Rabu, 30 Januari 2013

PDAM Tirta Nciho Pinjam Rp. 3 M Bayar Rp. 13 Miliar


      Sidikalang-Dairi Pers :  Ada semacam  pameo badan usaha milik Negara dan Badan Usaha Milik daerah justru terus merugi. Sangat jarang perusahaan Negara  yang sehat meski telah dibantu APBD atau APBN.
Demikian juga PDAM Tirta Nciho Dairi yang tahun 1993 meminjam dana dari pemerintah pusat tidak dapat membayar hutangnya bahkan kini dihitung beserta bunganya hutang itu menjadi Rp. 13 miliar.
      Direktur PDAM Tirta Nciho Dairi Ir. Rafael Ginting, MTL yang dikonfrimasi Dari Pers perihal ketidaksehatan perusahaan daerah itu membenarkan dan hutang terjadi sebelum pihaknya duduk di kursi direktur. Namun demikian dikatakn salah satu cara untuk mengembalikan hutang sekaligus menjawab kwalitas pelayanan PAM maka  perusahaan daerah itu harus berbenah secara manajemen termasuk peingkatan kwalitas para stafnya.
      Rafael menyebutkan sejak tahun 1993 perusahaan itu tidak pernah mengembalikan pinjaman dan bunga dari pinjaman terus bergulir hingga kini. Penyebabnya karena perusahaan daerah itu tidak sehat sesuai hasil audit BPKP.
      Diakui kalau kenaikan harga tarif air yang dinaikkan sejak januari 2013 sebagai salah satu upaya untuk menyehatkan perusahana daerah itu., Disamping itu secara otomatis gaji staf PDAM akan naik minimal mengikuti Upah Minimum Regional. Dengan demikian maka staf dapat dituntut bekerja lebih berkwalitas seiring perhatian kesejahteraan staf.
      Menjawab kemungkinan pemutihan hutang Rafael menyebutkan ada harapan untuk itu namun bagaimana juga harus lebih dahulu membuat metode bagaimana niat untuk menyelesaikan hutang karenas merupakan beban. “ jika nanti ada pemutyhan kita akan senang namun harusnya secara moral juga harus bertanggung jawab menyelesaikan pinjaman dahulu” ujarnya
Recruitmen Aneh
Sementara itu pola recriutmen staf PDAM Tirta Nciho yang tidak jelas sejak dulunya diduga kuat salah satu penyebab perusahana daerah ini sulit berkembang. Recruimet staf untuk bisa bekerja di perusahaan ini diduga kuat awalnya hanya berdasar jaringan famili dan yang dapat bekerja hanya orang-orang yang dekat dengan kekuasan. Hal itu menyebabkan staf yang bekerja di perusahaan daerah ini dipertanyakan kwalitas dan kemampuannya.
Kondisi ini juga yang diduga kuat menyebabkan siapapun yang akan menjadi direktur utama di perusahaan air minum ini akan sulit menerapkan manajemen modern karena keterbatasan kwalitas staf yang dimilki. Cukup ironis sebuah perusahaan  yang memang harus memikirkan profit justru pola recriutmen karyawannya tidak melalui sebuah standarisasi.  Buntutnya akan sulit sebuah perusahaan sehat (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar