“Wanita Besi Dari Kalsim” Yang Peka Kasus Sosial
Sidikalang-Dairi Pers : Tidaklah mudah menjadi ketua sebuah
lembaga legislative. Menjadi nakhoda kapal dengan merk DPRD boleh jadi terlihat
mudah dan gampang. Namun sesungguhnya
menjadi ketua sebuah institusi wakil
rakyat dengan penumpangnya berasal dari berbagai latar dan aneka warna partai
hingga kepentingan politik yang beragam
tidak hanya menyita SDM akademisi yang mapan namun lebih dari pada itu
mampu membaca kondisi hingga memberikan “ obat” yang tepat menyelesaikan
masalah yang terjadi. Gender yang masih dianggap kaum lemah terlebih di dunia
politik berhasil ditepis Wanita Kelahiran Kalang Simbara, Sidikalang, Dairi
ini.
Demikian sosok Delphi M Ujung, SH, Msi ketua DPRD Dairi yang
kini kembali mencalonkan diri untuk kursi DPRD Dairi dari partai golkar untuk
Dapil 1 Sidikalang, Parbuluan, Siempat Nempu dan Sitinjo tersebut. Tidak banyak
wanita yang tertarik dengan dunia politik apalagi mampu menjadi ketua DPRD. Di
bilangan nasional jumlah ketua DPRD dari kaum gender tidak sampai sejumlah jari
tangan. Lantas bagaimana tips “wanita Besi Kalsim” ini mampu bertahan di tengah
ombak politik local? Apa yang
dilakukannya dalam menghadapi pasang surut badai yang dihadapi? Hingga
bagaimana keseharian Delphi M Ujung sebagai seorang ibu, politikus, ketua dewan
hingga sosok seorang gender itu menjadi Nakhoda DPRD Dairi selama 5 tahun.
Berbagai pengalaman dan kisah sosok wanita dari kalang simbara
ini akan dilansir Dairi Pers secara berseri hingga jelang Pemilu mendatang.
Lintas Perjalanan Hidup &
Kepekaan Sosial
Dilahirkan ibunda Boru Tobing dengan ayahanda tokoh masyarakat
Dairi Hasan Ujung. Putri yang dilahirkan di Kalang Simbara ini menamatkan S1
dan S2 nya dari Universitas Sumatera Utara. Sosok yang dikenal pintar di bangku
sekolah itu merupakan salah satu alumnus terbaik Fak Hukum USU stambuk 1987.
Saat menuntut ilmu di Universitas bergengsi Sumatera itu juga
wanita alumnus SMA N 1 Sidikalang ini bertemu suami Pana Akhbar Simatupang,
SH.. Menyandang gelar sarjana hukum karirnya dim ulai sebagai pengacara di
Pengadilan Negeri Sidikalang. Bersama suami mereka banyak belajar dari menmgurusi perkara hokum
rakyat jelata. Propesi ini juga
memberinya banyak pelajaran akan kehidupan atas masyarakat diberbagai lini. Perjuangan
hidup rakyat hingga terkadang harus berurusan dengan hukum dan pidana karena
kurangnya pemahaman rakyat tentang hukum. “ Pelajaran berharga mungkin dari
selama berkecimpung di dunia pengacara banyak Namun berkiatan dengan masalah
rakyat khususnya pidana “ Tak semua yang berada di Lembaga pemasyarakatan itu
orang jahat. Dan tidak semua orang yang bebas di luar Penjara orang baik”
sebutnya .
Bersetuhan dengan masyarakat dengan aneka persoalan kehidupan yang dihadapi
kliennya dipetik menjadi bagian dari pelajaran kematangan
perjalanan hidup. Menjadi pengacara
kecil di kota kecil seperti Sidikalang justru sisi indah yang selalu diingatnya
dalam perjalanannya.
Hingga pada awal reformasi wanita yang menyukai tembang tembang
lama ini mencoba peruntungan di jalur politik. Bergabung dengan Partai PNI
diawal karir politiknya hingga eksis di
Partai Golkar Dairi. Sudah dua periode di jalaninya sebagai wakil ralkyat dan
di periode sekarang menjadi ketua DPRD Dairi. Reformasi yang ditandai dengan
era kebebasan dan penuh perubahan membuatnya semakin matang berhadapan dengan
rakyat dan mencoba sebagai saluran menjawab masalah rakyat dengan segala
persoalannya.
Sabar, banyak mendengar dan tulus mencoba menjembatani
menyelesaikan masalah rakyat adalah khakikat menjadi wakil rakyat. Meski
sekolah tinggi dengan akademisi brilian , pengalaman lumayan hingga kemampuan
inteligense yang mampuni belum tentu dapat memuaskan rakyat . “ Yang utama memahami rakyat dan bijaksana memberikan
solusi adalah kunci sebagai wakil Rakyat” sebutnya.
Sebagai salah satu unsur Muspida Dairi dalam jajajran pimpinan
daerah. Delphi Juga adalah ibu bagi anak-anak. Mengurus keluaraga yang menjadi
kodrat wanita tidak dilupakannya.
Jabatan ketua DPRD tidak lantas membuat menafikan statusnya sebagai seorang ibu
yang harus melanyani suami dan mengurus anak-anak. Hal itu dibuktikannya dengan
keberhasilan akademisi anak kini kuliah di Universitas Gajah Mada, YogyKarta.
Ketertarikan wanita ini dalam dunia social justru membuatnya
menjadi sosok menarik. “ Suka repot” mendengar persoalan anak. Hingga mau
mengurusi masalah-masalah rakyat seperti
penderita bibir sumbing, Katarak, penderita tumor dan persoalan-persoalan
kesehatan masyarakat di lini bawah hingga kekerasan terhadap anak menjadi
penilaian tersendiri yang mungkin banyak orang alergi mengurusi persoalan
demikian dengan segala keribetannya.
Dari sekian keluhan social yang ditangani . Kisah yang paling
membekas dihatinya saat mengetahui seoarang anak di perumnas kalang simbara
menderita tumor dan pembengkakan di tangan
tahun 2012.Pengobatan yang terlambat dan jarang ke medis itu Kisah itu bergitu
membekas karena upaya menyelamatkan anak berusia 14 tahun itu harus
menghembuskan nafas terakhir. Wanita Besi dari Kalsim ini tidak sanggup
menyembunyikan kekesalannya dan merasakan gagal tidak bisa memberikan yang
terbaik dalam menyelamatkan nyawanya lelaki yang duduk di bangku SMP tersebut..
Kegiatan operasi bibir sumbing, operasi katarak hingga aktif
dalam kegiatan social yang kerap menjadi persoalan rakyat kalangan bawah
merupakan hal yang dilakukannya dengan enjoy. Dalam beberapa kasus menyelesaikan persoalan penderita
ganggung jiwa yang dipasung di Dairi Delphi selalu bekerjasama dengan anggota
DPRD Sumut Richard EM Lingga. Puluhan penderita gangguan jiwa yang diperlakukan
tidak manusiawi berhasil diselamatkan dan diobati di Rumah sakit Jiwa Medan.
(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar