Kamis, 23 Mei 2013

Si Buta Dan Maling Susu


      Jika saja sapi punya otak dan emosi  maka orang yang pertama diseruduk adalah orang yang kerap memerah susunya. Bayangkan sudahlah bebas pegang susu  namapun juga dijual. Sapi punya susu pemerah punya nama . Pepatah ini sudah diciptakan ratusan tahun silam namun hingga kini masih saja ada pengikutnya. Jadi jika ada yang
mengaku-mengaku proyek bedah rumah itu karyanya maka anggap saja tukang perah susu yang haus nama.
      Saya belum pernah bertemu orang yang jujur mengakui kelemahannya. Saya juga hingga kini belum bertemu orang yang mengatakan  soal jalan-jalan yang rusak adalah kelemahannya. Saya juga belum bertemu dengan orang yang mengatakan kemiskinan ditengah masyarakat adalah bagian kegagalannya memimpin.  Wajar saya lebih hormat dengan kelompok teroris  pasukan Taliban yang selalu mengatakan mengakui kalau bom yang terjadi adalah tanggung jawab mereka.
      Sahabat saya Kian Munte menyebut bahkan di daerah Sumbul dipopulerkan kebohongan pilih si A untuk Bupati, si B untuk DPRD Sumut si C untuk DPRD Dairi dan Si D untuk DPR-RI maka akan mendapat 7,5 juta dan itu dari bedah rumah.  Dihembuskan berita bohong itu adalah karya salah satu partai. Rakyat jelata yang lamban  percaya saja dengan kebohongan itu. Padahal praktek yang dilakukan adalah politik rame-rame meraba susu sapi. Rakyat yang terjajah kemiskinan dan kebodohan justru berbalik memuji kelompok maling susu ini sebagai pahlawan .
      Saya teringat dengan seorang dukun asal Harian boho bermarga M yang pada pemerintahan MP Tumanggor silam sempat karena ulahnya membuat Dairi gempar karena isu begu ganjang. Dukun yang dipercayai rakyat ini merupakan penyandang tuna netra. Bermodalkan seruling dia bisa memprovokasi rakyat hingga sanggup membakar rumah yang diduga memelihara “ begu ganjang”
      Maka saat dukun ini di bawa ke polres Dairi dia marah dan mengancam kapolres saat itu karena diyakini pertanyaan polisi terlalu memberatkannya. “ telepon jo ama Tuppal  maccam maccam ku lihat orang ini” Kapolres yang kala itu simanjuntak dan bupati MP tumanggor jadi sedikit ketar ketir. Ternyata amatuppal yang dimaksud hanya pensiunan Telkom.
      Belajar dari dukun ini ternyata hanya orang yang sempurnalah punya rasa takut. Karena kita mempunyai mata dan melihat pangkat pejabat dan pistolnya maka kita menjadi segan dan takut. Ketika semua hitam dan tak terlihat maka sedikitpun tidak ada rasa takut. Maka sesungguhnya dalam kehidupan ini janganlah terlalu banyak tahu. Karena akan semakin banyak pertimbangan. Lebih baik orang biasa dan cenderung dogol karena biasanya akan memilih “jugul” dan itu yang membuatnya berhasil.
      Ada kebenaran  orang yang yang bisa menguasai kekuasaan adalah orang  buta dan bermental maling . Buta tidak pernah takut kepada siapapun karena memang tidak tahu resiko . Tidak ada memori di otaknya untuk takut karena memang tak mengerti. Apalagi bermental maling maka akan sempurna permainan yang dilakonkan.
      Sesungguhnya hanya orang yang cacat SDM dan bermental malinglah yang bisa menjadi penguasa. Dan itu hanya berlaku di daerah yang memang SDM rakyatnya rendah . Maka jika ingin jadi orang besar berlakulah buta dan bermentalah menjadi maling. Dan satu lagi menjadi garansi maling hanya resmi menjadi seorang maling ketika tertangkap tangan. Selama masih belum masuk penjara maka akan banyak orang menyebutnya pahlawan. (Chief Of Editor) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar