Sidikalang-Dairi Pers :
Ada semacam pameo badan usaha
milik Negara dan Badan Usaha Milik daerah justru terus merugi. Sangat jarang
perusahaan Negara yang sehat meski telah
dibantu APBD atau APBN.
Demikian juga PDAM Tirta Nciho Dairi yang tahun 1993
meminjam dana dari pemerintah pusat tidak dapat membayar hutangnya bahkan kini
dihitung beserta bunganya hutang itu menjadi Rp. 13 miliar.
Direktur PDAM Tirta Nciho Dairi Ir. Rafael Ginting, MTL yang
dikonfrimasi Dari Pers perihal ketidaksehatan perusahaan daerah itu membenarkan
dan hutang terjadi sebelum pihaknya duduk di kursi direktur. Namun demikian
dikatakn salah satu cara untuk mengembalikan hutang sekaligus menjawab kwalitas
pelayanan PAM maka perusahaan daerah itu
harus berbenah secara manajemen termasuk peingkatan kwalitas para stafnya.
Rafael menyebutkan sejak tahun 1993 perusahaan itu tidak pernah
mengembalikan pinjaman dan bunga dari pinjaman terus bergulir hingga kini.
Penyebabnya karena perusahaan daerah itu tidak sehat sesuai hasil audit BPKP.
Diakui kalau kenaikan harga tarif air yang dinaikkan sejak
januari 2013 sebagai salah satu upaya untuk menyehatkan perusahana daerah itu.,
Disamping itu secara otomatis gaji staf PDAM akan naik minimal mengikuti Upah
Minimum Regional. Dengan demikian maka staf dapat dituntut bekerja lebih
berkwalitas seiring perhatian kesejahteraan staf.
Menjawab kemungkinan pemutihan hutang Rafael menyebutkan ada
harapan untuk itu namun bagaimana juga harus lebih dahulu membuat metode
bagaimana niat untuk menyelesaikan hutang karenas merupakan beban. “ jika nanti
ada pemutyhan kita akan senang namun harusnya secara moral juga harus
bertanggung jawab menyelesaikan pinjaman dahulu” ujarnya
Recruitmen Aneh
Sementara itu pola
recriutmen staf PDAM Tirta Nciho yang tidak jelas sejak dulunya diduga kuat
salah satu penyebab perusahana daerah ini sulit berkembang. Recruimet staf
untuk bisa bekerja di perusahaan ini diduga kuat awalnya hanya berdasar
jaringan famili dan yang dapat bekerja hanya orang-orang yang dekat dengan
kekuasan. Hal itu menyebabkan staf yang bekerja di perusahaan daerah ini
dipertanyakan kwalitas dan kemampuannya.
Kondisi ini juga yang
diduga kuat menyebabkan siapapun yang akan menjadi direktur utama di perusahaan
air minum ini akan sulit menerapkan manajemen modern karena keterbatasan
kwalitas staf yang dimilki. Cukup ironis sebuah perusahaan yang memang harus memikirkan profit justru
pola recriutmen karyawannya tidak melalui sebuah standarisasi. Buntutnya akan sulit sebuah perusahaan sehat
(R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar