Rabu, 14 November 2012

Rakyat Dairi Jenuh Butuh Bupati Serius


·               Renungkan 3 Pilar Pembangunan Yang Dibanggakan
       Sidikalang-Dairi Pers : Ketua DPC Nasdem Dairi DR (HC) Abdul Angkat, SH menyebutkan sejujurnya rakyat Dairi sudah jenuh dengan kondisi yang terjadi dan butuh penyegaran dengan vigur
Bupati yang serius. Serius dalam memperjuangkan nasib rakyat dan mau berkeringat untuk kepentingan rakyat. Rakyat Dairi sudah bosan dengan janji-jani dan tipe pemim pin yang hanya pandai bicara namun tidak berbuat. Dan Rakyat sudah bosan kepalsuan dan pamer kemewahan. Yang dibutihkan rakyat perubahan
       Dikatakan Abdul Angkat  apa yang terjadi di tengah masyarakat Dairi adalah perubahan pola pikir dimana rakyat sudah dewasa dan tidak ingin lagi salah dalam memilih. Menjawab apa yang diiinginkan masyarakat Dairi Abdul Angkat menyebutkan hasil dari survey yang dilakukannnya bersama Nasdem di beberapa kecamatan menunjukkan keinginan pilkada Dairi ke depan berlangsung jujur dan adil dan rakyat mulai benci dengan rekayasa dan intimidasi.

       Tren berikutnya yang sangat diharapkan rakyat pemimpin Dairi itu harus pelangi yakni mewakili unsur Toba dan Pakpak sebagai pemangku hak ulayat. Rakyat menginginkan kebersamaan. “ Bahkan harapan itu justru diminta oleh suku-suku lain di luar Pakpak. Kita  sangat menghargai pendapat itu  “ tegasnya
       Berkiatan dengan vigur calon wakil Abdul mengatakan harus pelangi suku,  agama . Namun berkaitan dengan harus di birokrat dikatakan bukan suatu keharusan. “ siapapun dari luar birokrat yang mengerti tentang birokrat mengapa tidak “ jelas Abdul Angkat.
       Saat dipertanyakan bagaimana penilaiannya berkaitan dengan pemerintahan sekarang. Abdul Angkat yang dikenal salah satu ring utama Join Pas pilkada silam mengakui  motto bekerja untuk Rakyat merupakan motto yang luar biasa namun dalam aplikasi penerapan dengan membawa para pejabat ke desa memegang cangkul adalah tindakan yang kebablasan dan cenderung tidak mengeti tupoksi. “ PNS dan pejabat eksekutif itu urusannya admninitrasi yang merumuskan kebijakan untuk kepentingan rakyat. Bukan langsung turun memegang cangkul atau kegiatan panen yang sama sekali ini tidak benar menurut tupoksi pemerintahan. Tugas pegawai itu bukan mencangkul tetapi memikirkan kebijakan yang pro rakyat” tegas Abdul
       Ditambahkannya rakyat inginkan sebuah program yang lebih dewasa dimana seorang bupati harus mampu menempatkan tupoksi seorang staf sesuai dengan bidangnnya. PNS tidak mengurusi panen. Lebih baik PNS diajak berfikir bagaimana memikirkan hasil panen petani agar harga jualnya tinggi di pasaran.
       Disebutkan kalau rakyat sudah semakin dewasa yang banyak belajar dari berbagai media elektronik, media cetak dan radio. Dengan banyaknya pencerahan ini maka rakyat semakin pintar dalam semua bidang . “ Saya berani mengatakan kalau dahulu rakyat butuh uang selembar dua lembar agar memilih seorang kandidat saya yakin pada pilkada Dairi mendatang jumlahnya sudah pasti berkurang drastic. Saya yakin tren penurunan nafsu akan uang itu menurun . Memang pasti ada juga yang mengharapkan uang . Warga seperti itu mungkin yang belum menyadari apa arti demokrasi. Untuk hal seperti ini tidak dapat dipaksakan namun inilah tugas yang harus dilakukan seluruh rakyat Dairi  untuk mencerahkan fikirannya jika ingin Dairi itu maju” sebutnya.
       Menjawab keberhasilan pemkab Dairi sekarang dikatakan Abdul Angkat tanpa ada sedikitpun interest pribadi namun murni untuk kepentingan rakyat Dairi rasanya harus obyektif menilai. Dikatakan tiga pilar yang didengungkan pemkab Dairi untuk memakmurkan rakyat Dairi dapat diuraikan yakni pilar pendidikan apa yang terjadi justru perubahan dahulunya sekolah gratis di Jaman MP Tumanggor kini pendidikan menjadi mahal meski itu seakan dilegitimasi oleh komite sekolah. Pertanyaannya sederhana anggran DAU Dairi lebih tinggi sekarang dibanding jaman Tumanggor namun sanggup menggaransi pendidikan gratis. Kini yang terjadi orang tua terbebani sejumlah pungutan dan uang buku.
       Pilar kedua pertanian fakta yang terjadi dilapangan sudah sejauh apa peran pemerintah Dairi untuk kebutuhan petani. Pernahkah pemkab Dairi memikirkan bagaimana agar harga panen petani tidak terlalu anjlok?. Benar ada bantuan bibit dari dinas pertanian dan bibit dari dinas kehutanan Dairi. “ Lihat saja dan jujur saja mendata siapa sesungguhnya yang banyak mendapat bibit itu? Apakah petani atau oknum-oknum PNS yang dekat dengan kekuasaan. Data saja kebanyakan pejabat dan PNS di Dairi yang mendapat bibit bantuan itu sedang rakyat hanya sekedarnya. Sakit memang mengatakan bibit un tuk rakyat namun kenyatan rakyat yang mana? Sebut Abdul
       Berkaitan dengan pilar ke tiga Kesehatan boleh jadi bangga karena mendapat penghargaan selembar surat dari pemerintah pusat namun pertayaannya apakah dengan selembar kertas lantas jaminan kesehatan rakyat Dairi menjadi beres?. Kenyataaan yang terjadi selama ini alokasi jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah) tertuju pada sekelompok orang dan kurang tepat sasaran. “ Sepertinya ada pilih memilih penerima jamkesda. Kenyataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak dapat teratasi. Hal ini ditandai dengan keluhan pelayanan kesehatan dari rakyat yang kerap hinggap di telinga. Sulitnya mengurusi surat-surat berobat serta mahalnya biaya berobat.
       Abdul menyebutkan tidak mau menggunakan istilah pemerintahan  Dairi sekarang telah gagal namun disebutkan harusnya ini yang perlu menjadi bahan renungan pemkab Dairi yang telah berani mengatakan untuk kemakmuran rakyat Dairi.
                Atas kondisi ini menurut Abdul Angkat rakyat telah jenuh bahkan ada rasa keputus asaan,. “ Adalah benar ada juga sekelompok orang yang merasa senang dengan kondisi ini. Dan itu tidak kita tiadakan namun itu jumlahnya sedikit . Namun sebuah program yang baik adalah mampu menyentuh kepetingan umum dan dirasakan luas oleh masyarakat. Bukan hanya dirasakan sekelompok orang “ sebutnya (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar