Selasa, 18 Februari 2014

Rakyat Bak Anak Kambing Yang dielus-elus Menunggu Dijual



(Mengurai Kelakuan Oknum DPRD Dairi)
Sidikalang-Dairi Pers : Tulisan ini sengaja saya muat di Dairi Pers sebagai curahan hati apa sesungguhnya yang terjadi di gedung DPRD Dairi selama periode 2009-2014.
Tulisan ini sengaja diurai sebagai bentuk pertanggung jawaban moral saya sebagai wakil rakyat dan berharap dengan kisah ini rakyat dapat mengambil hikmah betapa pentingnya nurani dan tanggung jawab memilih wakil-wakilnya yang bakal duduk di kursi dewan. Saya Tahu dengan pengakuan ini akan melahirkan kebencian kepada saya oleh sejumlah oknum dewan. Meski harus saya akui beberapa diantara dewan yang ada sekarang masih wajar dan layak untuk dipilih kembali. Namun saya harus mengatakan yang benar dan yang pantas dipersalahkan memang harus salah.
Demikian sepenggal surat dari Anggota DPRD Dairi Dahlan Sianturi, SE. Wakil rakyat Dairi yang hingga kini masih aktif itu membeberkan tingkah dan sepak  terjang sejumlah anggota dewan selama dirinya menjadi bagian dari DPRD Dairi.
       “ Saya bukan caleg dan saya tidak mencalonkan diri sebagai wakil rakyat. Tidak ada kepentingan saya . Namun sebagai pertanggung jawaban moral kepada rakyat dan bagian untuk pendewasaan politik wajar klisah-kisah nyata  yang kamai lakukan di DPRD Dairi  menjadi masukan bagi rakyat . Pantaskah kami disebut wakil rakyat dengan sebutan terhormat ?
       Dahlan menyebutkan berbagai motivasi dan peluang seorang caleg untuk meraih kursi dewan terhormat ada beberapa hal yakni sebagai lowongan kerja, Mencari kekayaan,  Mencari prestise, karena Didorong-dorong hingga tulus demi  rakyat. Motivasi untuk lowongan kerja, Mencari kekayaan,  hingga didorong-dorong biasanya tanpa konsep yang jelas. Bahkan hampir dipastikan tidak tahu apa yang bakalan dikerjakan saat menjabat sebagai wakil rakyat. Jenis ini biasanya punya kemampuan financial yang mapan. Namun tidak menjadi harapan rakyat saat menjabat karena paling akan menjadi bagian dari kekuasaan. Mengejar kekayaan dan menjual bulat-bulat rakyat.
       Sudah menjadi hal lumrah juga sejumlah oknum caleg jelang pemilu akrab dengan rakyat, rajin mengurusi kebutuhan rakyat. Mengajak makan, pesta pesta hingga pemberian buah tangan. Bagi dewan yang aktif  kembali menjadi caleg biasanya tiba-tiba menjadi baik dan merakyat. “Posisi rakyat ibarat anak kambing yang dielus-elus. Dimanja dan penuh perhatian menunggu waktu yang tepat untuk di jual”
       Dikatakan Ketua PPRN Dairi ini menjalani diri sebagai anggota DPRD Dairi periode 2009-2014 sungguh banyak kisah yang harus dibeberkan kepada masyarakat sebagai bahan koreksi intern sesama anggota dewan . Juga sebagai alat penilaian untuk rakyat dalam menjatuhkan pilihan. Memilih caleg karena uang, karena family, kerabat, Ikatan Marga , factor kasihan hingga karena kepentingan sesaat hanya akan menghasilkan wakil rakyat yang tidak berkwalitas.Jenis ini berpotensi  akan menjual rakyat demi kekayaan.
       Apa yang saya alami selama menjadi anggota DPRD Dairi periode ini ada beberapa oknum di DPRD Dairi yang menjadikan jabatan wakil rakyat sekedar untuk meraup kekayaan. Mengembalikan biaya saat menjadi caleg . Hingga menjadi anjing pelacak eksekutif. Tupoksi pengawasan yang menjadi kewajiban dewan justru diperdagangkan demi uang dan kekuasaan. Meski tidak popular namun jelas ada dewan plat merah. “ sebut Dahlan.
       Ada juga oknum dewan yang bertingkah jual-jual mahal yang kerap menjual rakyat sebagai barang dagangan. Dengan istilah anggaran tidak pro rakyat menolak rencana anggaran yang dimajukan eksekutif.  Terlihat tegas saat sidang namun tiba-tiba menerima rencana anggaran  eksekutif. Rakyat bisa menduga apa yang terjadi dibalik itu semua. Tentu tidak berlebihan jika rakyat menduga sikap jual jual mahal hanya sekedatr menaikkan posisi tawar. Ketika ukuran tepat maka anggaran yang dianggap tidak pro rakyat itu menjadi anggran yang sudah pro rakyat, sebutnya.
(Bagaimana prosedur dan geliat sebuah anggaran hingga disetujui DPRD Dairi  . Apa sesungguhnya yang terjadi dengan APBD 2013 yang penuh kontroversi . Hingga oknum oknum yang kerap menjual rakyat demi kepentingan pribadi akan dibahas minggu depan) Bersambung …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar