Sidikalang-Dairi Pers :
Jika awalnya program kunker yang dilakukan Bupati Dairi bertujuan untuk
meningkatkan kemamkuran rakyat justru kini di akhir periodenya yang makin jelas
unsur politis. Hal itu terlihat dari persiapan aparat desa si Simungun dan
Jambur, siempat nempu hilir pekan silam.
Sejak rabu (27/2) sudah direpotkan
dengan persiapan pembelian ulos beberapa buah yang berharga jutaan rupiah .
Bahkan masyarakat juga sudah ikutan akan menyematkan ulos . Kunker kini
bergeser layaknya pesta adat yang akan digelar.
Sekretaris PDI-P Dairi
Arson Sihombing menyebutkan sebelumnya mendukung program kunker bupati Dairi
Johnny Sitohang asal sawer yang dibagikan ke masyarakat tidak hanya Rp. 20.000
lagi namun Rp. 100.000 sehingga akan sedikit bermanfaat bagi kesejahteraan
rakyat. Sedang menanggapi kini justru kunker sudah semakin politis disebutkan
Arson Sihombing sejak awal pihaknya sudah mengetahui kalau tujuan kunker
sebenarnya bukanlah untuk kemamkmuran rakyat.
Jika awalnya dibungkus untuk rakyat sekarang terlihat kok. Jadi bukan
untuk kemakmuran namun hanya mempertahankan kepopuleran saja .
selama itu tidak dari uang rakyat silahkan saja “ sebutnya
Dikatakan ada tiga upaya
yang dilakukan bupati Dairi agar tetap polpuler yakni Karakterdes partai,
Kunker oleh PNS dan stafnya serta ajakan jalan-jalan kepada kepala desa dan
istri kepala desa. Itu bisa bisa saja namun
seorang bupati harusnya popular karena kesejahteraan rakyatnya meningkat.
Seorang bupati popular ditengah masyarakat karena adanya bangunan fisik serta
pencapaian program kerja sesuai janji kampanye terukur jelas. Kalau popular
hanya karena kibod dan sawer ini menjadi
aneh dan menggelikan. Boleh saja beliau berpikir rakyat bisa dibodoh-bodohi
tapi yakinlah sekarang rakyat sudah cerdas dan tidak akan mau lagi di nina
bobokkan. Ada rakyat yang mau dibodoh-bodohi pasti ada namun jumlahnya sudah
semakin berkurang seiring kemajuan informasi dan pendidikan “ jelasnya.
Data yang dikumpulkan Dairi Pers menyebutkan kalau kunker
di dua desa Simungun dan Jambur pecan lalu tersebut diramaikan dengan adanya
upaya segelintir orang mengatasnamakan satu marga dan kelompok memberi ulos
kepada rombongan bupati. Harga ulos yang
dipersembahkan juga tidak tanggung-tanggung jutaan rupiah. Suatu nilai
yang sebenarnya sudah memberatkan rakyat desa. Namun demikin tiori “ABS” Asal
Bapak Senang berlaku dalam kondisi ini.
Kunker telah berubah menjadi ajang kampanye dan promosi
yang melibatkan jajaran PNS lingkungan pemkab Dairi. Kunker yang awalnya
disebut sebagai bakti pemkab Dairi yang noto bene pemerintahan kini berubah
menjadi ajang politik praktis. Fungsi dan tujuannya semakin kabur jika disebut
untuk kemakmuran rakyat.
Disamping itu keterlibatan kepala desa juga semakin nyata
meski Undang-Undang melarang jelas seorang kepala desa terlibat dalam poliitk praktis pemilukada daerah.
Jonner Simbolon ketau LSM Gransi Dairi Pakpak Bharat
menyebutkan salah satu kelebihan seorang incumbent dapat mencampur aduk,
mengemas suatu acara untuk menguntungkan dirinya. Aparat pendukung dan
perangkat yang ada dapat dimanfaatkan untuk kepopuleran . Jadi sesunguhnya
tidak ada ke sportipan dalam sebuah politik. Meski demikian dikatakan semua
kembali terpulang kepada rakyat jika memang kunker itu dianggap dapat merubah
nasib ekonomi mereka silahkan . Namun jika dianggap tidak berguna maka silahkan
berpikir.Apakah dengan joget dan kibod kemakmuran tercapai silahkan rakyat yang
menilai .” sebutnya.
Terkadang pada level rakyat
di desa susah untuk mengatakan kebenaran. Kadang hanya berdasar ramainya orang
saja sudah berubah. Kadang hanya karena selembar uang berubah kadang hanya
karena ikut dapat sawer juga telah mematikan logikanya. Maka silahkan saja
rakyat yang menilai jika memang sudah senang dengan sawer. Silahkan saja ,
sebutnya (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar