Staf Dinas Cipta Karya Dairi “ Mandul” Tegur “ Siraja Proyek
Dairi”
Sidikalang-Dairi
Pers : Mantan PNS dilingkungan pemkab Dairi disebut-sebut sebagai “siraja
Proyek” diketahui mengusaai hampir seluruh lelang pengadaan
barang dan jasa
dilingkungan pemkab Dairi. “Pemain lama” di dunia jasa konstruski itu disebut
sebut memanfaatkan kedekatannya dengan penguasa untuk menjadi raja proyek. Diduga kuat kedekatannya dengan
penguasa membuat sejumlah pengawas proyek tidak berkutik ditangannya .
Ironisnya meski kwalitas proyek amburadul dibiarkan saja.
Korda
ICW Kabupaten Dairi-Pakpak Bharat mempermasalahkan proyek pemeliharaan dan
peningkatan jalan dalam kota Sidikalang berupa pekerjaan pengecoran bahu
jalan kepada aparat penegak hukum karena kwalitas pekerjaan dinilai amburadul.
Selain rekanan yang melaksanakan
kegiatan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang kabupaten Dairi juga
akan menjadi pihak yang turut dipermasalahkan.Penegasan itu disebutkan
Ketua Korda ICW Marulak Siahaan di
Sidikalang. Dinas
Cipta Karya seharusnya melakukan pengawasan sehingga rekanan tidak memiliki
ruang untuk bermain-main dan berani menindak tegas kontraktor nakal tanpa
pandang bulu. Tetapi yang terjadi di Dairi sepertinya instansi teknis
seolah enggan dan terkesan tidak mampu mengarahkan dan melakukan koreksi
terhadap kinerja rekanan.
Keengganan
tersebut dikaitkan dengan isu kedekatan rekanan dengan “kekuasaan”,
Alhasil pekerjaannya amburadul utamanya pada pekerjaan
pengecoran bahu jalan diruas jalan Mesjid Sidikalang.
Meski baru dikerjakan, tetapi
pada beberapa titik terlihat sudah terkupak dan
membentuk kubangan-kubangan kecil berisi endapan lumpur. Tulangan besi
coran menyembul hingga kepermukaan karena kurangnya ketebalan beton
coran, kondisi itu dikhawatirkan akan membahayakan pengguna jalan .
Tekstur
dan permukaan konstruksi bergelombang , yang muncul dan kelihatan merupakan
lapisan batu kerikil yang sebahagian sudah terlepas dan mulai berserak
karena lapisan semen tergerus air. Diperkirakan hal tersebut terjadi
karena komposisi campuran pasir dan semen yang tidak sesuai bestek. Retakan
yang terjadi diduga akibat mutu beton yang tidak sesuai dengan spesifikasi
sehingga tidak kuat menahan getaran dan beban kenderaan.
Selain itu, keretakan juga dapat dipicu
masih labilnya pondasi karena kurang dipadatkan. Menurut Marulak,
pekerjaan konstruksi seperti itu idealnya diawali dengan pembersihan
dan pemadatan pondasi sebelum dilapisi batu base. Pemadatan base
juga harus dilakukan per layer minimal setiap ketebalan 30 cm menggunakan
peralatan baby roller atau vibro, sementara ukuran batu base maksimal
menggunakan batu berukuran 2/3.
Yang memiriskan, pengawas seolah turut
membantu praktek curang sang rekanan dengan menganjurkan konstruksi
jelek tersebut dipoles menggunakan plesteran semen. Salah seorang pekerja
mengaku Marga Sihotang menyebutkan penambalan konstruksi dengan campuran plester
semen merupakan anjuran pengawas dari dinas cipta Karya karena beton cor
kurang tebal dan tidak rata dengan aspal jalan.
Menurut Marulak, ICW akan secara intens
memantau pelaksanaan dan perkembangan pekerjaan. Setiap hari anggota ICW akan
turun ke lokasi melakukan pengamatan dan mengumpul bukti termasuk mengambil
foto dokumentasi. “Setiap harinya kita akan ikuti perkembangannya,
kalau ada pekerja yang melakukan kegiatan kita akan ambil foto dan
mendokumentasikannya” Sebut Marulak.
Untuk sekarang, proyek masih dalam fase
pengerjaan dan masih berkesempatan untuk diperbaiki sebagaimana mestinya,
tetapi kalau langkah perbaikan tidak dilakukan, maka tidak ada alasan bagi ICW
untuk menahan diri. “ Yang paling mengherankan, lokasi
proyek, berada dipusat kota dan hanya berjarak sekitar 50 meter dari
Mapolres Dairi dan sekitar 200 meter dari kantor kejaksaan negeri Sidikalang
dan masih termasuk lingkungan Kantor Bupati Dairi. Sepertinya rekanan
memiliki kekebalan terhadap hukum sehingga berani mempertontonkan
kearogansiannya, ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami”, tambah Siahaan.
Data yang diperoleh Dairi Pers Pemilik
CV Dohar yang mengerjakan proyek tersebut dikenal dengan julukan “ siraja
Proyek” . Hampir disemua dinas dilingkungan pemkab Dairi mantan PNS ini
mengerjakan borongan. Diperkirakan sedikitnya Rp. 6 miliar dikerjakannya tahun
ini. Meski rata-rata kontrak yang dikerjakan bermasalah secara kwalitas, Namun
sepertinya pengawas proyek tidak berkutik melakukan tupoksinya untuk rekanan
yang satu ini. “Siraja Proyek” ini juga mengeluarkan teknik lama mempunyai
sejumlah perusahan dimana kala tender menjadikan perusahaannya yang lain
sebagai pendamping. Teknik ini menjamin pekerjaan pasti dimenangkan meski atas
perusahaan yang berbeda (R.04)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar