Ketua DPP Partai demokrat Soetan Batugana dalam acara di metro
TV malam jumat pekan silam bercerita seorang wanita cantik nan bahenol meski telah tiga kali menikah namun tetap
perawan. Suami pertama seorang dokter meski terlihat tegap dan sempurna namun
kenyataan menderita lemah. Suami kedua seorang atlit sepak bola. Body tegap sayang seorang gay.
Dan suami ketiga
seorang politisi hanya janji-janji saja. Rencana coblos berubah jadi
contreng. Meski sedikit lelucon justru
karena mengandung kebenaran maka kita tersenyum.
Bob Tutupoli dalam lagu tinggi gunung seribu janji menuliskan
lidah tak bertulang lain di bibir lain di hati. Bob menuliskan syair itu untuk
kekasihnya yang pembohong. Sedang Iwan Fals hanya berkata wakil rakyat bukan
paduan suara, hanya tahu nyayian lagu setuju. Iwan tidak menuliskan mengapa wakil rakyat setuju.
Biasanya ada dua penyebabnya satu karena takut dan kedua karena sudah jelas.
Sesungguhnya manusia itu diberikan Tuhan banyak kemurahan.
Banyak kasihan dan banyak pengampunan. Coba bayangkan kalau Tuhan tidak Maha.
Setiap pembohong akan tumbuh tulang di lidahnya. Maka akan mudah melihat
manusia pembohong cukup suruh bersiul pasti takkan bisa. Setiap tukang fitnah
akan makin kecil telinganya. Maka aku yakin akan banyak manusia yang mirip
monyet yang telinganya kecil. Setiap koruptor gatal-gatalan selangkangannya
maka aku gak bisa bayangkan kalau lagi upacara bendera rata-rata menggaruk.
Mimik wajah mengkerut menahankan gatal dan ekpresi kepuasan setelah menggaruk.
Bayang juga andai
Tuhan tidak Maha setiap yang arogan giginya tambah panjang ½
cm .Setiap penjilat anunya berkurang ½
cm setiap menjilat. Andai itu terjadi maka dunia ini akan sangat damai . Tetapi
namanya juga dunia pasca diberikan Tuhan kebebasan bagi syaitan menggoda tentu
tetap membangun organisasi kemurkaan. Mungkin kini kepengurusannya sudah sampai
tingkat ranting di dusun.
Sungguh manusia itu diberikan banyak pemaafan. Diberikan banyak
kesempatan untuk berubah dan diberikan waktu untuk menyadari. Harusnya kita
bersyukur karena Tuhan menjadikan kita manusia. Coba kalau kita dijadikan
kerbau atau lembu . Emang bisa menolak ?
kan tidak…. Tiap hari tidak pake baju, tiap hari makan rumput, sudah besar
dipotong. Orang mengata -ngatai lombu…juga gak bisa protes. Lembu dihina, di
fitnah dan dicurangi juga tidak akan protes . maka sesungguh jauh lebih enak
menjadi manusia dibanding jadi hewan. Jadi sekali lagi bersyukurlah telah
dijadikan sebagai manusia.
Tentu beda manusia dan hewan terletak pada fikirnya. Namun juga tidak menjadi wajib seorang manusia bertindak sebagai manusia. Pilihan manusia
bersifat hewan juga banyak. Silahkan
saja karena itu adalah pilihan . Tuhan juga telah berjanji bagi kenakalan dan
dosa nanti di hari akhir baru dihitung. Konon
hukum karma itu ada dan setiap kenakalan akan diterima balasannya. Namun
percayalah sesungguhnya belum jelas pasal-pasalnya. Sedang hukum yang jelas
pasal-pasalnya saja direkayasa apalagi yang tidak jelas. Jadi jangan pernah takut
untuk bersifat jahat.
Sungguh
harus diakui aslinya diri manusia itu
lemah dan tidak berdaya apa-apa. Hanya saja kadang lupa akan kodratnya .
Maka ketika ada yang bersifat seperti diatas artinya dia sedang lupa dan tengah mengarungi dunia hewan. Tidak salah juga untuk menambah SDM.,
Hanya saja kurang etis dan pasti kehilangan trust (Chief Of Editor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar