Selasa, 18 November 2014

Proyek Pengecoran Sidikalang Amburadul



Staf Dinas Cipta Karya Dairi “ Mandul” Tegur “ Siraja Proyek Dairi”
       Sidikalang-Dairi Pers : Mantan PNS dilingkungan pemkab Dairi disebut-sebut sebagai “siraja Proyek” diketahui mengusaai hampir seluruh lelang pengadaan
barang dan jasa dilingkungan pemkab Dairi. “Pemain lama” di dunia jasa konstruski itu disebut sebut memanfaatkan kedekatannya dengan penguasa untuk menjadi raja  proyek. Diduga kuat kedekatannya dengan penguasa membuat sejumlah pengawas proyek tidak berkutik ditangannya . Ironisnya meski kwalitas proyek amburadul dibiarkan saja.
       Korda ICW Kabupaten Dairi-Pakpak Bharat mempermasalahkan proyek pemeliharaan dan peningkatan jalan dalam kota Sidikalang berupa pekerjaan pengecoran  bahu jalan kepada aparat penegak hukum karena kwalitas pekerjaan dinilai amburadul.
Selain rekanan yang melaksanakan kegiatan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang  kabupaten Dairi juga akan  menjadi pihak yang turut dipermasalahkan.Penegasan itu disebutkan Ketua Korda ICW Marulak Siahaan  di Sidikalang. Dinas Cipta Karya seharusnya melakukan pengawasan sehingga rekanan tidak memiliki ruang untuk bermain-main dan berani  menindak tegas kontraktor nakal tanpa pandang bulu. Tetapi yang terjadi di Dairi sepertinya instansi teknis  seolah enggan dan terkesan tidak mampu mengarahkan dan melakukan koreksi terhadap kinerja rekanan.
       Keengganan tersebut dikaitkan dengan isu kedekatan rekanan dengan “kekuasaan”,   Alhasil pekerjaannya amburadul utamanya  pada pekerjaan pengecoran  bahu jalan diruas  jalan Mesjid  Sidikalang.  
Meski  baru dikerjakan, tetapi pada  beberapa titik  terlihat sudah terkupak   dan  membentuk kubangan-kubangan kecil berisi endapan lumpur. Tulangan besi coran menyembul  hingga kepermukaan karena kurangnya ketebalan beton coran, kondisi itu dikhawatirkan akan   membahayakan pengguna jalan .
       Tekstur dan permukaan konstruksi bergelombang , yang muncul dan kelihatan merupakan lapisan batu kerikil yang sebahagian sudah terlepas dan mulai berserak  karena  lapisan semen tergerus air. Diperkirakan hal tersebut terjadi karena komposisi campuran pasir dan semen yang tidak sesuai bestek. Retakan yang terjadi diduga akibat mutu beton yang tidak sesuai dengan spesifikasi  sehingga tidak kuat menahan getaran dan beban kenderaan.               
       Selain itu, keretakan juga dapat dipicu masih labilnya pondasi karena kurang dipadatkan.  Menurut Marulak, pekerjaan konstruksi seperti itu  idealnya diawali dengan  pembersihan dan pemadatan  pondasi sebelum  dilapisi batu base. Pemadatan base juga harus dilakukan  per layer minimal setiap ketebalan 30 cm menggunakan peralatan baby roller atau vibro, sementara ukuran batu base maksimal menggunakan  batu berukuran 2/3.   
       Yang memiriskan, pengawas seolah turut membantu praktek curang sang rekanan  dengan  menganjurkan konstruksi jelek tersebut dipoles menggunakan plesteran semen. Salah seorang pekerja mengaku Marga Sihotang menyebutkan penambalan konstruksi dengan campuran plester semen merupakan anjuran pengawas dari dinas cipta Karya karena beton cor kurang  tebal dan tidak rata dengan aspal jalan.
Menurut Marulak, ICW akan secara intens memantau pelaksanaan dan perkembangan pekerjaan. Setiap hari anggota ICW akan turun ke lokasi melakukan pengamatan dan mengumpul bukti termasuk mengambil foto dokumentasi. “Setiap harinya  kita akan ikuti perkembangannya,  kalau ada pekerja yang melakukan kegiatan kita akan ambil  foto dan mendokumentasikannya” Sebut Marulak.
       Untuk sekarang, proyek masih dalam fase pengerjaan dan masih berkesempatan untuk diperbaiki sebagaimana mestinya, tetapi kalau langkah perbaikan tidak dilakukan, maka tidak ada alasan bagi ICW untuk menahan diri.  “ Yang paling  mengherankan,  lokasi  proyek, berada dipusat kota dan  hanya berjarak sekitar 50 meter dari Mapolres Dairi dan sekitar 200 meter dari kantor kejaksaan negeri Sidikalang dan masih termasuk lingkungan Kantor Bupati Dairi.  Sepertinya rekanan memiliki kekebalan terhadap  hukum sehingga berani mempertontonkan kearogansiannya, ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami”, tambah Siahaan.
Data yang diperoleh Dairi Pers Pemilik CV Dohar yang mengerjakan proyek tersebut dikenal dengan julukan “ siraja Proyek” . Hampir disemua dinas dilingkungan pemkab Dairi mantan PNS ini mengerjakan borongan. Diperkirakan sedikitnya Rp. 6 miliar dikerjakannya tahun ini. Meski rata-rata kontrak yang dikerjakan bermasalah secara kwalitas, Namun sepertinya pengawas proyek tidak berkutik melakukan tupoksinya untuk rekanan yang satu ini. “Siraja Proyek” ini juga mengeluarkan teknik lama mempunyai sejumlah perusahan dimana kala tender menjadikan perusahaannya yang lain sebagai pendamping. Teknik ini menjamin pekerjaan pasti dimenangkan meski atas perusahaan yang berbeda (R.04)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar