Sidikalang-Dairi pers
: Hingga kini harus diakui alokasi
proyek dan anggaran untuk kecamatan silahi sabungan berkaitan dengan
pengembangan pariwisata masih sangat jauh dari harapan. Ironisnya dinas
pariwisata memungut restribusi parkir setelah setahun lalu kebijakan
oknum
kepala dinas Pariwisata Dairi Bonar Butar-butar memungut restribusi masuk
mendapat perlawanan ketat dari DPRD Dairi.
“ Saya fikir mari adil
dan bertindak wajar kepada masyarakat Silahi sabungan. Apa yang sudah diberikan
pemkab Dairi untuk pengembangan pariwisata di tempat itu? Namun tega-teganya
dinas pariwisata melakukan pungutan restribusi parkir bagi pengunjung. Silalahi
harus diperlakukan adil. Harusnya Dinas Pariwisata Dairi mempunyai budaya malu
hingga anggaran 2014 tidak ada pengalokasian dana untuk pengembangan pariwisata
di tempat itu namun latah pungut
restribusi parkir.
Demikian disampaikan
anggota DPRD Dairi Binsar Sinaga, SE yang menyesalkan kinerja dinas pariwisata
Dairi. “ Dahulu saat restribusi masuk obyek wisata Silalahi dipaksakan Kepala
dinas Pariwista Dairi saya salah satu yang protes karena secara hukum itu
illegal tidak mempunyai payung hukum. Disamping itu secara etika rasanya dinas
pariwisata juga tidak benar melakukan pungutan sementara anggaran untuk daerah
itu khususnya sector paristawa jauh dari harapan. Bahkan bisa disebut nyaris
tidak ada. Yang kita tahu justru anggaran dari propinsi sumut yang masuk ke
daerah itu. Pertanyaannya pantas kah dinas pariwisata Dairi melakukan pungutan
atas hal itu?” sebut Binsar
Binsar Sinaga yang kini
kembali mencalonkan diri melalui Partai Hanura ini mengatakan sebenarnya cukup
memprihatikan. Selama dua tahun saya
berteriak lantang di dewan agar daerah itu diperhatikan. Namun hingga kini bagai
angin lalu. “ Padahal fasilitas untuk dinas pariwisata itu tergolong cukup
banyak. Bayangkan mobil dinas saja sampai dua ditangan kepala dinas. Tetapi
hasilnya mana?
Saya melihat menajemen
untuk pengelolaan di dinas pariwisata harus ditinjau kembali semisal jika salah
satu mobil dinas itu digunakan sebagai operasional pengembangan pariwisata
tentu akan melahirkan perbaikan dalam pariwisata Dairi. “ Sebenarnya ini
terpulang kepada kepala dinas bagaimana
sebenarnya konsep dan ide memajukan dinas yang dipimpinnya. Jadi bukan sekedar
kepala dinas dan menjalankan anggaran saja.
Binsar menyebutkan jika
manajemen dinas baik tidak mungkin mobil dinas sampai digunakan istri kepala
dinas berkampanye. Disamping melanggar aturan juga secara etika sudah
mempertontonkan kearoganan. Seakan-akan untuk Dairi hukum tidak berlaku. Ini
bukan pelajaran baik bagi rakyat Dairi namun sebuah pertontonan pamer kekuasaan, sebut Binsar.
(R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar