· Renungkan 3 Pilar Pembangunan
Yang Dibanggakan
Sidikalang-Dairi Pers : Ketua DPC Nasdem Dairi DR (HC) Abdul
Angkat, SH menyebutkan sejujurnya rakyat Dairi sudah jenuh dengan kondisi yang
terjadi dan butuh penyegaran dengan vigur
Bupati yang serius. Serius dalam
memperjuangkan nasib rakyat dan mau berkeringat untuk kepentingan rakyat.
Rakyat Dairi sudah bosan dengan janji-jani dan tipe pemim pin yang hanya pandai
bicara namun tidak berbuat. Dan Rakyat sudah bosan kepalsuan dan pamer
kemewahan. Yang dibutihkan rakyat perubahan
Dikatakan Abdul Angkat
apa yang terjadi di tengah masyarakat Dairi adalah perubahan pola pikir
dimana rakyat sudah dewasa dan tidak ingin lagi salah dalam memilih. Menjawab
apa yang diiinginkan masyarakat Dairi Abdul Angkat menyebutkan hasil dari
survey yang dilakukannnya bersama Nasdem di beberapa kecamatan menunjukkan
keinginan pilkada Dairi ke depan berlangsung jujur dan adil dan rakyat mulai
benci dengan rekayasa dan intimidasi.
Tren berikutnya yang sangat diharapkan rakyat pemimpin Dairi
itu harus pelangi yakni mewakili unsur Toba dan Pakpak sebagai pemangku hak
ulayat. Rakyat menginginkan kebersamaan. “ Bahkan harapan itu justru diminta
oleh suku-suku lain di luar Pakpak. Kita
sangat menghargai pendapat itu “
tegasnya
Berkiatan dengan vigur calon wakil Abdul mengatakan harus
pelangi suku, agama . Namun berkaitan
dengan harus di birokrat dikatakan bukan suatu keharusan. “ siapapun dari luar
birokrat yang mengerti tentang birokrat mengapa tidak “ jelas Abdul Angkat.
Saat dipertanyakan bagaimana penilaiannya berkaitan dengan
pemerintahan sekarang. Abdul Angkat yang dikenal salah satu ring utama Join Pas
pilkada silam mengakui motto bekerja
untuk Rakyat merupakan motto yang luar biasa namun dalam aplikasi penerapan
dengan membawa para pejabat ke desa memegang cangkul adalah tindakan yang
kebablasan dan cenderung tidak mengeti tupoksi. “ PNS dan pejabat eksekutif itu
urusannya admninitrasi yang merumuskan kebijakan untuk kepentingan rakyat.
Bukan langsung turun memegang cangkul atau kegiatan panen yang sama sekali ini
tidak benar menurut tupoksi pemerintahan. Tugas pegawai itu bukan mencangkul
tetapi memikirkan kebijakan yang pro rakyat” tegas Abdul
Ditambahkannya rakyat inginkan sebuah program yang lebih
dewasa dimana seorang bupati harus mampu menempatkan tupoksi seorang staf
sesuai dengan bidangnnya. PNS tidak mengurusi panen. Lebih baik PNS diajak
berfikir bagaimana memikirkan hasil panen petani agar harga jualnya tinggi di
pasaran.
Disebutkan kalau rakyat sudah semakin dewasa yang banyak
belajar dari berbagai media elektronik, media cetak dan radio. Dengan banyaknya
pencerahan ini maka rakyat semakin pintar dalam semua bidang . “ Saya berani
mengatakan kalau dahulu rakyat butuh uang selembar dua lembar agar memilih seorang
kandidat saya yakin pada pilkada Dairi mendatang jumlahnya sudah pasti
berkurang drastic. Saya yakin tren penurunan nafsu akan uang itu menurun .
Memang pasti ada juga yang mengharapkan uang . Warga seperti itu mungkin yang
belum menyadari apa arti demokrasi. Untuk hal seperti ini tidak dapat
dipaksakan namun inilah tugas yang harus dilakukan seluruh rakyat Dairi untuk mencerahkan fikirannya jika ingin Dairi
itu maju” sebutnya.
Menjawab keberhasilan pemkab Dairi sekarang dikatakan Abdul
Angkat tanpa ada sedikitpun interest pribadi namun murni untuk kepentingan
rakyat Dairi rasanya harus obyektif menilai. Dikatakan tiga pilar yang
didengungkan pemkab Dairi untuk memakmurkan rakyat Dairi dapat diuraikan yakni
pilar pendidikan apa yang terjadi justru perubahan dahulunya sekolah gratis di
Jaman MP Tumanggor kini pendidikan menjadi mahal meski itu seakan dilegitimasi
oleh komite sekolah. Pertanyaannya sederhana anggran DAU Dairi lebih tinggi
sekarang dibanding jaman Tumanggor namun sanggup menggaransi pendidikan gratis.
Kini yang terjadi orang tua terbebani sejumlah pungutan dan uang buku.
Pilar kedua pertanian fakta yang terjadi dilapangan sudah
sejauh apa peran pemerintah Dairi untuk kebutuhan petani. Pernahkah pemkab
Dairi memikirkan bagaimana agar harga panen petani tidak terlalu anjlok?. Benar
ada bantuan bibit dari dinas pertanian dan bibit dari dinas kehutanan Dairi. “
Lihat saja dan jujur saja mendata siapa sesungguhnya yang banyak mendapat bibit
itu? Apakah petani atau oknum-oknum PNS yang dekat dengan kekuasaan. Data saja
kebanyakan pejabat dan PNS di Dairi yang mendapat bibit bantuan itu sedang
rakyat hanya sekedarnya. Sakit memang mengatakan bibit un tuk rakyat namun
kenyatan rakyat yang mana? Sebut Abdul
Berkaitan dengan pilar ke tiga Kesehatan boleh jadi bangga
karena mendapat penghargaan selembar surat dari pemerintah pusat namun
pertayaannya apakah dengan selembar kertas lantas jaminan kesehatan rakyat
Dairi menjadi beres?. Kenyataaan yang terjadi selama ini alokasi jamkesda
(Jaminan Kesehatan Daerah) tertuju pada sekelompok orang dan kurang tepat
sasaran. “ Sepertinya ada pilih memilih penerima jamkesda. Kenyataan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat tidak dapat teratasi. Hal ini ditandai dengan keluhan
pelayanan kesehatan dari rakyat yang kerap hinggap di telinga. Sulitnya
mengurusi surat-surat berobat serta mahalnya biaya berobat.
Abdul menyebutkan tidak mau menggunakan istilah
pemerintahan Dairi sekarang telah gagal
namun disebutkan harusnya ini yang perlu menjadi bahan renungan pemkab Dairi
yang telah berani mengatakan untuk kemakmuran rakyat Dairi.
Atas
kondisi ini menurut Abdul Angkat rakyat telah jenuh bahkan ada rasa keputus
asaan,. “ Adalah benar ada juga sekelompok orang yang merasa senang dengan
kondisi ini. Dan itu tidak kita tiadakan namun itu jumlahnya sedikit . Namun
sebuah program yang baik adalah mampu menyentuh kepetingan umum dan dirasakan
luas oleh masyarakat. Bukan hanya dirasakan sekelompok orang “ sebutnya (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar