Rabu, 07 November 2012

Memilih Karena Uang Pada Pilkada Adalah Racun


      Sidikalang-Dairi Pers :  Munculnya berbagai tokoh yang bakal menjadi calon Bupati Dairi tahun 2014-2019 menurut DR (HC) Abdul Angkat, SH  bagaimanapun pemimpn di Dairi harus pelangi.
Pelangi dalam agama dan suku. “itu karena Dairi ini heterogern dan yang paling utama dikatakan komitmen  mereka bagaimana ketika duduk . Saya nilai tren rakyat Dairi sekarang berbeda dengan pilkada sebelumnya yakni rakyat inginkan kenyataan  bukan sekedar pelangi di kampanye namun rakyat inginkan benar-benar saat duduk juga menepati janjinya secara nyata. Siapa calon yang berani tanda tangan kontrak ke masyarakat saya yakin itu yang berpeluang lebih besar. Uang bukan utama lagi bagi rakyat”

      Demikian disampaikan ketua DPC Partai Nasdem Dairi DR (HC) Abdul Angkat,SH selasa (30/10) di Sidikalang. Dikatakan perpaduan antara pelangi masih formula terbaik bagi  mereka yang ingin nbertarung di pilkada seminimalnya pelangi agama dan suku. Menjawab pelangi salah stunya dari birokrta menurut Abdul angkat tidak harus namun leboih baik ketiak orang-orang yang mempunyai pengetahuan  tentang pemerintahan akan membuat roda pemerintahan  lebih baik. Namun  hal itu tidak menjadi suatu keharusan  karena tetap juga banyak dari pihak swasta yang memahami tentang birokrat.
      Mantan Politisi partai golkar ini menyebutkan  sesungguhnya  uang bukanlah penentui utama bahkan kini tren di masyarakat rakyat semakin jeli melihat vigur. “ Selama rakyat melihat seorang vigur berkeringat memikirkan kepentingannya maka rakyat juga akan dengan penuh kesadaran akan memlihnya tanpa melihat uang.” Sebutnya
      Dikatakan berbagai pengalaman pilkada di beberapa daerah yang selalu dibumbui money poltik ternyata rakyat telah sampai pada kesimpulan ternyata uang yang diterima pada pilkada adalah racun . Uang yang diterima nilainya tidak seberapa namun penderitaannya hingga 5 tahun. Pertanyaannya adalah apakah rakyat utamakan  uang beberapa puluh ribu saja lantas 5 tahun menderita?. Saya lihat kesadaran itu sudah tumbuh subur di tengah masyarakat. Maka kenyakinan saya pada pilkada mendatang  saya yakin rakyat tidak akan mau lagi diperbudak uang. Jika ada yang masih mendewakan uang yang jumlahnya hanya  beberapa puluhan  ribu itu maka saya katakan  mereka pasti berasal dari kalangan yang tidak ingin perubahan Dairi lebih baik, Sebutnya.
      Disebutkan apa yang dilakukan orang dalam pilkada periode lalu berdampak luas pada kondisi sekarang. Demikian juga kelak ke anak cucu. “ Bayangkan betapa malunya kelak jika anak cucu bertanya mengapa memilih pemimpin karena uang?. Apakah warisan seperti ini yang akan kita berikan kepada turunan kita?. Lantas  sanggupkah kita mengajari anak cucu kita juga nakal karena uang? Yakinlah jika itu dilakukan maka kita jugalah yang disalahkan generasi mendatang “ tegas Abdul
      Berkaitan dengan sejumlah nama dari suku Pakpak yang diperkirakan potensial pada pilkada mendatang dikatakan Abdul persoalan orang Pakpak adalah persoalan tidak pede. (Percaya Diri) padahal siapa yang mengatakan suku ini tidak mampu secara SDM ? namun ini berkaitan dengan  kesempatan yang tidak diberikan.  Juga dimungkinkan dengan budaya Pakpak yang sepertinya kurang berani tampil percaya diri. Ini yang harus dirubah bahwa semua orang sama dan  ketika mampu kenapa tidak? Sebutnya.
      Sementara itu berkaitan dengan jika ada tawaran ikut berperan dalam pilkada  sebagai kandidat menurut Abdul Angkat  masih banyak yang lebih layak darinya. “ Kita mendukung siapa orang-orang yang mau berkeringat untuk rakyat”. Jadi bukan harus saya dan masih banyak yang lain. Namun jika memang secara bulat mendapat dukungan barangkali sangat naif menolak tawaran seperti itu “ sebut Abdul (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar