Rabu, 06 Februari 2013

Ngeles Dot Com


Manusia normal selalu berusaha untuk cari alasan agar tidak dipersalahkan. Apalagi pejabat bahkan bisa gunakan stafnya agar mencari berbagai aternatif alasan ngeles meski sudah jelas - Jelas salah.
Mungkin karena potensi ngeles besar banyak  pengacara jadi terkenal dan kaya raya. Jadi kepiawaian ngeles bisa menjadikan orang menjadi kaya raya Namun tidak selamanya untuk disegani.
Perhatikan saja Aceng Fikri Bupati Garut yang dipecat karena skandal nikah kilatnya. Masih berusaha ngeles. Katanya sudah habis 250 juta. Sedang niduri artis saja tidak segitu. Dia juga bawa-bawa nama Nabi yang katanya pernah menceraikan istrinya dan nikah sehari. Ngeles sekalian mop terbesarnya menuntut mendagri Rp. 1 Triliun.
Pada 11 Juni 2011, seorang perempuan bernama Puti Harissa terlibat tabrakan beruntun di Tol. Yang menjadi misteri hingga kini bukan soal tabrakannya namun Puti mengendari mobil dinas bupati Garut kala itu . Sudah begini telak Aceng masih bilang kalau Puti kerja di Bagian umum. Setelah di Cek kabag Umumnya berkata benar dan daftar staf bagian umumnya hilang…He..he…macamlah ngelesnya.
Di Perumnas Kalsim dahulu seorang pernah tertangkap basah selingkuh dan masuk ke bak mandi . Kala itu sudah dini hari. Saat dinterogasi masa masih sempat ngeles bilang bantun bersihkan bak karena kasihan yang punya rumah  sudah janda. Syukur ada yang cerdas oknum yang tertangkap ini disuruh buka celannnya baru tidak bisa mengelak lagi karena dia pake CD wanita. Mungkin saat digerebek panik dan salah pake CD. Sudah tersudut karena fakta malah kembali ngeles. Halah …Sama kita lae . Mana mungkin lae langsung tahu . Itu karena pengalaman ya? Sebutnya tak mau ketahuan busuknya.
Saya hanya berpikir dalam hati sedang peselingkuh saja demikian hebatnya ngeles apalagi seorang pejabat  pasti pakar dalam hal ngeles, berbohong dan bersilat lidah. Nah jika ada kasus seorang pejabat  rada-rada pemalsuan atau kebohongan maka tidak usah disudutkan karena nanti tetap ada jawaban. Anehnya lagi ketika seorang pejabat yang bohong banyak juga orang yang percaya bahkan siap menyerang orang yang ingin membuka kebenaran.  Mengapa demikian karena semua manusia tentu punya potensi ngeles. Apalagi setelah mendapat imbalan materi dan jabatan apapun dilakukan .Mulut pejabat baru bisa stop ngeles ketika berurusan dengan media dan berakhir di hukum. Lihat saja Aceng yang akhirnya ampun setelah di bombardir media. Mulutnya yang sering ngeles akhirnya terdiam kala dihabisi mahkamah agung.
Maka kesimpulanya ingin menjadi pejabat besar maka belajarlah ilmu Ngeles. Karena hingga kini ilmu kejujuran belum terlau diperlukan di negara ini. Ngeles masih menduduki rangkin satu sebelum berhadapan dengan hukum. Bahkan paling parah kadang ngeles juga menjadi benar ketika hukum bisa dibeli.
Boleh jadi ekstrim namun itulah sebenarnya yang terjadi ngeles kadang menjadikan orang besar. Istilah sepandai-pandai tupai melompat akan jatuh juga tidak menjadi masalah lagi . Bayangkan sudahpun jatuh toh tidak ada yang menertawainya. Maka jika ada pejabat yang suka ngeles ketahuan juga sepertinya sudah tidak malu lagi. Apalagi pihak yang harusnya bisa memberikan terguran atas kebiasaan buruk itu malah diam dan bahkan mau diperbudak . Maka kelakuan ngeles akan semakin menjadi-jadi. Di tingkat lokal bisa-bisa saja melakukan pembohongan namun ketika ditingkat media Nasional maka akan menjadi babak belur ketika banyak mata menilai itu saatnya terjatuh secara moral dan  kebenaran (Chief Of Editor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar