Sidikalang-Dairi
Pers : Agaknya dugaan program bedah rumah dijadikan komiditi politik untuk
meraup suara dalam pilkada Dairi 2013 juga diduga berlangsung untuk pemilu
2014.. Bedah rumah yang harusnya seleai pada desember 2013 itu hingga kini
tidak juga rampung.
Oknum kepala dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Dairi Jisler
Lumbanbatu terkesan menutup nutupi program tersebut dengan “ lempar bola”
kepada Bupati Dairi Johnny Sitohang perihal daftar penerima Bedah rumah di Dairi.
Program bedah rumah untuk
tahun 2013 sebanyak 652 unit di 24 desa pada 4 kecamatan (Kecamatan Sidikalang,
Sitinjo, Sumbul dan Pegagan Hilir), dibeberapa desa tidak juga rampung., Di
desa Dolok Tolong pengakuan kepala desa Hebron Pintu Batu mengakui bahan
material bedah rumah sudah masuk untuk tahap pertama. Namun, kapan untuk tahap
kedua kalinya menyebutkan belum diketahui. “Saya hanya mengetahui pemasukan
bahan 2 tahap. Untuk program 2012 dikerjakan 2013 dan program 2013 dikerjakan
2014. Kepala desa ini menyarakan agar
menghubungi TPK (Tim Pendamping Masyarakat) bermarga berutu.
Sementara itu dikelurahan
batang beruh dan Sidiangkat juga mengeluhkan hal yang sama . sebahagian
material bahan bedah rumah telah tib namun hingga memasuki bulan maret tidak
kunjung rampung.
Ketua DPRD Dairi Delphi M
Ujung yang dimintai komentarnya akan hal ini mengtakan masukan dari masyrakat
dari Batang beruh dan Sidiangkat sudah diterima atas keluhan pengelolan bedah
rumah. Dikatakan Awal Maret warga miskin penerima program bedah rumah dari
Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) di Kabupaten Dairi, akan melakukan
aksi sebagai bentuk protes belum tuntasnya realisasi bedah rumah. Hal itu
dikatakan Delphi sesuai dengan pesan mereka saat beraudensi kepadanya
Delphi sangat
menyesalkan tindakan yang kurang terpuji yang dilakukan para
petugas yang terlibat dalam program bedah rumah. “Sangat disesalkan.
Satuan Kerja (Satker) dan Konsultan yang terlibat harus bertanggungjawab dan
jangan main-main. Walau dengan cara bagaimanapun, seharusnya mereka menunjukkan
tanggungjawab. Pihak PU Cipta Karya dan Tata Ruang juga harus bertanggungjawab
secara administrasi,” ujarnya.
Delphi juga menyesalkan
tindakan yang seolah-olah mempermainkan hak-hak warga miskin di Dairi.
Menurutnya, mereka yang terdaftar adalah orang yang layak mendapat hibah
program bedah rumah. “Janganlah mempermainkan hak rakyat kecil dan miskin.
Kalau mereka memang mampu, tidak mungkin menjadi penerima bantuan,” tambahnya.
Disebutkan Delphi, persoalan
ini akan berimbas terhadap program pusat tahun berikutnya. Sehingga, kalau
selalu menjadi masalah, pemerintah pusat akan mempertimbangkan pemberian
program ke Kabupaten Dairi. “Setelah melakukan komunikasi terhadap beberapa
pengurus bedah rumah, mereka meminta waktu hingga Jumat (28/2/2014), akan
menghubungi seluruh penyedia bahan bangunan (fanlong) untuk mendistribusikan
bahan-bahan. Akan tetapi, kalau tidak juga realisasi, warga akan kembali datang
dan melakukan aksi serta mengadukan hal ini ke penegak hukum,” imbuhnya.
Komoditas Politik
Sementara itu dugaan kuat
program bedah rumah yang bersumber dari kementerian perumahan rakyat tersebut
di tingkat Dairi dijadikan ajang komoditas politik jelang pemilu. Pasalnya di
daerah sumbul Desa Dolok Tolong pembangunan bedah rumah untuk diduga ada unsur
politik,.
Ada kesan penundaan realisasi untuk kepentingan
Pemilukada Dairi dan Pemilu April mendatang. Bahkan, ada salah seorang anak
oknum caleg berjanji akan mampu merealisasikan program tersebut usai Pemilu April
mendatang setelah memilih oknum caleg
yang dimintanya untuk dicoblos pada 9 april.
Data dari dinas Ciptakarya
Dairi menyebutkan pengerjaan tahun 2012 dan 2013 seharusnya sudah berakhir
pada Desember. “Untuk tahun 2012 penerima sebanyak 6.527 unit pada 15
kecamatan untuk 144 desa/kelurahan, sebesar Rp. 6 juta. Sedangkan untuk tahun
2013, sebanyak 652 unit pada 4 kecamatan (Kecamatan Sidikalang, Sitinjo, Sumbul
dan Pegagan Hilir), di 24 desa,
Kepala dinas Cipta Karya
Dairi Jisler lumban batu yang dimintai wartawan perihal data penerima bedah
rumah ini mengelak dan mengatakan kalau data tersebut dapat diberikan setelah
ada persetujun Bupati Dairi. Dugaan kuat ada yang tidak beres dalam pengelolaan
proyek semakin kuat. Motif lain
keterlambatan merampungkan program ini juga diduga Oknum kepala dinas Cipta
Karya Dairi ini tidak mampu dalam menjalankan program sesuai aturan mempera.
(R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar