Sidikalang-Dairi Pers : Ketua LSM Grnasi Dairi Jonner Simbolon
sekembalinya dari sejumlah kecamatan di Dairi untuk mendapatkan informasi akan
rekasi masyarakat terhadap kemajuan Dairi menyampaikan prihatin yang mendalam
akan kerusakan jalan hampir disemua jalan menuju perdesaan di Dairi. Saya sedih
saja
membaca jargon “Telah Teruji” padahal jalan-jalan yang menjadi kebutuhan
rakyat banyak rusak. Hati-hati membuat
jargon jika faktanya bertentangan malah dapat dituding sebagai pembohongan
publik.
Dikatakan Jonner Simbolon salah satu jalan yang menghubungkan
Desa Lae Hole- Pancur Nauli –Lae Mechiho di kecamatan Parbuluan Dairi
kondisinya rusak parah hingga sangat menyusahkan Rakyat. Lobang menganga dibahu
jalan sudah kedalaman sekitar 30 cm dan
ketika hujan air tergenang yang menimbulkan semacam kolam di tengah jalan.
Hampir semua bahu jalan menuju desa tersebut rusak dan hingga kini tidak ada
perbaikan. Demikian juga gambaran di desa-desa yang ada di kabupaten Dairi.
Kita sangat prihatin kecamatan dimana Bupati Dairi berasal saja
kondisinya demikian dibiarkan apalagi di tempat lain tentu dapat dibandingkan.
Ini benar-benar sangat mengecewakan karena telah merugikan rakyat dan
sepertinya perhatian pemerintah untuk rakyat di desa sama sekali gagal.
Dikatakan hasil pantauannya dan hasil konfirmasi dengan
sejumlah warga menyampaikan penderitaan yang miris dimana akibat kerusakan
jalan tersebut praktis mobil angkot jarangan melintasi jalan. “ Saya tanyakan
sejumlah supir angkot yang biasa beroperasi disana semua mengatakan paling berani melintasi jalan tersebut sekali dalam
seminggu. Itupun setiap memasuki jalur tersbut pasti akan ada kerusakan yang
ditimbulkan. Demikian juga keluhan orang tua yang anaknya bersekolah harus
berjalan kaki menempuh jalan sekitar 3 km.
Sebagai rakyat Dairi yang bergerak di bidang pemantauan rakyat
sangat sedih akan pemandangan yang sudah keterlaluan itu. Apalagi melihat
jargon dalam baliho telah teruji. Terlalu berani menyatakan teruji dengan
kondisi penuh kehancuran. Semakin parah sebut lanjutkan. Apanya yang
dilanjutkan apa kehancuran?
Yakinlah rakyat sudah tidak bodoh lagi. Sejuta kalimat indah bisa dirangkai namun rakyat
akan menilai kenyataan apakah itu pembohongan atau kebenaran. Jadi kalimat
demikian bisa blunder dan berbalik menghakimi pejabat ketika menyampaikan
kebohongan dalam pilkada mendatang.
Dikatakan simbolon mata rakyat kini telah terbuka seiring
pemahaman dan kemajuan informasi dari
berbagai media. Disamping itu rakyat kini bukan rakyat jaman orde baru yang
berada di bawah tekanan. Kini rakyat telah berani menyatakan haknya dan berkata
benar. Jadi mencoba melakukan pembohongan tidak sesuai kenyataan maka akan
berdampak buruk bagi kepemimpinan.
Jonner menyebutkan silahkan berkata jujur dan mengakui segala
kelemahan dan itu akan membuat rakyat berpikir. Itu jauh lebih baik dari pada
menyebar pembohongan, ujarnya (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar