Rabu, 03 September 2014

Sang Ahli

Mungkinkah ada orang yang berhak disebut ahli selain mereka yang ilmunya berdisiplin eksakta?.    Orang eksakta dibelahan dunia manapun tetap memastikan  1 + 1 = 2. Lantas bagaimana mereka yang disiplin ilmunya diluar eksakta? Saya terkejut saja muncul istilah saksi ahli di MK atas sengketa pilpres. Yang
membuat bingung sesungguhnya ada saksi ahli penggugat, saksi ahli tergugat dan saksi ahli penyelenggara. Lantas apa yang diahlikan? Kalau toh mereka mewakili salah satu pihak…
Saya rada aneh saja apakah karena bicara hukum yang bukan ilmu  eksak justru menjadi peluang untuk menjual keahlian pada pihak yang memesan? . Keahlian  bukan bicara kebenaran , kepatutan & kebaikan ?
Pemahaman berbagai istilah pada bangsa ini sering salah kaprah. Lihat saja pengakuan salah satu saksi ahli di MK menyebut kalau dirinya ahli bukan saksi ahli. Istilah saksi ahli hanya kerjaan media saja memberikan istilah tersebut. Persoalannya sederhana saja darimana ongkos taksinya saat akan bersidang ke MK ?. Jika itu dari lembaga MK boleh diterima alasan tersebut. Namun kalau yang memberikan ongkos taksi tetap salah satu pihak berperkara maka yakinlah keahliannya akan diekploitasi untuk menyampaikan dalil dalil yang menguntungkan pihak pemesan. Maklum 1 + 1 belum tentu 2.
Dikalangan lokal Dairi saya kerap mendengar berbagai istilah sekaitan kata ahli. Maka sering terdengar “ahli olah”,”  Ahli Pompa”, dan  “ ahli gosok”. Mereka yang mendalami ilmu keahlian sedemikian biasanya sudah memahami betul psikologi masyarakat. Memahami betul tingkat kebutuhan orang dan tingkat akademisi seseorang. Mereka yang mendalami keahlian seperti ini biasanya menjadikan orang lain sebagai senjata saja. Memanfaatkan “kelemahan “ orang lain untuk menaikkan keuntungan pribadinya. Setidaknya dapat memecah belah hingga orang orang lemah  dan bodoh dapat dikuasai.
Saya pernah menyaksikan sang dukun yang  “ahli Hantu” disiaran televisi . Konon mereka bisa melihat dunia lain dan menggambarkan mahluk halus disekitarnya . Yang menjadi tanda tanya justru mereka yang mendampingi sang ahli mahluk halus ini biasanya “mahluk-mahluk cantik “dengan pakaian yang gimana gitu….mahluk cantik sepertri artis selalu mendampingi dukun yang katanya ahli dalam dunia astral.
Bagi saya acara televisi demikian sekedar hiburan saja tanpa pernah percaya dengan kesaksiannya. Karena bagaimanapun juga jauh lebih berguna membahas mahluk cantik daripada mahluk halus.
Luar biasa memang manusia banyak juga yang hobby mengikuti cerita tidak nyata. Bohong atau jujur tentu sang ahli mahluk halus ini tidak ada yang keberatan. Suatu pekerjaan yang tanpa resiko, tanpa protes karena memang yang disorot juga angin. Kekuatan cerita yang didesain menyakinkan dan mampu memukau membuat acara seperti ini difavoritkan banyak orang. Bayangkan cerita angin saja laris….itulah kelebihan ahli non eksakta. Saya hanya berharap siapa saja mengaku “ ahli “ silahkan saja dengan gayanya. Sederhana saja ketika keahlian bukan didasarkan kebenaran dan kebaikan maka sesungguhnya itu adalah “ ahli tipu”. (Chief Of Editor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar