Selasa, 14 Mei 2013

Olo Tahe


      Sedikit lucu dan nara sumber sedikit kurang kren terinspirasi dari sebuah tulisan di dinding belakang satu unit becak tua kota sidikalang  “ Olo Tahe” . tulisan itu mengajarkanku akan banyak hal yang belum ku ketahui tentang kehidupan serta lugunya dalam
dunia persilatan.
      Terkilas wajah Anjelina sondak dalam iklan salah satu partai katakan tidak pada korupsi. Sambil mengacungkan jempol ke bawah .Ternyata kini malah menginap di tahanan KPK . Teringat wajah Anas yang begitu pede  katakan siap gantung di monas, lantas kini menjadi tersangka . Teringat wajah-wajah pemain anggota DPRD Dairi dalam sidang R APBD maret silam. Awalnya berkata tidak akhirnya bilang perintah DPP. Teringat wajah-wajah tak berdaya sejumlah anggota DPRD Dairi yang  terpaksa menghianati nuraninya karena perintah sang ketua . Masyarakat kecil seperti saya hanya bisa berkata “ olo tahe” .
      Membayangkan  wajah-wajah pejabat yang tahun pertama dengan euphoria kemenangan seakan dunia hanya milik sekelompok orang. Mendapat jabatan secara meledak meletup . Gaya meninggi hingga lupa daratan . Membayangkan wajah pejabat yang bernasib mujur meski SDM rendah . Melihat cecunguk yang dahulunya kritis kini jadi penjilat habis .Melihat rekanan yang diberikan borongan Rp 50 juta langsung bilang “beliau” saya hanya bisa berkata “olo tahe”.
      Aku juga melihat beberapa pejabat yang dilempar hingga memelas naik sepeda ke kantor. Begitu diangkat kini malah bagai banteng keserupan. Melihat pejabat yang tiba-tiba meroket padahal periode silam hanya cecunguk karena memang tidak mempunyai kemampuan dan kwalitas aku hanya bisa berkata olo tahe. Ternyata sudah menjadi rumus alam seorang nakhoda  perahu selalu mencari anggota yang lebih bodoh darinya. Kalau pintar harus dibodohkan terlebih dahulu . Dan hanya manusia jenis manut yang bisa  memenangkan kehidupan. Olo tahe.
      Olo tahe ternyata rahasia hidup sungguh sederhana selalulah meniru hobby ketua atau bos. Jikapun salah jangan coba-coba mengatakan kesalahan . Lebih aman  mengatakan bahwa itulah yang benar . Rumus kehidupan ternyata tidak sulit  cukup dua pasal. Pasal satu pimpinan tidak pernah salah dan pasal dua Apabila pimpinan salah maka kembalilah ke pasal satu.
      Seorang anggota KPU tiba-tiba menjadi kepala dinas. Gaya bagai tak berdosa dan menganut prinsip hidup “ andingan dope mora  molo so sonari” dan hanya hitungan tahun ditetapkan tersangka  kembali saya hanya bisa berkata Olo tahe.
      Sesungguhnya melihat pola tingkah dan gaya yang diperankan dalam  mengarungi kehidupan beraneka ragam. Hanya satu yang sama,  ketika berada di posisi atas maka kecenderungan untuk mempertahankan posisi aman tersebut akan terus dilakukan sekalipun sudah tidak wajar. Apa yang terjadi biasanya pejabat publ;ik sebelum sampai pada tujuannya selalu berlaku baik, ramah, janjikan yang indah-indah namun ketika tiba maka semua janji itu akan menjadi kebohongan.
                Ketika berada di posisi atas biasanya semua menjadi mudah termasuk berbohong menutupi kelemahan. Menutupi janji yang palsu. Dan makin anehnya lagi kecenderungan kebanyakan orang awam ketika kejahatan , pembohongan itu dilakukan pejabat public maka orang awam lebih baik mendiamkan karena takut kepentingannya tidak terakomodir.  Jadi mengapa kejahatan para pejabat public terus tak terkendali di negeri ini ? Jawabnya sederhana saja karena semua  manusia inginkan kenyamanan. Dan bagi penonton lebih baik mengurut  dada dan cukup katakan olo tahe…. (Chief  Of Editor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar