Jumat, 26 Juni 2015

Gednas Sidikalang Menuju Mascot Dairi

    Sidikalang- Dairi Pers : Rampungnya pengerjaan pembenahan beberapa fasilitas di halaman gedung nasional membuat  lokasi ini menjadi bahan perbincangan. Ada pihak yang menyarankan hendaknya disekeliling gedung ditanami pohon kopi sehingga Dairi sebagai icon kopi dapat dilihat langsung wisatawan.
    Pembangunan sejumlah fasilitas umum seperti café, perpustakaan mini dan museum mini sudah berdiri. Satu yang menjadi harapan bagi masyarakat Dairi lokasi ini bakal jadi mascot dan pusat hiburan dan identitas Dairi.

    Kepala Dinas Pariwisata Dairi Drs. Leonardus Sihotang menyebutkan sesungguhnya masih banyak  perencanaan  untuk menyempurnakan lokasi gedung Nasional  Sidikalang. Meski demikian dalam tahap awal sudah dilakukan dan diresmikan penggunaaan. Selanjutnya secara bertahap lokasi ini akan terus dibenahi sehingga dapat menjaid pusat pendidikan khususnya sejarah dan pusat hiburan semacam alun alun di kota Sidikalang, Ujarnya.
    Disebutkan rampungnya pembangunan gedung nasional tersebut disamping sebagai pelestarian salah satu situs bersejarah Dairi. Juga menghidupakn ekonomi masyrakat khususnya pedagang yang kini sudah mulai muncul disekitar gedung nasional. “ Kita perlu mentata kelola pedagang yang nantinya memasuki kawasan gedung nasional sehingga dapat terbentuk pusat kuliner. Pusat infromasi juga tempat nongkrong sekaligus hiburan bagi warga Sidikalang. Namun semua itu harus secara bertahap, sebut Sihotang.
    Pantauan Dairi Pers pembangunan faslitas di halaman gedung nasional Sidikalang sudah mulai dapat dibenahi yakni perpustakaan,  Museum Mini dan café. Namun yang menjadi perbincangan hangat masyrakat Dairi yakni bangunan gapura masuk gedung nasional yang mendapat banyak pujian. Demikian juga pembenahan taman di dalam halaman gedung mulai menampakkan kesan asri yang tidak lama lagi akan menjadi pusat hiburan dan ekonomi khsususnya pedagang.
    Renovasi dan penambahan fasilitas gedung nasional bukan hal yang baru terjadi di Dairi. Namun perubahan kali ini dirasakan mempunyai konsep lebih matang yakni menjadikannya pusat nongkrong layaknya “ Pariz Van Java” di Bandung.  Bukan tidak mungkin ketika pengelolaan lokasi ini propesional akan menjadi pusat perekonomian rakyat  sekaligus pusat  peneriamaan PAD. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar