Oleh Jansen Sinamo
Dalam hal kepemimpinan nasionalnya, orang sering mengatakan
bahwa Indonesia tidak seberuntung China, India, Malaysia, atau Singapura.
Sementara China punya Deng Xiaoping, India punya
Manmohan Singh, Malaysia punya
Mahathir Mohamad, dan Singapura punya Lee Kuan Yew yang memimpin keempat negara
itu secara efektif sehingga mampu melejit menjadi negara yang disegani dan
berkemajuan cepat, Indonesia cuma punya pemimpin-pemimpin yang medioker
sehingga bangsa inimasih harus menanggung malu karena dikenal jagoan korupsi,
tenaga kerjanyayang sering dizholimi di luar negeri, generasi mudanyayang
semakin loyo terdera wabah tawuran dan narkoba, serta infrastrukturnya yang
berkualitasburuk di seantero negeri.
Umum diketahui, faktor utama
dalam usaha memajukan organisasi (negara, gereja, perusahaan, yayasan,atau
sekolah) adalah kualitas kepemimpinannya, khususnya kepemimpinan yang visioner
dan kredibel. Tidak terkecuali kemajuan Dairi dan Pakpak Bharat.
Empat
Ukuran Kepemimpinan
Ukuran
pertama adalah kemajuan.Bukti utama efektivitas kepemimpinan adalah adanya
kemajuan-kemajuan. Semaju apa suatu kabupaten di bawah kepemimpinan bupatinya,
itulah kriteria pertama. Peningkatan
dalam kesejahteraan rakyatnya, itulah yang primer. Apakah pendapatan rakyat
naik, pupuk dan bibit unggul tersedia dan terjangkau harganya, perhubungan
semakin lancar, pendidikan semakin berkualitas, fasilitas umum bertambah baik,
pelayanan birokrasi semakin mudah, murah,cepat, serta bebas pungli, merupakan
indikator-indikator kemajuan.
Bila tak ada kemajuan di
daerahnya, berarti tak ada gunanya pemimpin tersebut bagi masyarakat. Maka
karakter pertama seorang pemimpin efektif adalah pencetak keberhasilan (success maker) yang didukung oleh
sub-karakter cerdas, jujur, pekerja keras, bertanggung jawab, dan problem-solver.
Ukuran
kedua adalah dukungan. Pemimpin yang efektif harus
didukung oleh segenap rakyat melalui lembaga-lembaganya: terutama DPRD,
pemerintah pusat dan propinsi, serta organisasi-organisasi kebudayaan dan
keumatan di wilayahnya, termasuk pers dan universitas.
Bila banyak demo, kritik, dan
perlawananterhadapnya berarti kualitas pemimpin tersebut sangat buruk; ia
impoten sebagai pemimpin, tak berwibawa dan tak berguna bagi rakyat. Maka
karakter kedua seorang pemimpin efektif adalah penggalangdukungan (support getter) yang didukung oleh
sub-karakter rendah hati, kreatif, amanah, adil, dan terpercaya.
Ukuran
ketiga adalah motivasi.Pemimpin yang efektif harus
mampu membangkitkan motivasi kerja di seluruh jajarannya dan pada gilirannya
motivasi kerja pada seluruh rakyatnya. Pada akhirnya rakyatlah yang harus
bekerja keras mengubah nasibnya, menaikkan taraf hidupnya, serta memperkuat
ekonomi dan kesehatannya. Dalam konteks ini pemimpin dan jajarannya adalah
fasilitator dan motivator; yang dalam bahasa Ki Hajar Dewantara disebut “ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”.
Bila pegawai dan rakyat tidak
bersemangat, sinis dan apatis pula, berarti daya inspirasi sang pemimpin sangat
rendah bahkan buruk; kata-katanya hambar dan dilecehkan orang banyak;ia dicela
dan ditertawakan rakyat. Maka karakter ketiga seorang pemimpin efektif adalah
pembangun motivasi (effective
motivator) yang didukung oleh sub-karakter tulus dan peduli, berpikir
positif dan selalu apresiatif.
Ukuran
keempat adalah visi. Pemimpin yang efektif harus
punya visi, kemudian menyatukan seluruh jajaran dan masyarakatnya dalam suatu
visi bersama. Visi adalah cita-cita ideal yang sekaligus operasional,
berkekuatan besar untuk mendobrak semua keterbatasan dan belenggu mental;
sebuah kekuatan yang berasal dari jiwa masyarakat yang dibangkitkan oleh visi
tersebut. Visi itu kemudian menjadi panduan kerja bersama, sumber nilai bagi
agenda kerja bersama, beserta standar-standarnya.
Bila raja tidak punya visi
maka liarlah rakyat, demikian kata Pengamsal. Itu berarti di bawah pemimpin
yang tak punya visi, pegawai hanya bekerja karena takut, tak ada inisiatiftak
ada kreativitas tak ada kualitas, semuanya sub-standar belaka, sekadar
bertahansaja; dan demikian juga di kalangan masyarakat. Maka karakter keempat
seorang pemimpin efektif adalah komunikator visi (vision communicator) yang didukung oleh sub-karakter
komunikatif dan empatik, serta berintegritas dan antusias.
***
Dua karakter pertama: pencetak keberhasilan dan penggalang
dukungan, membentuk kredibilitas pemimpin. Kepemimpinan yang banyak
keberhasilannya serta besar dukungannya disebut kepemimpinan kredibel.
Dua karakter berikutnya:
pembangun motivasi dan komunikator visi, membentuk visi kepemimpinan yang kuat.
Kepemimpinan yang digerakkan oleh visi yang menjadi motivasi akbar bagi seluruh
warga dalam bekerja disebut kepemimpinan visioner.
Dengan demikian kepemimpinan
yang kita butuhkan bagi seluruh jenis organisasi di negeri kita adalah
kepemimpinan kredibel dan visioner.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar