Kamis, 19 September 2013

Sesuai Janji dan Perbuatan, Hanya Itu Cara Dairi Bangkit



     Sidikalang-Dairi Pers : Calon wakil bupati Dairi MG Lingga, SH yang berpasangan dengan Luhut Matondang menyebutkan jumlah pemilih yang memberikan hak suaranya  dalam pemilu terus menurun dan itu sinyal bagi semua pihak kembali membangkitkan semangat demokrasi. Dikatakan MG
Lingga menurunnya jumlah pemilih yang memberikan hak politik dimungkinkan rasa apatis, kurang sosialisasi, bahkan mungkin kekurang percayaan rakyat kepada vigur-vigur  yang muncul. Ini harus bisa diterima siapapun calon  karena mungkin rakyat menderita trauma orang yang dipilih ternyata saat duduk tidak sesuai harapan. Menjadi tugas  berat mengembalikan kepercayaan publik terhadap pemerintah. Diperlukan pemimpin yang bertindak sesuai janji dan perbuatan. Ketika masih bertindak tidak seiring janji dan perbuatan maka yakinlah jumlah golput akan  terus bertambah disisi lain kepercayan publik terhadap pemerintah akan terus menurun.
     Demikian disampaikan Maradu Gading Lingga, SH kepada Dairi Pers jum at ( 13/9). Disebutkan hasil pilgubsu Maret 2013 jumlah pemilih yang memberikan hak suara sekitar 54 %.  “ Ini sinyal dimana semua pihak harus melakukan upaya memberikan kesadaran berdemokrasi. Tentu jika dipertanyakan apa alasan tidak memberikan hak suara pasti motifnya berbeda-beda. Namun salah satu yang harus disikapi calon pemimpin bagaimana saat duduk sesuai janji dengan perbuatan. Jika hal itu dilakukan maka kepercayaan publik akan kembali” sebutnya
     Dicontohkan calon wakil bupati  pasangan nomor 4 ini fenomena Jokowi telah membawa perubahan dalam berfikir rakyat terhadap pemerintah . Bukan hanya DKI Jakarta namun meluas hingga pelosok Nusantara . Apa yang dijanjikan dalam kampanye terbukti saat menjabat. Maka kepercayaan publik kembali dan kehidupan demokrasi hidup kembali. Rakyat juga memberikan kepercayaan penuh akan pemerintahannya ketika kebijakan yang dilakukan benar-benar untuk kesejahteraan rakyat.
     Saat ditanyakan sebanyak 7 program yang dijanjikan pasangan Luhutma Donganta dalam uraian motto Harmonis dan Sejahtera dikatakan MG Lingga itu hanya inti utamanya berkaitan dengan hal paling mendesak yang harus secepatnya dilakukan untuk kepentingan  rakyat.
     Disebutkan MG Lingga bersama Cabup Luhut Matondang telah menetapkan program Harmonis menetapkan hal yang paling urgent  harus dijawab yakni pemerintahan mereka harus mengacu pada proporsional suku dan agama dalam jabatan birokrasi, dan nyaman dalam mutasi. Disebutkan dalam pemerintahan mereka kelak saat terpilih maka pejabat eselon II dilingkungan pemkab Dairi harus melihat suku dan agama sehingga pemerintahan berjalan secara harmonis. Prinsip utama Dairi adalah milik bersama dan bagaimana saling menghargai perbedaan secara proporsional adalah awal dari keharmonisan.
     Dikatakannya boleh jadi banyak komentar berkaitan dengan pasangan Luhutma Dongannta disebut tidak pelangi agama dikatakan MG Lingga sesungguhnya kunci utama adalah hati. “ Dahulu sewaktu Pak Tumanggor menjadi Bupati dan Pak Sitohang wakil keberadaan suku dan agama proporsional dalam pemerintahan. Banyak pejabat eselon II yang muslim . Jadi kunci utamanya adalah hati dan bukan sekedar label saja “ sebutnya. Disamping itu agar harmonis mutasi  PNS yang telah membawa  aroma ketakutan disejumlah PNS harus disikapi dengan serius bahwa PNS harus dijadikan sahabat  dan staf meski harus tegas terhadap perundang-undangan berkiatan dengan PNS. Saya beberapa tahun menjadi kepala inspektorat jadi lumayan mengerti tentang hukum dan perundang-undangan berkiatan PNS. Sebutnya.
     Saya juga pernah mengalami bagaimana diperlakukan tidak adil sebagai PNS saat akan berakhir masa jabatan saya . Merasakan hal yang tidak enak itu tentu menjadi pelajaran berharga untuk tidak melakukan hal serupa kepada PNS, sebutnya.
     Sekaitan program harmonis kedua yakni Tranparansi APBD kesempatan yang sama semua elemen masyarakat memperoleh akses anggaran yakni janji pasangan Luhutma Dongannta memperlakukan siapapun masyarakat secara adil dalam mendapatkan akses anggaran. Sesungguhnya pemerintahan yang baik adalah  pemerintahan yang  berlaku adil kepada siapapun rakyat. Jadi misalnya seorang rekanan yang mempunyai perusahaan selama persyaratan dan tawaran sesuai maka tanpa memandang siapa yang didukung saat pilkada diberikan kesempatan yang sama. Pemerintahan kami kelak tidak mengenal sifat kroni atau bukan kroni. Semua diperlakukan sama selama sesuai dengan undang-undang. Demikian juga terhadap elemen lain seperti Pers, LSM , OKP dan ormas wajar mendapat akses dari APBD untuk pembinaan. Itu hal wajar dan demikian harusnya fungsi sebuah pemerintahan sebutnya
     Harmonis yang ketiga yakni adil bagi rakyat, bebas intervensi, tekanan dan arogansi kekuasan yakni jika rakyat memberikan kepercayaan kepada Luhutma Dongannta maka yang harus dilakukan berlaku adil bagi siapa saja rakyat Dairi tidak mengenal istilah like or dislike.  Memilih Luhutma Atau Tidak bukanlah alat penilaian . Tidak ada tekanan atau intervensi  bagi rakyat di desa dari para pendukung Luhutma.” Kita sudah berkomitmen bersama para pendukung tidak meniru perbuatan yang salah seperti mengatas namakan bupati atau wakil menekan guru atau PNS. Menekan warga  yang kebetulan tidak memilih Luhutma . Semua diperlakukan adil . Namun tidak salah juga kelak jika ada temuan menyangkut PNS Nakal dilengkapi fakta, bukti  dan data kesalahan fatal maka menjadi tugas inspektorat dan BKD untuk memprosesnya secara hukum. Pengawasan rakyat juga penting untuk perbaikan pemerintahan, sebut Lingga.
     Dan perlakuan adil pemerintah untuk harmonis ini yakni jujur dalam memberitahukan kepada rakyat berbagi sumber bantuan untuk rakyat. “ Jadi kalau ada program pemerintah pusat bedah rumah kita katakan jujur memang dari pemerintah pusat dan lakukan pemetaan calon penerima bantuan sesuai aturan dan kewajaran. Demikian bantuan seperti bibit tidak hanya untuk orang orang yang pernah berjuang kepada tim luhut. Alat ukurnya hanya satu  memenuhi persyaratan maka bantuan diberikan. Tidak ada intervensi bisa mendapat bantuan dengan catatan harus memilih kami. Persyaratan penerima sudah jelas dari pemerintah maka pemkab sebenarnya hanya menjalankan sesuai aturan. Rakyat sudah pintar dan tahu berbagai fasilitas bantuan  maka ketika pemkab bertingkah  mengkaitkan bantuan dengan urusan politik malah yang muncul  kebencian dan ketidak percayaan, sebut Lingga.
     Berkiatan dengan janji untuk program kesejahteraan dan berbagai terobosan yang akan dilakukan jika terplioh kelak akan dibahas minggu depan (Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar