Kamis, 18 April 2013

Andai Tuhan Tidak Maha


      Ketua DPP Partai demokrat Soetan Batugana dalam acara di metro TV malam jumat pekan silam bercerita seorang wanita cantik nan bahenol  meski telah tiga kali menikah namun tetap perawan. Suami pertama seorang dokter meski terlihat tegap dan sempurna namun kenyataan menderita lemah. Suami kedua seorang atlit sepak bola. Body  tegap sayang seorang gay.
Dan suami ketiga seorang politisi  hanya  janji-janji saja. Rencana coblos berubah jadi contreng. Meski sedikit lelucon  justru karena mengandung  kebenaran  maka kita tersenyum.
      Bob Tutupoli dalam lagu tinggi gunung seribu janji menuliskan lidah tak bertulang lain di bibir lain di hati. Bob menuliskan syair itu untuk kekasihnya yang pembohong. Sedang Iwan Fals hanya berkata wakil rakyat bukan paduan suara, hanya tahu nyayian lagu setuju. Iwan tidak  menuliskan mengapa wakil rakyat setuju. Biasanya ada dua penyebabnya satu karena takut dan kedua karena sudah jelas.
      Sesungguhnya manusia itu diberikan Tuhan banyak kemurahan. Banyak kasihan dan banyak pengampunan. Coba bayangkan kalau Tuhan tidak Maha. Setiap pembohong akan tumbuh tulang di lidahnya. Maka akan mudah melihat manusia pembohong cukup suruh bersiul pasti takkan bisa. Setiap tukang fitnah akan makin kecil telinganya. Maka aku yakin akan banyak manusia yang mirip monyet yang telinganya kecil. Setiap koruptor gatal-gatalan selangkangannya maka aku gak bisa bayangkan kalau lagi upacara bendera rata-rata menggaruk. Mimik wajah mengkerut menahankan gatal dan ekpresi kepuasan setelah menggaruk.
      Bayang juga andai  Tuhan  tidak Maha  setiap yang arogan giginya tambah panjang ½ cm  .Setiap penjilat anunya berkurang ½ cm setiap menjilat. Andai itu terjadi maka dunia ini akan sangat damai . Tetapi namanya juga dunia pasca diberikan Tuhan kebebasan bagi syaitan menggoda tentu tetap membangun organisasi kemurkaan. Mungkin kini kepengurusannya sudah sampai tingkat ranting di dusun.
      Sungguh manusia itu diberikan banyak pemaafan. Diberikan banyak kesempatan untuk berubah dan diberikan waktu untuk menyadari. Harusnya kita bersyukur karena Tuhan menjadikan kita manusia. Coba kalau kita dijadikan kerbau atau lembu . Emang  bisa menolak ? kan tidak…. Tiap hari tidak pake baju, tiap hari makan rumput, sudah besar dipotong. Orang mengata -ngatai lombu…juga gak bisa protes. Lembu dihina, di fitnah dan dicurangi juga tidak akan protes . maka sesungguh jauh lebih enak menjadi manusia dibanding jadi hewan. Jadi sekali lagi bersyukurlah telah dijadikan sebagai manusia.
      Tentu beda manusia dan hewan terletak pada  fikirnya. Namun juga tidak menjadi wajib  seorang manusia  bertindak sebagai manusia. Pilihan manusia bersifat hewan juga banyak.  Silahkan saja karena itu adalah pilihan . Tuhan juga telah berjanji bagi kenakalan dan dosa nanti di hari akhir baru dihitung. Konon  hukum karma itu ada dan setiap kenakalan akan diterima balasannya. Namun percayalah sesungguhnya belum jelas pasal-pasalnya. Sedang hukum yang jelas pasal-pasalnya saja direkayasa apalagi yang tidak jelas. Jadi jangan pernah takut untuk bersifat jahat.
      Sungguh harus diakui aslinya diri manusia itu   lemah dan tidak berdaya apa-apa. Hanya saja kadang lupa akan kodratnya . Maka ketika ada yang bersifat seperti diatas artinya dia sedang  lupa dan tengah mengarungi dunia  hewan. Tidak salah juga untuk menambah SDM., Hanya saja kurang etis dan pasti kehilangan trust (Chief Of Editor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar