Rabu, 06 Maret 2013

Kunker Bergeser Semakin Politis


Sidikalang-Dairi Pers : Jika awalnya program kunker yang dilakukan Bupati Dairi bertujuan untuk meningkatkan kemamkuran rakyat justru kini di akhir periodenya yang makin jelas unsur politis. Hal itu terlihat dari persiapan aparat desa si Simungun dan Jambur, siempat nempu hilir pekan silam.
Sejak rabu (27/2) sudah direpotkan dengan persiapan pembelian ulos beberapa buah yang berharga jutaan rupiah . Bahkan masyarakat juga sudah ikutan akan menyematkan ulos . Kunker kini bergeser layaknya pesta adat yang akan digelar.
Sekretaris PDI-P Dairi Arson Sihombing menyebutkan sebelumnya mendukung program kunker bupati Dairi Johnny Sitohang asal sawer yang dibagikan ke masyarakat tidak hanya Rp. 20.000 lagi namun Rp. 100.000 sehingga akan sedikit bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat. Sedang menanggapi kini justru kunker sudah semakin politis disebutkan Arson Sihombing sejak awal pihaknya sudah mengetahui kalau tujuan kunker sebenarnya bukanlah untuk kemamkmuran rakyat.  Jika awalnya dibungkus untuk rakyat sekarang terlihat kok. Jadi bukan untuk kemakmuran namun hanya mempertahankan kepopuleran saja  .  selama itu tidak dari uang rakyat silahkan saja “ sebutnya
Dikatakan ada tiga upaya yang dilakukan bupati Dairi agar tetap polpuler yakni Karakterdes partai, Kunker oleh PNS dan stafnya serta ajakan jalan-jalan kepada kepala desa dan istri kepala desa.  Itu bisa bisa saja namun seorang bupati harusnya popular karena kesejahteraan rakyatnya meningkat. Seorang bupati popular ditengah masyarakat karena adanya bangunan fisik serta pencapaian program kerja sesuai janji kampanye terukur jelas. Kalau popular hanya karena kibod dan sawer  ini menjadi aneh dan menggelikan. Boleh saja beliau berpikir rakyat bisa dibodoh-bodohi tapi yakinlah sekarang rakyat sudah cerdas dan tidak akan mau lagi di nina bobokkan. Ada rakyat yang mau dibodoh-bodohi pasti ada namun jumlahnya sudah semakin berkurang seiring kemajuan informasi dan pendidikan “ jelasnya.
          Data yang dikumpulkan Dairi Pers menyebutkan kalau kunker di dua desa Simungun dan Jambur pecan lalu tersebut diramaikan dengan adanya upaya segelintir orang mengatasnamakan satu marga dan kelompok memberi ulos kepada rombongan bupati. Harga ulos yang  dipersembahkan juga tidak tanggung-tanggung jutaan rupiah. Suatu nilai yang sebenarnya sudah memberatkan rakyat desa. Namun demikin tiori “ABS” Asal Bapak Senang berlaku dalam kondisi ini.
          Kunker telah berubah menjadi ajang kampanye dan promosi yang melibatkan jajaran PNS lingkungan pemkab Dairi. Kunker yang awalnya disebut sebagai bakti pemkab Dairi yang noto bene pemerintahan kini berubah menjadi ajang politik praktis. Fungsi dan tujuannya semakin kabur jika disebut untuk kemakmuran rakyat.
          Disamping itu keterlibatan kepala desa juga semakin nyata meski Undang-Undang melarang jelas seorang kepala desa terlibat  dalam poliitk praktis pemilukada daerah.
          Jonner Simbolon ketau LSM Gransi Dairi Pakpak Bharat menyebutkan salah satu kelebihan seorang incumbent dapat mencampur aduk, mengemas suatu acara untuk menguntungkan dirinya. Aparat pendukung dan perangkat yang ada dapat dimanfaatkan untuk kepopuleran . Jadi sesunguhnya tidak ada ke sportipan dalam sebuah politik. Meski demikian dikatakan semua kembali terpulang kepada rakyat jika memang kunker itu dianggap dapat merubah nasib ekonomi mereka silahkan . Namun jika dianggap tidak berguna maka silahkan berpikir.Apakah dengan joget dan kibod kemakmuran tercapai silahkan rakyat yang menilai .” sebutnya.
Terkadang pada level rakyat di desa susah untuk mengatakan kebenaran. Kadang hanya berdasar ramainya orang saja sudah berubah. Kadang hanya karena selembar uang berubah kadang hanya karena ikut dapat sawer juga telah mematikan logikanya. Maka silahkan saja rakyat yang menilai jika memang sudah senang dengan sawer. Silahkan saja , sebutnya  (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar