Rabu, 15 Mei 2013

Banggakan Pelangi, Tapi Daging Babi Berserak


       Sidikalang-Dairi Pers : Sejak awal cerita pelangi menjadi  kebanggaan terlebih menangnya Join pas dalam pilkada silam katanya  pelangi menjadi berharga namun dalam prakteknya sama sekala tidak mencerminkan pelangi. Kini bagai cendawan di musim hujan daging babi berserak di merataa tempat di kota
Sidikalang. Ironisnya pemkab Dairi bagai tidak ada upaya untuk menertibkan daging yang bisa melahirkan persolan SARA tersebut.

       Salah seorang tokoh yang dituakan di Sidikalang Obah Manik menyebutkan cukup menyolok perdagangan daging bagi yang merata di banyak tempat di kota Sidikalang. “ Dua bulan lagi umat islam sudah akan memasuki puasa harusnya pemkab Dairi bertanggung jawab  untuk menertibkan perdagangan daging tersebut. Anehnya  pemkab Dairi bicara pelangi namun cuek saja ketika melihat pemandangan berseraknya penjualan daging babi tersebut” sebut Obama.
       Kita sedih saja dan kembali kita ingatkan pasangan Join pas itu menang karena membawa jargon pelangi dimana didalamnya ada kalimat janji saling menghargai dan Dairi menjadi milik bersama. Inti  saling menghormati kental dalam jargon pelangi. Harusnya ini diingat kembali dan tetap dijaga sehingga rakyat  tidak merasa dibohongi.  Rakyat merasa tidak tertipu . Perlu kesamaan antara apa yang keluar dari bibir dan fakta lapangan . Dengan bebasnya pedagangan daging babi hal ini sudah sangat menyakiti hati sebahagian umat di Dairi dan itu tidak baik dibiarkan tanpa pemerintah merasa bertanggung jawab menertibkannya, sebut Manik.
       Pantauan Dairi Pers aksi penjualan daging babi di kota sidiakalng semakin tidak terkendali. Bahkan pejualan daging haram menurut umat muslim itu bebas dilakukan di jalan utama seperti jalan  pahlawan Sidikalang. Ironisnya jalan ini menjadi jalan penghubung Nangro Aceh Darusalam dimana penduduknya mayoritas muslim.
       Maraknya penjualan daging babi juga terjadi jalan Dairi, Jalan sekolah, jalan boang serta seputaran pasar sidikalang hingga simpang simto. Di beberapa tempat ruas  jalan k ota sidikalang penjualan daging babi juga bebas tanpa diperdulikan pemkab Dairi untuk penertibannya.
       Pemandangan menyolok ini hingga berpotensi menimbulkan SARA itu terus berkembang tanpa upaya pe lokasian dari pihak pemkab. Manik menyebutkan  tidak dapat dipungkiri pemkab Dairi kurang jeli dan tidak terlalu memperhatikan apa yang terjadi ditengah masyarakat kecil. Bahkan pemkab terkesan mendiamkan pemandangan kurang sedap tersebut.
       “ saya tidak mengerti apa peran pemerintah . Dahulu berkata pelangi, berkata Dairi milik bersama yang saling menghormati. Namun faktanya pemkab sama sekali tidak respon apa problema rakyat. Sungguh memalukan tindakan pemkab Dairi yang biasanya jelang puasa baru lakukan razia penjualan daging babi . Baru lakukan razia setelah masyarakat demo. Hal seperti ini benar-benar sangat aneh dan bukan good governance yang sering didengungkan.
                Manik meminta pengusa Dairi “ melek” melihat apa yang terjadi ditengah masyarakat . Jangan bicara pelangi namun dalam pelaksanaan sama sekali nol” sebut Obama (R.07)

1 komentar:

  1. Sedikit saran kab dairi adalah kab yg menjunjung tinggi nilai adat n toleransi
    Perihal narasi diatas mgkn pemkab perlu mengatur tata kelola pasar, serta jgn dhubungkan dgn pasangan pelangi karna kab dairi mayoritas Kristen 70-72% jd jauh perbandigan persentase ny. Kembali ke pemkab tinggal atur tata kelola pasar saja. Trims

    BalasHapus