Selasa, 29 Mei 2012

Mantan Ketua DPRD Dairi Nilai Dairi Anjlok

*Benar Suatu Kemajuan Bupati Langsung Ke desa, Tapi Tak Membawa Perubahan NasibRakyat
      Sidikalang-Dairi pers : mantan Ketua DPRD Dairi Abidan Sinaga menilai selama tiga tahun mengikuti perkembangan Dairi sejak dipimpin Bupati Johnny Sitohang anjlok dan nyaris tidak mempunyai perkembangan.
“Saya tidak mengerti apa yang menjadi tujuan bupati ini namun kenyataannya sama sekali tidak ada yang menonjol. Ini penurunan tajam dalam sejarah Dairi” sebutnya. Diuraikan persis di depan rumahnya gedung Djauli Manik dialokasikan  dana untuk pembuatan taman senilai Rp. 600 juta namun tidak ada guna dan manfaatnya. 
 
Lokasi cagar budaya itu malah gelap kala malam dan minim penerangan. Sementara itu prasarana umum jalan dan kebutuhan masyarakat rusak dan kemiskinan masyarakat semakin bertambah.. Kesusahan hidup terus dirasakan rakyat , ujarnya. Abidan menyebutkan  situasi pemerintahan Dairi semkain tidak popular sejak kebijakan mutasi besar - besaran di lingkungan pemkab Dairi. Banyak mutasi yang dilakukan pemerintah akhirnya melahirkan air mata. Di sisi lain dikatakan munculnya apatisme PNS dan was-was dalam bekerja.
      Dalam pengelolalan PD Pasar dikatakan justru semakin semrawut terbukti dengan pasar Sidikalang yang rendah manajemen dalam pengelolaan dan hasilnya PD Pasar merugi. “ Aneh semasa masih Dinas Pasar menguntungkan dan memberikan PAD. Justru setelah menjadi PD Pasar menjadi merugi. Ada apa ini? Jangan sampai perusahan daerah ini dijadikan  ajang untuk korupsi. Atau malah merugi karena kesalahan sejak awal memilih orang-orang yang mengelolanya “ tegas Sinaga
      “ saya pernah bersama saudara Johnny Sitohang menjadi anggota DPRD Dairi. Kala itu saya ketua dan Saudara Johny wakil ketua.  Tentu saya juga mempunyai beberapa kisah menarik bersama saudara Johnny Soal keuangan saat di DPRD. Tentu saya berani mengatakan itu karena mempunyai fakta-fakta. Jika kelak dibutuhkan saya juga bisa mengadukannya” sebut Abidan.
                Diakhir wawancara Abidan menyebutkan sangat sedih melihat apa yang terjadi di Dairi karena semakin hari-semakin hancur. Gairah PNS menu-run dan yang muncul kekhawatiran atas mutasi dan khawatiran akan sejumlah dana yang dipungut dalam kunker. “ Saya melihat program kunker ini tidak mendasar karena tidak menyentuh kepentingan rakyat. Boleh saja rakyat dibohongi mengatakan Johnny Sosok Bupati yang langsung menjumpai masyarakat  di desa. Pertayaannya apa dengan berjumpa rakyat tidak miskin lagi. Belum lagi jika kunker kabarnya bupati melakukan penghamburan uang dengan sawer. Saya kira rakyat juga sudah saatnya sadar bukan dengan menerima sawer Rp. 10.,000 atau Rp. 50.000 lantas nasib berubah, tegasnya (EKA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar