truk menggunakan truk bertonase lebih hingga bobot  30 ton. Padahal sesuai UU No. 22 tahun 2005 klasikasi truk yang dapat melintasi jalan kelas III maksimal 8 ton. Belum lagi ukuran kendaraan berupa lebar, tinggi dan panjang kendaraan.
      Namun demikian pihak pengusaha tetap membandel bahkan berupaya melakukan perlawanan terhadap petugas. Dikatakan dinas  perhubungan hanya 3 hari melakukan razia dan sesudahnya akan melakukan tanggap di lapangan .
      Disebutkan kalau truk bertonase lebih akan merusak  jalan daerah itu disamping juga banyak protes warga akan abu dan getaran atas permukiman penduduk yang dilintasi . Atas pertimbangan  dan keluhan warga itu maka pemkab melakukan razia.
      Sementara itu mewakili pihak pengusaha angkutan  Hulman Sinaga yang juga ketua DPC LSM Pemerhati Pendidikan dan Kesehatan Indonesia Dairi Kamis menyebutkan jika yang dipersoalkan tonase maka alat ukurnya apa? Bisa tim bangan dan bisa juga timbangan berjalan namun saat razia sama sekli tidak ada alat yang dilakukan . Berkaitan dengan “kambing hitam” jalan akan rusak dikatakan justru bayak jalan di Dairi yang tidak dilintasi truk malah rusak juga.  jadi tidak relevan  jawaban kalau penertiban itu untuk menjaga kerusakan jalan . Sementara berkaitan dengan  dampak polusi atau getaran akibat truk tonase besar operasi disebutkan tentu sebelum izin bahan galian C diberikan pemkab telah lebih dahulu melaukan amdal. Lantas mengapa sekarang mengkambing hitamkan dampak? Sebutnya.
      Menjawab apakah razia ini berhubungan dengan susksesi pilkada  Dairi di mama salah seorang pengusaha truk batu ini disebut-sebut akan menjadi kandidat cabup di Dairi Hulman menyebutkan sama sekali tidak diketahui namun dikatakan pihaknya dapat menunjukkan puluhan  kendaraan yang sama namun tidak mengangkut batu dari dolok siraut tetap berkeliaran. Lantas mengapa ini harus pilih kasih?. Jika rakyat menilai razia itu ada sentimennya maka silahkan saja rakyat menilai, jelkas Hulman. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar