Sidikalang-Dairi
Pers : Sekembalinya dalam rangkaian sosialisasi diri ke desa paling ujung
kabupaten Dairi Sinar Pagi Richard EM Lingga, SE sempat bertemu dengan Dairi
Pers. Caleg Partai Golkar untuk
DPRD-Sumut itu mengurai hampir lima tahun menjabat anggota DPRD-Sumut
tidak
pernah bertemu orang pakpak dalam cabinet Pemprovsu. Dahulu ada eselon II Pak
Mungkur tetapi sudah pensiun. Gubernur Gatot Pernah bertanya kepada saya siapa
orang Pakpak yang bisa di Pemprovsu sehingga keberagaman ada dalam
pemerintahannya. Tetapai saya tidak punya
Demikian
Richard sambil memandang langit langit bale karina di jalan empat lima
Sidikalang. “ sedih rasanya kadang kepingin bisa berbahasa Pakpak saja di
pemprovsu sulit dapat orangnya. Sedih memang kami …bayangkan orang nias saja
ada di eselon II pemprovsu. Ini Pakpak tidak ada. Maka saya yakin suku lain juga diluar pakpak Pasti akan
menilai wajar ada orang Pakpak di
pemerintahan Pemprovsu. Tetapi inilah
kenyataan. Kadang saya merasa sendiri…” sebutnya.
Richard
menyebutkan sangat berterimakasih kepada seluruh masyarakat Dairi yang periode
silam memberikan pilihan hingga ada utusan Dairi di DPRD-Sumut. Saya yakin
bukan hanya orang Pakpak yang memberikan dukungan itu dan saya yakin sekali
mereka juga berharap ada perwakilan Dairi di DPRD-Sumut. Oleh karena itu maka
wajar saya mengembalikan kepercayana itu kepada rakyat berupa fasilitasi
anggaran APBD Propinsi masuk ke Dairi dan Pakpak Bharat.
Richard
yang meniti karir dari bawah tersebut mengakui kalau masa kecilnya tidak beda
dengan anak-anak yang lain. “ Saya pernah jual jagung. Saya pernah jadi
pedagang dan itu bagian dari pembelajaran yang diberikan orang tua. Hari ini
saya fahami semua itu betapa orang tua dimana juga ingin nasib anak-anaknya
lebih baik dari mereka”
“
Anda tahu saya bagaimana saya mengikut
Pak Sanggam Bakkara dahulu belajar tentang dunia borongan. Belajar bagaimana
menggeluti dunia pengadaan barang dan jasa. Untuk memperoleh ilmu memang butuh
kerja keras dan mau belajar. Hingga
suatu ketika saya bertemu dengan Alm Azis Angkat. Mereka adalah beberapa orang
yang memberikan saya motivasi hidup” sebut Pria yang mempersunting Boru
Naiborhu itu.
Menjawab
dirinya juga diisukan pernah terlibat dana KUT masa awal dalam berusaha Richard
menyebutkan itu sesuatu yang tidak perlu ditutupi. Pemeriksaan dilakukan dan
semua penerima KUT saat itu diaudit. Tetapi memang karena dana itu tersalur ke
kelompok Tani dan akhirnya beberapa kelompok tani belum dapat mengembalikan
dana maka menjadi kredit macet. “ Itu masa lalu saya dan semua orang pasti
pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya. Secara hukum saya dinyatakan tidak
bersalah meski secara moral saya harus akui ikut bertanggung njawab atas
kegagalan sebahagian kecil kelompok masyarakat penerima KUT yang saya bina karena gagal dalam
mengembalikan pinjaman., sebutnya
Saya
tidak malu menceritakan siapa saya dan masa lalu saya. Jika saya seperti
sekarang ini juga bermula dari sebuah langkah kecil . “ Jaman sudah berubah dan
jujur mengatakan apa adanya kita tanpa
membohongi masa lalu justru menjadi penilaian positif masyarakat.
Saya
menceritakan ini semua sebenarnya ingin memberikan sedikit motivasi kepada
masyarakat Dairi khsusunya suku saya Pakpak bahwa keberhasilan harus dimulai
dari sebuah langkah kecil dan kerja
keras , terus berusaha meski kadang
harus terjatuh. Memang saya belum menjadi barometer keberhasilan jika
dibandingkan dengan orang –orang besar suku Pakpak. Namun hal kecil yang saya
lakukan membangun marwah suku ini semoga dapat menginspirasi banyak orang”
sebutnya tersenyum. (bersambung minggu depan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar