Manusia normal selalu berusaha
untuk cari alasan agar tidak dipersalahkan. Apalagi pejabat bahkan bisa gunakan
stafnya agar mencari berbagai aternatif alasan ngeles meski sudah jelas - Jelas
salah.
Mungkin karena potensi ngeles besar banyak pengacara jadi terkenal dan kaya raya. Jadi
kepiawaian ngeles bisa menjadikan orang menjadi kaya raya Namun tidak selamanya
untuk disegani.
Perhatikan saja Aceng Fikri
Bupati Garut yang dipecat karena skandal nikah kilatnya. Masih berusaha ngeles.
Katanya sudah habis 250 juta. Sedang niduri artis saja tidak segitu. Dia juga
bawa-bawa nama Nabi yang katanya pernah menceraikan istrinya dan nikah sehari.
Ngeles sekalian mop terbesarnya menuntut mendagri Rp. 1 Triliun.
Pada 11 Juni 2011, seorang
perempuan bernama Puti Harissa terlibat tabrakan beruntun di Tol. Yang menjadi
misteri hingga kini bukan soal tabrakannya namun Puti mengendari mobil dinas
bupati Garut kala itu . Sudah begini telak Aceng masih bilang kalau Puti kerja
di Bagian umum. Setelah di Cek kabag Umumnya berkata benar dan daftar staf
bagian umumnya hilang…He..he…macamlah ngelesnya.
Di Perumnas Kalsim dahulu
seorang pernah tertangkap basah selingkuh dan masuk ke bak mandi . Kala itu
sudah dini hari. Saat dinterogasi masa masih sempat ngeles bilang bantun
bersihkan bak karena kasihan yang punya rumah
sudah janda. Syukur ada yang cerdas oknum yang tertangkap ini disuruh
buka celannnya baru tidak bisa mengelak lagi karena dia pake CD wanita. Mungkin
saat digerebek panik dan salah pake CD. Sudah tersudut karena fakta malah
kembali ngeles. Halah …Sama kita lae . Mana mungkin lae langsung tahu . Itu
karena pengalaman ya? Sebutnya tak mau ketahuan busuknya.
Saya hanya berpikir dalam hati
sedang peselingkuh saja demikian hebatnya ngeles apalagi seorang pejabat pasti pakar dalam hal ngeles, berbohong dan
bersilat lidah. Nah jika ada kasus seorang pejabat rada-rada pemalsuan atau kebohongan maka
tidak usah disudutkan karena nanti tetap ada jawaban. Anehnya lagi ketika
seorang pejabat yang bohong banyak juga orang yang percaya bahkan siap
menyerang orang yang ingin membuka kebenaran.
Mengapa demikian karena semua manusia tentu punya potensi ngeles.
Apalagi setelah mendapat imbalan materi dan jabatan apapun dilakukan .Mulut
pejabat baru bisa stop ngeles ketika berurusan dengan media dan berakhir di
hukum. Lihat saja Aceng yang akhirnya ampun setelah di bombardir media.
Mulutnya yang sering ngeles akhirnya terdiam kala dihabisi mahkamah agung.
Maka kesimpulanya ingin
menjadi pejabat besar maka belajarlah ilmu Ngeles. Karena hingga kini ilmu
kejujuran belum terlau diperlukan di negara ini. Ngeles masih menduduki rangkin
satu sebelum berhadapan dengan hukum. Bahkan paling parah kadang ngeles juga
menjadi benar ketika hukum bisa dibeli.
Boleh jadi ekstrim namun
itulah sebenarnya yang terjadi ngeles kadang menjadikan orang besar. Istilah
sepandai-pandai tupai melompat akan jatuh juga tidak menjadi masalah lagi .
Bayangkan sudahpun jatuh toh tidak ada yang menertawainya. Maka jika ada
pejabat yang suka ngeles ketahuan juga sepertinya sudah tidak malu lagi.
Apalagi pihak yang harusnya bisa memberikan terguran atas kebiasaan buruk itu
malah diam dan bahkan mau diperbudak . Maka kelakuan ngeles akan semakin
menjadi-jadi. Di tingkat lokal bisa-bisa saja melakukan pembohongan namun
ketika ditingkat media Nasional maka akan menjadi babak belur ketika banyak
mata menilai itu saatnya terjatuh secara moral dan kebenaran (Chief Of Editor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar