Kamis, 18 Desember 2014

Dairi Tidak Boleh Hanya Sekedar Konsep Proyek



Sidikalang-Dairi Pers : Tokoh pemuda Dairi selamat Ujung selasa (2/12) menyebutkan 20 oktober pelantikan jokowi sebagai presiden adalah momen perubahan. Semua berubah dan itu harus disikapi siapapun termasuk stake holder Dairi. Motto jokowi
kerja..kerja dan kerja itu mengisyaratkan semua pihak harus merubah konsep yang selama ini jauh dari kerja. Jika tidak maka yang terjadi ketertinggalan.
Dikatakan tokoh yang kini lebih banyak berkiprah di Medan tersebut perubahan pola pikir yang ditawarkan pemerintahan baru mengacu pada kerja. Jadi daerah harus menyesuaikan diri dengan tidak mengedepankan konsep seremoni, perayaan perayaan atau semacamnya yang di mata rakyat hanya retroika belaka. Khusus Dairi ke depan harus memikirkan program yang benar-benar menyentuh kebutuhan rakyat” Jika mau jujur apa yang dirasakan masyarakat Dairi sekarang? Daya beli masyarakat tidak ada. Ketidakmamapuan ekonomi terlihat dimana-mana dan itu tidak bisa dipungkiri. Jujur saya tetap mengkritisi ,tujuannya agar semua mata pemanggku kekuasan terbuka karena terminal terakhir sebuah kekuasaan adalah apa yang dirasakan rakyat “ tegasnya.
       Disebutkan selamat ujung membandingkan perkapita masyarakat Dairi dengan daerah tetangga apalagi terhadap pendapatan rakyat di wilayah lain di Sumatera utara harusnya sudah saat semua pemanggku kekuasaan merubah konsep kerja. Bukan seperti selama ini sebatas konsep proyek. “ Tidak jamannya lagi sekedar teralokasinya anggaran saja, Namun bagaimana anggaran itu bisa untuk menambah kemakmuran rakyat”
       Di daerah lain kita lihat petaninya makmur. Daerah pesisir timur sumatera rakyatnya makmur dengan kebun sawit, dataran tinggi karo dan simalungun dengan hortikultura./ Lantas Dairi bagaimana? Ini harusnya yang menjadi pemikiran mengapa daerah lain warganya bis amakmur sedang Dairi sepertinya sulit bangkit. Menurut selamat sesungguhnya tidak perlu pengkajian lagi mengapa itu terjadi yang dituntut sebenarnya pola pikir dan kejujuran berpihak ke rakyat.
       Dicontohkan program PNPM atau apapun yang berkaitan dengan anggaran untuk rakyat dalam prakteknya  terkadang menjadi ajang pihak pihak tertentu  untuk meraup keuntungan. Bukan rahasia lagi  masih ada pihak yang memanfaatkan proyek yang sebenarnya untuk pertumbuhan ekonomi desa itu justru dikerjakan sekelompok orangyang bukan di desa itu. Setidaknya ada muncul oknum yang sudah terbaisa main di proyek berupaya untuk mengerjakan proyek yang harusnya untuk desa. Tujuannya tidak lain untuk keuntungan layaknya perusahaan.
       Saat itu terjadi maka tujuan program kerakyatan mulai ternodai. Ini sesungguhnya revolusi mental yang kini diterikan pemerintahan yang baru, sebutnya.
       Ditambahkan arah pola kebijakan untuk pembangunan Dairi tidak  boleh lagi sekedar orientasi proyek. Yang tahun ke tahun sekedar membuat alokasi proyek lantas rekanan mengerjakan. Tidak pernah dikaji sejauh mana proyek itu bisa menaikkan kemamkmuran rakyat. Jadi yang terjadi pemerintah sekedar mengalokasikan anggaran, Rekan kerja karena dapat proyek, stel sana sini . Buatkan pertanggung jawaban dan selanjutnya tidak pernah dikaji feed back alokasi anggaran itu terhadap kemakmuran rakyat.
       Menurut Ujung yang paling utama di Dairi harus merubah pola kebijakan menjadikan pertanian sebagai konsep utama kebangkitan ekonomi rakyat,. Bagaimana sebenarnya petani itu tertolong baik secara modal dan SDM pertanian. Dan yang paling utama bagaimana pemanggku kekuasaan mencarikan pasar produksi pertanian rakyat. Jadi tidak membiarkan rakyat dilepas ke pasar. Itulah selama ini yang belum diperhatikan dan harus dilakukan jika memang benar-benar ingin membangun rakyat “ sebutnya. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar