Kamis, 04 Juli 2013

Harimau, Buaya & Ular


                Seorang sahabat saya suku asli Pakpak Firmus Kudadiri yang sepanjang hidupnya bertugas di salah satu badan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) pekan silam bercerita seseorang yang masuk ke hutan belantara harus
memahami sifat binatang yang ada di dalamnya. Setidaknya ada tiga binatang yang harus difahami sifatnya yakni Harimau, Buaya dan Ular.
                Seekor harimau disebut menjadi raja rimba karena memang perangainya persis raja dimana mengejar mangsa dan kadang berhasil dan kadang gagal. Ketika berhasil dia akan menyeret buruannya dan memakannya secara lahap. Kenyang perut biasanya ditinggalkan dan berganti dimakan hewan lain seperti heyna dan terakhir burung condor. Jika harimau kenyang meski rusa lewat sang harimau tidak akan mengejarnya lagi.
                Buaya terlihat hewan pandai berpura-pura. Kelihatan diam namun bicara memangsa jauh lebih parah dari seekor harimau. Jika harimau makan sekenyangnya dan hanya makan daging segar. Tetapi buaya lebih parah daging segar dan daging busuk masuk semua. Bukan itu saja sama kulit-kulitnya juga ditelan dan kotoran yang ada di perut mangsa juga ditelan . buaya  tidak pernah kenyang dan hanya hitungan jam kembali lapar.
                Sedang Ular adalah hewan rakus yang pandai membuat siasat untuk meleyapkan mangsanya. Jika lapar bangsanya ular yang lain juga dimakan. Cara memakannya juga mangsa ditelan hidup-hidup dari kepala hingga ekor. Setelahnya dia tidur panjang dan saat lapar kembali memangsa lagi.
                Sungguh dunia adalah belantara dimana cara kerja manusia di dalamnya juga ada yang meniru sifat ketiga hewan tersebut. Maka untuk aman menelusuri hutan belantara kehidupan setidaknya memahami sifat tiga jenis hewan tersebut.
                Saya hanya termenung saja mendengar uraian singkat namun sangat bermakna itu .  Saya  berpikir memang seorang raja cukuplah makan sekeyangnya dan sisakan kepada yang lain. Seorang raja harusnya menjadi teladan dan sanggup berbagi dengan yang lain. Maka ketika seorang raja rakus sesungguhnya dia bukanlah raja namun tak lebih dari seekor buaya yang melahap apa saja tanpa memikirkan kwalitas mangsa. Buaya ditakuti karena berkulit tebal dan terlihat beringas saat memangsa.
                Ada juga manusia yang sudah  ditakdirkan cari makan tidak ribut. Namun sekali makan sanggup tidur selama 3 bulan menunggu mangsanya mencair diperut. Namun sanggup memakan ular yang lain termasuk anak-anaknya kala lapar. Tidak ada aturan mangsa ditelan hidup hidup dan nafas mangsa kandas di dalam perut ular.
                Demikian kiranya kehidupan dan sifat manusia dalam belantara kehidupan ada yang rakus dan sanggup membunuh demi tujuan dan perut. Ada juga yang seadanya cukup memakan kebutuhannya dan sisanya berbagi dengan binatang yang lain. Namun ada juga manusia yang sanggup menelan hidup-hidup orang lain dengan menyebar fitnah. Sanggup membunuh siapa dan apa saja demi tujuannya bermodalkan jurus pura-pura..
                Maka jika bertemu orang-orang yang merindukan jadi pejabat lihat dahulu jenisnya lebih mirip sifat binatang yang mana. Banyak yang awalnya terlihat baik dan seadanya ternyata hanya  seekor buaya yang sanggup menelan apa saja termasuk kulit kulit mangsanya. Bukan hanya danging segar, daging busuk juga disikat agar perutnya kenyang. Dan mampu memakan keluarganya sendiri , sahabat family layaknya ular demi ambisi dan penuhnya perut. Sungguh itulah gambaran kejoliman manusia dalam kehidupan (Chief Of Editor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar