Kini kepala desa Lae Parira Sitabar Manullang juga menyebut menolak kunker bupati karena pihaknya khawatir jadi kewalahan atas pembiayaan. Bukan itu saja disebutkan kalau hanya untuk panen pertanian dan hal-hal lain yang biasa dikerjakan pertani tidak efektif dalam membawa perubahan di desa.
Kades Lae Parira
Sitabar Manullang
Kepala Desa Lae Parira Sitabar Simanullang kepada wartawan . Kamis (24/5) menjelaskan
bahwa penolakan tersebut didasarkan beberapa pertimbangan dan pastinya
pihaknya tidak memiliki dana untuk kegiatan dimaksud. menurutnya,
jika kedatangan tim Bupati ke desa hanya
untuk mengajari cara memanen tanaman jagung, kopi, coklat tak perlu
bersusah payah, karena masyarakat juga
mampu untuk pekerjaan itu. Menurutnya yang lebih penting bagaimana pemerintah
bisa menjamin harga panen rakyat.
Saat dihubungi Dairi Pers Manullang menjelaskan bukan menolak atau
mengamini kunker bupati ke desanya Namun pihaknya tidak peduli dengan kegiatan
itu karena dinilai kurang bermanfaat. “ mau datang atau tidak, mau kunker atau
tidak saya tidak terlalu pikirkan “ sebutnya.
Dikatakan kita malah khawatir
tanaman yang dipanen malah rusak karena petani jauh lebih tahu cara
panen yang baik. Soal bercocok tanam petani lebih tahu dan harapan petani
sebenarnya sederhana bagaimana pemerintah bisa menjamin harga panen petani
terjamin. Dikatakan tak mau
masyarakatnya direpotkan dari kegiatan tersebut. Seperti menyediakan makanan
ataupun menyediakan persiapan tempat tidur buat tamu tim Kabupaten
dirumah warganya “ masyarakat bisa terganggu akibat kurang tidur karena
harus menyediakan segala tikar maupun selimut pada malam hari sementara besok
pagi mereka harus menjalai rutinitas pekerjaan diladang” ujarnya.
Manullang menyebutkan tidak terlalu masalahkan kunker bupati
selama tidak membebani warganya. Namun jika sudah sampai merepotkan pihaknya
tidak setuju dengan kunker (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar