Seorang sahabat saya suku asli Pakpak Firmus Kudadiri yang sepanjang hidupnya bertugas di salah satu badan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) pekan silam bercerita seseorang yang masuk ke hutan belantara harus
memahami sifat binatang yang ada di dalamnya. Setidaknya ada tiga binatang yang harus difahami sifatnya yakni Harimau, Buaya dan Ular.
Seekor
harimau disebut menjadi raja rimba karena memang perangainya persis raja dimana
mengejar mangsa dan kadang berhasil dan kadang gagal. Ketika berhasil dia akan
menyeret buruannya dan memakannya secara lahap. Kenyang perut biasanya
ditinggalkan dan berganti dimakan hewan lain seperti heyna dan terakhir burung
condor. Jika harimau kenyang meski rusa lewat sang harimau tidak akan
mengejarnya lagi.
Buaya
terlihat hewan pandai berpura-pura. Kelihatan diam namun bicara memangsa jauh
lebih parah dari seekor harimau. Jika harimau makan sekenyangnya dan hanya
makan daging segar. Tetapi buaya lebih parah daging segar dan daging busuk
masuk semua. Bukan itu saja sama kulit-kulitnya juga ditelan dan kotoran yang
ada di perut mangsa juga ditelan . buaya
tidak pernah kenyang dan hanya hitungan jam kembali lapar.
Sedang
Ular adalah hewan rakus yang pandai membuat siasat untuk meleyapkan mangsanya.
Jika lapar bangsanya ular yang lain juga dimakan. Cara memakannya juga mangsa
ditelan hidup-hidup dari kepala hingga ekor. Setelahnya dia tidur panjang dan
saat lapar kembali memangsa lagi.
Sungguh
dunia adalah belantara dimana cara kerja manusia di dalamnya juga ada yang
meniru sifat ketiga hewan tersebut. Maka untuk aman menelusuri hutan belantara
kehidupan setidaknya memahami sifat tiga jenis hewan tersebut.
Saya
hanya termenung saja mendengar uraian singkat namun sangat bermakna itu . Saya
berpikir memang seorang raja cukuplah makan sekeyangnya dan sisakan
kepada yang lain. Seorang raja harusnya menjadi teladan dan sanggup berbagi
dengan yang lain. Maka ketika seorang raja rakus sesungguhnya dia bukanlah raja
namun tak lebih dari seekor buaya yang melahap apa saja tanpa memikirkan
kwalitas mangsa. Buaya ditakuti karena berkulit tebal dan terlihat beringas
saat memangsa.
Ada
juga manusia yang sudah ditakdirkan cari
makan tidak ribut. Namun sekali makan sanggup tidur selama 3 bulan menunggu
mangsanya mencair diperut. Namun sanggup memakan ular yang lain termasuk
anak-anaknya kala lapar. Tidak ada aturan mangsa ditelan hidup hidup dan nafas
mangsa kandas di dalam perut ular.
Demikian
kiranya kehidupan dan sifat manusia dalam belantara kehidupan ada yang rakus
dan sanggup membunuh demi tujuan dan perut. Ada juga yang seadanya cukup
memakan kebutuhannya dan sisanya berbagi dengan binatang yang lain. Namun ada
juga manusia yang sanggup menelan hidup-hidup orang lain dengan menyebar
fitnah. Sanggup membunuh siapa dan apa saja demi tujuannya bermodalkan jurus
pura-pura..
Maka
jika bertemu orang-orang yang merindukan jadi pejabat lihat dahulu jenisnya
lebih mirip sifat binatang yang mana. Banyak yang awalnya terlihat baik dan
seadanya ternyata hanya seekor buaya
yang sanggup menelan apa saja termasuk kulit kulit mangsanya. Bukan hanya
danging segar, daging busuk juga disikat agar perutnya kenyang. Dan mampu
memakan keluarganya sendiri , sahabat family layaknya ular demi ambisi dan
penuhnya perut. Sungguh itulah gambaran kejoliman manusia dalam kehidupan
(Chief Of Editor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar