Caleg Partai Nasdem Dapil I
Dairi No. Urut 6
Sidikalang-Dairi pers : Pasca Pilkada tidak ada dalam pikiran
saya untuk serius lagi menjadi Caleg untuk DPRD Dairi. Namun SMS dan beberapa
warga yang bersimpati datang dan meminta
keseriusan maka saya kembali ke jalur
politik ini. “ Rasanya saya menjadi manusia egois ketika sahabat Luhutma
Donganta yang militant tidak saya dengarkan . Sahabat yang menyanyangi dan
memberikan motivasi jika tidak dikerjakan akan melahirkan ketidak percayaan .
Itu sebahagian alsan mengapa saya kini kembali maju sebagai caleg.
Demikian disampiakan Maradu Gading Lingga, SH Caleg Partai
Nasdem Dairi untuk daerah pemilihan I Sidikalang, Parbuluan, Sitinjo dan
siempat nempu hulu. Nomor urut 6. Vigur yang menjadi wakil pasangan Cabup Luhut
Matondang dalam pilkada 2013 itu menyebutkan pasca putusan MK perihal sengketa
pilkada Dairi mengakui jujur dunia politik adalah sebuah dunia penuh tantangan
dan harus banyak belajar.
MG Lingga yang melepas puluhan becak bermotor dengan atribut
Maradu Gading Lingga selasa (3/2) menandai terjunnya kembali dia ke dunia
politik untuk kursi DPRD Dairi. “ Saya melihat wajar ada resah dan galau
pendukung Luhutma Dongannta. Karena calon lain dalam pilkada silam semua
mempunyai partai dan ketua Partai. Sementara Luhutma Dongannta murni dari
wiraswasta sehingga tidak ada Partai yang menjadi “ Cantolan” mereka untuk
menyalurkan aspirasi. Sebelum pilkada
saya sudah terdaftar sebagai caleg dari partai Nasdem sehingga rasanya
tidak adil juga jika saya tidak mengakomodir keinginanan para pendukung agar
saya serius dalam Pileg ini “ sebut Lingga.
Saat dipertanyakan apa yang menjadi visi dan misinya dikatakan
lingga sesungguhnya visi dan misi itu tidak menjadi alat ukur bagi masyarakat.
Kunci utama bagaimana keluhan masyarakat dapat diakomodir dan dicarikan jalan keluarnya
sehingga rakyat merasakan ada gunanya menjadi seorang DPRD.
Menjawab setelah balihonya berdiri dan kata miring dan sumbang
sering terdengar yakni kalah wakil bupati pasti kalah di dewan. Bahkan
menyebut-nyebut namanya disamakan dengan nasib orang lain yang selalu kalah
dalam persaingan Pria alumnus fak. Hukum Universitas Indonesia ini menyebutkan
boleh jadi ada kebenarannya. Namun tidak dapat digeneralisir karena masalah
perjalanan seseorang ditentukan usaha dan hak prerogative Sang Maha Kuasa.
Berkaiatan dengan kata-kata miring hingga memvonis nasib
seseorang merupakan hal biasa dalam sebuah persaingan. Kadang dalam politik
kita harus mengalami cacian, makian, bahkan Fitnah sehingga bisa mencapai
kematangan dalam dunia politik.
Saya yakin pendukung Luhutma Doganta dalam pilkada silam masih
solid dan masih menjaga nurani untuk memperbaiki Dairi ini. “ Saya percaya
tidak semua rakyat mendewakan uang. Namun masih banyak yang menilai track
record vigor yang maju. Catatan kerja, SDM hingga keyakinan rakyat terhadap
vigor-vigur yang menjunjung tinggi nilai nilai kejujuran dan tanggung jawab.
Menjawab apa yang menjadi komentarnya sebagai cawabup yang menduduki runner up
dibawah incumbent. Lingga menyebutkan banyak pengalaman manis juga pengalaman
pahit yang dialaminya. Pengalaman indah saat bertemua dengan banyak orang dan
itu menambah persaudaraan dan jaringan. Detik detik perhitungan yang
menegangkan hingga pengalaman di MK semua menjadi bagian dari seni berpolitik.
Sedang pengalaman pahit public vigor akan rentan terhadap penyerangan hingga
fitnah. Namun semua itu adalah untuk kematangan. Tidak perlu merasa “dikerjai”
meski menjadi suatu kewajiban untuk membela diri dengan nilai-nilai kebenaran”
sebutnya (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar