Selasa, 18 Februari 2014

Richard EM Lingga, SE, Di eselon III Pemprovsu Saja Pakpak Tidak Ada



      Sidikalang-Dairi Pers : Sekembalinya dalam rangkaian sosialisasi diri ke desa paling ujung kabupaten Dairi Sinar Pagi Richard EM Lingga, SE sempat bertemu dengan Dairi Pers.  Caleg Partai Golkar untuk DPRD-Sumut itu mengurai hampir lima tahun menjabat anggota DPRD-Sumut
tidak pernah bertemu orang pakpak dalam cabinet Pemprovsu. Dahulu ada eselon II Pak Mungkur tetapi sudah pensiun. Gubernur Gatot Pernah bertanya kepada saya siapa orang Pakpak yang bisa di Pemprovsu sehingga keberagaman ada dalam pemerintahannya. Tetapai saya tidak punya
      Demikian Richard sambil memandang langit langit bale karina di jalan empat lima Sidikalang. “ sedih rasanya kadang kepingin bisa berbahasa Pakpak saja di pemprovsu sulit dapat orangnya. Sedih memang kami …bayangkan orang nias saja ada di eselon II pemprovsu. Ini Pakpak tidak ada. Maka saya yakin  suku lain juga diluar pakpak Pasti akan menilai  wajar ada orang Pakpak di pemerintahan Pemprovsu.  Tetapi inilah kenyataan. Kadang saya merasa sendiri…” sebutnya.
      Richard menyebutkan sangat berterimakasih kepada seluruh masyarakat Dairi yang periode silam memberikan pilihan hingga ada utusan Dairi di DPRD-Sumut. Saya yakin bukan hanya orang Pakpak yang memberikan dukungan itu dan saya yakin sekali mereka juga berharap ada perwakilan Dairi di DPRD-Sumut. Oleh karena itu maka wajar saya mengembalikan kepercayana itu kepada rakyat berupa fasilitasi anggaran APBD Propinsi masuk ke Dairi dan Pakpak Bharat.
      Richard yang meniti karir dari bawah tersebut mengakui kalau masa kecilnya tidak beda dengan anak-anak yang lain. “ Saya pernah jual jagung. Saya pernah jadi pedagang dan itu bagian dari pembelajaran yang diberikan orang tua. Hari ini saya fahami semua itu betapa orang tua dimana juga ingin nasib anak-anaknya lebih baik dari mereka”
      “ Anda  tahu saya bagaimana saya mengikut Pak Sanggam Bakkara dahulu belajar tentang dunia borongan. Belajar bagaimana menggeluti dunia pengadaan barang dan jasa. Untuk memperoleh ilmu memang butuh kerja keras dan mau belajar.  Hingga suatu ketika saya bertemu dengan Alm Azis Angkat. Mereka adalah beberapa orang yang memberikan saya motivasi hidup” sebut Pria yang mempersunting Boru Naiborhu itu.
      Menjawab dirinya juga diisukan pernah terlibat dana KUT masa awal dalam berusaha Richard menyebutkan itu sesuatu yang tidak perlu ditutupi. Pemeriksaan dilakukan dan semua penerima KUT saat itu diaudit. Tetapi memang karena dana itu tersalur ke kelompok Tani dan akhirnya beberapa kelompok tani belum dapat mengembalikan dana maka menjadi kredit macet. “ Itu masa lalu saya dan semua orang pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya. Secara hukum saya dinyatakan tidak bersalah meski secara moral saya harus akui ikut bertanggung njawab atas kegagalan sebahagian  kecil   kelompok masyarakat penerima KUT  yang saya bina karena gagal dalam mengembalikan pinjaman., sebutnya
      Saya tidak malu menceritakan siapa saya dan masa lalu saya. Jika saya seperti sekarang ini juga bermula dari sebuah langkah kecil . “ Jaman sudah berubah dan jujur mengatakan apa adanya kita  tanpa membohongi masa lalu justru menjadi penilaian positif masyarakat.
      Saya menceritakan ini semua sebenarnya ingin memberikan sedikit motivasi kepada masyarakat Dairi khsusunya suku saya Pakpak bahwa keberhasilan harus dimulai dari sebuah langkah kecil dan  kerja keras ,  terus berusaha meski kadang harus terjatuh. Memang saya belum menjadi barometer keberhasilan jika dibandingkan dengan orang –orang besar suku Pakpak. Namun hal kecil yang saya lakukan membangun marwah suku ini semoga dapat menginspirasi banyak orang” sebutnya tersenyum. (bersambung minggu depan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar