Sidikalang-Dairi Pers : Awal februari 2014 masyarakat Dairi
sangat terkesima dengan terobosan Polres Dairi memanggil sejumlah oknum PNS
lingkungan RSUD Sidikalang sekaitan dengan dugaan korupsi pengadaan Alkes tahun
2012. Polres juga menangangi kasus dugaan korupsi berkaitan dengan ulah seorang
Oknum Kabid Dinas pendidikan Dairi
Cirus Malau yang diduga kuat terlibat dalam
kasus berbau korupsi tersebut. Namun kini “kegetolan” itu akhirnya mendingin
tidak jelas ujungnnya.
Keterangan Kanit Tipikor Polres Dairi, Ipda Rismanto Purba pada
1 februari silam mengakui telah memeriksa Nurhasianta Manik pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) di RSUD Sidikalang. Kanit juga mengakui tengah mendalami kasus bel
sekolah yang melibatkan Cirus malau. Namun hampir dua bulan kasus yang awalnya
getol diselidiki itu akhirnya mendingin bahkan tidak jelas kelanjutan
penyelesaian dugaan pelaku korupsi tersebut.
Tidak jelasnya ujung dari perkara dugaan korupsi itu membuat
apatisme masyarakat Dairi atas kinerja lembaga yang berada pada garda terdepan
untuk penyelematan keuangan Negara tersebut.
Meski rakyat menanti ujung dari perkara yang didugakan kepada sejumlah
oknum PNS yang diduga terlibat korupsi itu namun agaknya rakyat masih harus
banyak mengurut dada tidak jelas akhir kasus yang ditangani polres tersebut.
Ketua LSM Gransi Dairi Jonner Simbolon menyebutkan merupakan
suatu hal yang wajar masyarakat menunggu akhir sebuah kasus dugaan korupsi yang
tengah diproses polres atau lembaga hukum yang lain yang ada di Dairi . Adalah
suatu respon positif dari masyarakat Dairi jika masih mempertanyakan kelanjutan
kasus yang tengah diproses. “ Bayangkan jika rakyat sudah tidak perduli apa
yang dilakukan aparat. Tentu itu jauh lebih berbahaya . Hal yang harus
dihindari adalah jangan sampai rakyat apatis. Saat itu terjadi maka akan sulit
mengembalikan kepercayan rakyat” sebutnya
Ditambahkan Jonner Kasus alkes dan Bel sekolah menjadi tren
topic bahasan media di Dairi awal
februari. “ Hampir semua media mengangkat kinerja polres Dairi yang terlihat
tampil beda dibanding tahun-tahun
sebelumnya dalam penanganan dugaan korupsi di Dairi. Harusnya hal yang telah
dimulai itu diselesaikan meski apapun hasil akhirnya,. Jangan membuat satu
kasus yang ditangani tidak jelas akhinr pemeriksaannya. Ini tidak bagus dimata
rakyat, sebut Jonner.
Sementara itu catatan Dairi pers kasus Alkes di RSUD Dairi
sesuai dengan keterangan kanit Tipikor menyebutkan ada dugaan mark up harga
dalam pengadaan alat-alat kesehatan tersebut. pengadaan alat-alat kedokteran,
kebidanan dan pemeriksaan penyakit kandungan senilai Rp 2,1 miliar itu bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) pada
APBD 2012.
Sementara itu kasus Bel sekolah yang melibatkan Cirus Malau
yang diduga mengedarkan surat semacam arahan agar sekolah dapat membeli bel
yang ditawarkan salah satu rekanan.
Namun persoalan yang terjadi pembelian bel tersebut bersumber dari BOS sekolah
dan harga bel yang dijual diduga mark up hingga Rp. 7,5 juta per unit. (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar