Kamis, 05 Desember 2013

Paling 6 DPRD Bertahan



      Sidikalang-Dairi Pers : Pasca pilkada Dairi kini para Caleg untuk Dapil Dairi mulai memoles diri dengan sosialisasi untuk pertarungan pemilu April 2013. Pengamat sosial masyarakat Dairi Jonner Nainggolan yang juga ketua LSM SIKAP Dairi memperkirakan dari 30 anggota DPRD
Dairi periode 2009-2014 paling yang mampu bertahan untuk kembali duduk di kursi DPRD Dairi periode 2014-2019 sekitar 6 orang. “ Disamping sudah menjadi budaya Sedikit sulit bagi DPRD lama dapat kembali meraih simpati publik mengingat kinerja mereka selama di DPRD Dairi yang dinilai rakyat kurang memuaskan karena cenderung melupakan konstituennya ketika sudah duduk” sebutnya
      Dikatakan Jonner alasan perhitungan sedemikian rendah  jumlah DPRD lama bercokol diperkirakan akibat munculnya wajah-wajah baru yang mempunyai kemampuan finansial, konsep dan strategi kerja sosialiasi yang lebih mapan. “ Sudah menjadi hukum alam ketika ada ketidak puasan kepada yang lama dan ada muncul barang baru maka masyarakat cenderung memberikan kesempatan kepada yang baru dengan konsep yang jelas, tepat dan terukur”
      Faktor lain disebutkan Jonner melihat kinerja secara personil anggota DPRD Dairi rakyat tidak dapat dibohongi ketika dewan tidak memberikan perhatian bagi konstituennya maka rakyat juga akan membalasnya dalam pemilu dengan tidak memilihnya kembali. Kinerja personil sejumlah anggota DPRD Dairi dalam kurun 5 tahun sudah menjadi penilaian masyarakat dalam menjatuhkan pilihan.
      Dikatakannya jonner melihat kesiapan material dan strategi kerja calon DPRD akan banyak wakil rakyat yang lama bakal digeser vigur baru. Karena apa yang dilakukan para calon DPRD di Dairi masih monoton melakukan pendekatan melalui marga, Jaringan partai hingga pendekatan keagamaan. Dengan metode sedemikmian  rupa dikatakan potensi meraup suara hampir sama bagi semua calon.
      Faktor selanjutnya dikatakan rasa apatisme dengan dewan yang lama secara personil kerap terdengar dari masyarakat berupa rasa menyesal memilih karenas ketika duduk melupakan. Peran DPRD secara umum kepada rakyat dinilai kurang mencerminkan keterwakilan aspirasi rakyat. Transparansi di media massa yang kerap mengangkat semua kinerja DPRD Dairi baik dalam rapat-rapat R APBD, P APBD serta beberapa kali kotroversi penandatangan APBD akhirnya melahirkan apatisme pemilih terhadap vigur dewan yang dinilai “plin plan”. Bahkan ada anggapan pada sejumlah nama dewan sengaja mengulur-ulur waktu penanda tangan R APBD untuk menaikkan posisi tawar mereka terhadap eksekutif.
      Langkah ini dinilkai rakyat sebagai penghianatan kepada rakyat dan jabatan sebagai wakil rakyat hanya topeng untuk meraup keuntungan pribadi dari jasa pelulusan anggaran daerah.
      Dikatakan Jonner sesungguhnya jika pada perseteruan pilkada sepertinya sudah menjadi budaya incumbent sulit dijatuhkan. Namun hal itu berbanding terbalik dengan Pileg dimana incumbent di gedung DPRD akan mudah terkapar ketika muncul wajah baru dengan kemampuan lebih. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar