Rabu, 10 Oktober 2012

Jadi Elo Mau Gue Bilang Waw… Gitu?


       Sinetron memang salah satu cara mensosialisikan istilah baru ABG. Setelah istilah lebay…kini muncul istilah baru “ jadi elo mau gue bilang waw… gitu?”. Terdengar lucu namun memang jadi terinspirasi juga membahas kalimat yang satu ini.
      
Saya jadi teringat cerita salah seorang kepala daerah di negeri ini secara berturut-turut mendapat penghargaan kesehatan tahun lalu. Lantas Peningkatan Produksi beras Nasional. Lantas baru-baru ini mendapat penghargaan Pemberantasan buta aksara. Boleh jadi itu kebanggaan bagi diri sendiri namun bukan kebanggaan bagi rakyat banyak yang dipimpinnya. Saya hanya mau bilang “jadi elo mau gue bilang waw… gitu?.”.
       Bagiku itu tidak menarik dan bahkan aku curiga atas penghargaan-penghargaan sedemikian rupa. Karena kenyataannya dilapangan sama sekali berat logika menerima. Teman saya  berkomentar hebat juga targetkan komoditi jagung dapat penghargaan dari beras. Sebuah program yang luar biasa menurutnya. Namun dia  tidak mengucapkan  istilah kreen ABG “jadi elo mau gue bilang waw… gitu?.”.
       Saya tidak mau berkata apapun atas penghargaan itu namun ku nilai itu suatu metode luar biasa yang dapat dijual untuk politik pencitraan. Penghargaan yang beginian dapat dijadikan senjata penutup. Contoh jika ditanya apa yang telah dilakukan selama ini untuk pencapaian tiga pilar pembangunan? Maka akan mundah menjawab telah berhasil terbukti dari kesehatan dapat pengharagan menteri. Sektor  pendidikan sukses karena dapat penghargaan menteri dan dari pertanian dapat penghargaan wakil presiden . Ini benar-benar luar biasa.
       Namun jangan ditanya fakta lapangan. Ketika itu dilakukan bisa sakit hati rakyat yang sebenarnya merasakan kenyataan lapangan. Tentu siapaun dia termasuk rakyat tidak suka bicara casing. Rakyat butuh fakta. Namun tentu pencitraan tidak harus melihat fakta . Yang penting ada celah dan sedikit logika maka mainkan. Itulah yang disebut dengan politik pencitraan.
       Sedikit kurang logika memang dapat penghargaan bidang kesehatan namun temuan BPK justru aneh di bidang jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesda) sesuai hasil pemeriksaan tahun 2011. Lantas saya hanya berfikir sederhana lembaga mana ini yang “ngacau”. BPK yang menyebut ada temuan atau lembaga yang memberi penghargaan? Ck..ck…ck…
       Entahlah apa yang terjadi namun bagiku yang menjadi rakyat jelata saya tidak pernah kenyang karena selembar kertas penghargaan.  Karena ku merasa aneh sederhana saja ingin kutanyakan “”jadi elo mau gue bilang waw… gitu?.”. he..he….. Namanya juga jelata berpatok pada  kenyataan dan bukan bangga dengan kertas.
Namun apapun dia dan siapapun dia apalagi seorang bos di era otonomi ini bebas saja berekpresi dan menganut keinginannya. Seorang pimpinan daerah juga bisa sesuka hati karena terlalu banyak celah yang membuat mereka aman. Contoh pemeriksaan seorang kepala daerah tidak perlu lagi menunggu surat presiden. Nah celahnya lembaga pemeriksa gak mau melakukannya. Maka semua menjadi aman dan terkendali.
                Intinya bagi rakyat silahkan pakai otak dan jangan gunakan rasa . saat rasa yang diutamakan maka yang keluar adalah waw………..he…he… (Chief Of Editor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar