Sidikalang-Dairi Pers : Simbolon staf dinas perhubungan
komimnfo Dairi nyaris kena tikam sajam rabu (16/1) saat mengadakan razia tonase
kendaraan truk di jalan merdeka Sidikalang.
Peristiwa ini terjadi malam hari
dan suasana sempat gaduh karena pengemudi truk dan petugas dishub Dairi sempat
adu mutu.
Daya yang diperoleh Dairi Pers di TKP menyebutkan malam itu
staf dinas perhubungan Dairi bersama tim dari polres dan PM melakukan razia
penertiban tonase kendaraan di depan ex bioskop Togar. Setahu bagaimana truk
bermuatan batu yang berasal dari dolok siraut melintasi jalan tersebut hingga
terjadi adu mulut antara pengusaha truk dan aparat. Suasana sempat ricuh dan
masing masing pihak bersitegang hingga baku hantam nyaris terjadi.
Kepala dinas perhubungan Dairi didampingi kabid perhubungan R
Simbolon yang dsikonfrimasi Dairi Pers
kamis (17/1) menyeb utkan mereka melakukan razia terpadu bersama polisi dan PM
untuk penertiban tonase. Dasar untuk melakukan razia yakni surat bupati dan UU
No. 22 tahun 2005 perihal spesipikasi kendaaran yang dapat melintasi di jalan
kelas III .
Disebutkan sebelumnya kepala dinas perhubungan telah melakukan
pendekatan preventif kepada penguasaha truk pengangkut batu dari dolok Siraut
dan mengundang mereka dalam hal penertiban tonase kendaraan. Semua pihak setuju
taat aturan dan menandatangani perjanjian tonase maksimal . Namun hingga
januarai tetap saja pengusaha truk menggunakan truk bertonase lebih hingga
bobot 30 ton. Padahal sesuai UU No. 22
tahun 2005 klasikasi truk yang dapat melintasi jalan kelas III maksimal 8 ton.
Belum lagi ukuran kendaraan berupa lebar, tinggi dan panjang kendaraan.
Namun demikian pihak pengusaha tetap membandel bahkan berupaya
melakukan perlawanan terhadap petugas. Dikatakan dinas perhubungan hanya 3 hari melakukan razia dan
sesudahnya akan melakukan tanggap di lapangan .
Disebutkan kalau truk bertonase lebih akan merusak jalan daerah itu disamping juga banyak protes
warga akan abu dan getaran atas permukiman penduduk yang dilintasi . Atas pertimbangan dan keluhan warga itu maka pemkab melakukan
razia.
Sementara itu mewakili pihak pengusaha angkutan Hulman Sinaga yang juga ketua DPC LSM
Pemerhati Pendidikan dan Kesehatan Indonesia Dairi Kamis menyebutkan jika yang
dipersoalkan tonase maka alat ukurnya apa? Bisa tim bangan dan bisa juga
timbangan berjalan namun saat razia sama sekli tidak ada alat yang dilakukan .
Berkaitan dengan “kambing hitam” jalan akan rusak dikatakan justru bayak jalan
di Dairi yang tidak dilintasi truk malah rusak juga. jadi tidak relevan jawaban kalau penertiban itu untuk menjaga
kerusakan jalan . Sementara berkaitan dengan
dampak polusi atau getaran akibat truk tonase besar operasi disebutkan
tentu sebelum izin bahan galian C diberikan pemkab telah lebih dahulu melaukan
amdal. Lantas mengapa sekarang mengkambing hitamkan dampak? Sebutnya.
Menjawab apakah razia ini berhubungan dengan susksesi
pilkada Dairi di mama salah seorang
pengusaha truk batu ini disebut-sebut akan menjadi kandidat cabup di Dairi
Hulman menyebutkan sama sekali tidak diketahui namun dikatakan pihaknya dapat
menunjukkan puluhan kendaraan yang sama
namun tidak mengangkut batu dari dolok siraut tetap berkeliaran. Lantas mengapa
ini harus pilih kasih?. Jika rakyat menilai razia itu ada sentimennya maka
silahkan saja rakyat menilai, jelkas Hulman. (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar